View Full Version
Jum'at, 02 Oct 2009

Pelajaran dari Gempa Sumbar: 'Surau dah Runtuh'

Khutbah Jum'at di Masjid al-Muhajirin, Bekasi Utara, siang tadi, Jum'at (2/9/09) membuat para jama'ah terpaku. Tema yang disampaikan sang khatib berkait dengan musibah gempa bumi di Sumatera Barat dan salah kaprah kita dalam memandang bencana ini. 

Khatib menyampaikan khutbahnya dengan penuh semangat mangatakan bahwa bencana gempa bumi di Sumatera Barat yang menelan ribuan jiwa -bahkan informasi terbaru versi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) lebih dari 1100 orang- dan ribuan lainnya luka-luka, bukan hanya fenomena alam yang bersifat alamiah. Memang terkadang majunya ilmu pengetahuan dan teknologi semakin menjauhkan kita dari  mengagungkan sang pencipta. Seolah-olah bumi punya kemauan sendiri untuk bergeser sehingga terjadinya gempa bumi. Padahal bumi adalah makhluk Allah yang sangat taat kepada-Nya. Dia tidak bergerak dan bergeser kecuali atas izin Allah. "lalu Dia (Allah) berkata kepadanya (langit) dan kepada bumi, 'datanglah kamu berdua menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa'. Keduanya menjawab, 'kami datang dengan suka hati'." (QS. Fushilat: 11).

Oleh karenanya, musibah ini perlu disikapi oleh seorang muslim dengan menggunakan kacamata iman. Bahwa tiada suatu musibah yang terjadi di muka bumi kecuali dengan izin Allah,

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ

"Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah." (QS. At-Taghaabuun: 11)

Tiada satu musibah yang terjadi di muka bumi kecuali akibat dari kesalahan mereka sendiri. Allah berfirman: "Dan apa musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)." (QS. Asy-Syura: 30)

Allah tidak pernah mendzalimi hamba-hamba-Nya. Bahkan hamba sendiri lah yang mendzalimi diri mereka sendiri.

Bencana dan musibah yang menimpa penduduk bumi hanya sebagian dari kemaksiatan yang mereka lakukan. Sedangkan kemasiatan yang dimaafkan oleh Allah jauh lebih banyak.

"Jika Allah menghukum manusia karena kezalimannya, niscaya tidak akan ditinggalkan-Nya di muka bumi sesuatu pun dari makhluk yang melata, tetapi Allah menangguhkan mereka sampai kepada waktu yang ditentukan." (QS. An-Nahl: 61)

Lalu apa kesalahan yang dibuat oleh negeri ini , pada umumnya, sehingga musibah datang silih berganti, dan penduduk Sumatera Barat, Padang dan Pariaman pada khususnya. Padahal mereka mayoritas beragama Islam. bahkan, banyak para tokoh Islam dan negarawan yang lahir dari sana.

Dalam kehidupan bangsa ini pada umumnya sangat jauh dari tuntunan Ilahi. Sistem kehidupan kita banyak mengadopsi dari orang kafir, Yahudi, dan Nasrani. Dalam masalah politik, kehidupan kita diatur oleh sistem demokrasi yang sangat bertentang dengan sistem politik Islam, akibatnya syariah Islam dibuang jauh-jauh. Dalam masalah ekonomi diatur dengan sistem kapitalis. Sedangkan dalam pergaulan sistem liberal dan serba boleh menjadi pilihan. Adapun syariah Islam dibuang jauh-jauh.

Lebih khusus lagi di daerah Padang dan sekitarnya, sejak 50 tahun terakhir masjid-masjid mulai ditinggalkan, sehingga muncul istilah 'surau-surau dah pada runtuh'. Sistem kehidupan warga sudah sangat materialistik, jauh dari kehidupan islami. tradisi dan adat istiadat warisan nenek moyang dipegang teguh, sedangkan tuntunan Islam ditinggalkan. Mabuk-mabukan bungan menjadi pemandangan yang ganjil di sana, terutama ketika ada pesta-pesta, dan masih banyak lagi kemaksiatan-kemaksiatan lainnya yang diakui oleh perantau dari Sumbar.

Semoga kita cukup cerdas dalam melihat bencana ini. banyaknya pemberitaan di layar kaca yang jauh dari nilai Islami tidak semakin menjauhkan kita dari nilai-nilai keimanan, sehingga kita hanya berusaha tanpa mau berdoa kepada Yang Kuasa. Bencana ini bukan hanya kejadian fenomena alam. Allah yang telah memerintahkan dan mengizinkan untuk terjadinya gempa. Dan semua itu disebabkan karena kemaksiatan penduduk negeri tersebut. Semoga musibah ini menjadi bahan introspeksi diri, selanjutnya diikuti dengan taubat dari kesalahan-kesalahan dan didikuti dengan meningkatkan takwa dan keimanan. (PurWD/voa-islam)


latestnews

View Full Version