View Full Version
Ahad, 06 Apr 2014

Misi Perdamaian Menlu AS John Kerry di Timur Tengah Sudah Gagal

WASHINGTON DC (voa-islam.com) - Meteri Luar Negeri AS John Kerry merasa frustrasi dan tidak berdaya dalam usaha menciptakan perdamaian di Timur Tengah. John Kerry mengakui bahwa pembicaraan damai antara Israel dan Otoritas Palestina (PA), berkembang ke mana-mana, tanpa arah.

Bahkan Israel menuntut pembebasan mata-mata Israel yang dijatuhi hukuman seumur hidup di AS. John Kerry dipuncak frutasinya itu, kemungkinan akan sedang mengevaluasi peran AS sebagai broker proses perdamaian Timur Tengah. Nampaknya, AS sudah merasa gagal dan tidak mampu lagi, menjadi perantara (broker) dalam menengahi konflik antara Israel dan Palestina.

"Sudah saatnya kmai melihat realitas yang ada, dan kami berniat mengevaluasi secara tepat, apa langkah-langkah selanjutnya yang perlu diambil", ungkap Kerry.

"Ada batas waktu dan usaha AS, yang harus dijalankan, jika para pihak yang terlibat konflik tidak mau mengambil langkah-langkah konstruktif bergerak maju", kata Kerry.

Pembicaraan Sia-Sia John Kerry telah banyak melakukan kunjungan wilayah Pendudukan Palestina dan melakukan serangkaian pertemuan dengan para pemimpin Israel dan Palestina. Tetapi tidak berhasil. Hal yang sama juga dilakukan oleh banyak pendahulunya, seperti Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, Condoleezza Rice dan Madeline Albright, dan tidak ada terobosan apapun yang bisa dicapai.

Sejatinya, Obama dan John Kerry hanyalah mereproduksi kegagalan yang sama lagi, dan AS harus mencurahkan waktu, disertai dengan semangat dan belajar kejujuran, mengapa usaha-usaha yang dijalankan oleh AS selalu berakhir dengan kegagalan.

Karena, hakikatnya AS dan Israel, tidak pernah serius mengakhiri konflik antara Israel dan Palestina. AS dan Israel tidak bersedia memberikan hak dasar bagi rakyat Palestina merdeka. AS sepanjang sejarah telah mengabdi kepada kepentingan kelompok lobbi Yahudi seperti AIPAC, yang menjadi kelompok "pressure" (penekan) terhadap Gedung Putih, agar Washington tetap berada kepada fihak Israel, bukan kepada rakyat Palestina.

Pemerintahan AS tidak mampu obyektif menilai kebijakan AS di Timur Tengah. Salah satu aspek yang paling memalukan adalah sikap tunduk pemerintah AS kepada Israel, dan bentuk manifestasinya bahwa Israel selalu menolak dan melakukan sabotase terhadap rencana AS tentang "upaya perdamaian" di kawasan Timur Tengah.

AS memberi Israel ratusan miliar dolar selama bertahun-tahun dan membantu mengubah Israel menjadi kekuatan militer paling besar di Timur Tengah, dan mengubah seluruh kekuatan milite di kawasan itu, semua berkat bantuan luar biasa besarnya kepada Zionis-Israel, termasuk bantjuan teknologi militer Amerika kepada negara Yahudi itu.

Solusi bagi perdamaian di Timur Tengah sudah sangat absurd, dan tidak berguna, karen Israel tidak pernah mau bersedia memberikan uluran tangan guna perdamaian. Satu-satunya jalan solulsi bagi masa depan Palestina hanya dengan peperangan atau jihad guna menyelesaikan masalah pendudukan dan penjajajah oleh Israel di kawasan Palestina, seperti yang sudah dijalankan oleh Hamas. (afgh)


latestnews

View Full Version