View Full Version
Rabu, 11 Sep 2013

Kebaikan Si 'Kafir' Hary Tanoe Tak Berguna Untuknya di Akhirat

Oleh: Badrul Tamam

Hary Tanoesoedibjo, CEO MNC Group selaku pihak penyelenggara kontes ‘Menjijikkan’ Miss World 2013membanggakan kebaikan dan amal-amal shalihnya. Seolah-olah merasa semua itu termasuk amal ibadah yang diterima sehingga meningkat level keshalihannya. Boleh jadi dia beranggagapan semua itu menjadi modal baginya masuk surga kelak. Sehingga ia menjadikannya sebagai penguat sikap arogansinya yang tidak mau mendengarkan suara keyakinan mayoritas penduduk negeri ini untuk tidak menyenggarakan kontes ‘syetan’ Miss World di Indonesia. Bahkan Si Kafir Hary tetap getol memaksakan agar final diselenggarakan di daerah Ibu kota yang notabene banyak dihuni umat Islam yang memiliki ajaran tegas tentang aurat.

Padahal, semua bentuk amal ‘shaleh’ dan kebaikannya tak akan diterima dan tidak pula bermanfaat untuknya di akhirat karena ia seorang kafir. Karena ia tidak beriman kepada Allah, pencipta langit & bumi serta apa yang ada di dalamnya.

Hary ingkar dan kufur kepada nikmat-nikmat Allah dengan Rasul yang diutus, kitab yang diturunkan, ajaran terbaik, dan menggunakan nikmat-nikmat duniawi pemberian Allah untuk menentang-Nya.

Siapa saja orang kafir kepada Allah dan tidak mau memeluk Islam maka amal kebaikan tak berguna untuk dirinya sedikitpun juga. Di akhirat ia akan menjadi manusia merugi. Dimasukkan ke neraka jahannam selama-lamanya. Menjadi bahan bakar api neraka yang menyala-nyala. Yakni, jika ia tak mau masuk Islam dan beriman kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala  menjelaskan nasib buruk amal orang kafir,

وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا

“Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.” (QS. Al-Furqan: 23)

وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَعْمَالُهُمْ كَسَرَابٍ بِقِيعَةٍ يَحْسَبُهُ الظَّمْآَنُ مَاءً حَتَّى إِذَا جَاءَهُ لَمْ يَجِدْهُ شَيْئًا وَوَجَدَ اللَّهَ عِنْدَهُ فَوَفَّاهُ حِسَابَهُ وَاللَّهُ سَرِيعُ الْحِسَابِ

Dan orang-orang yang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apa pun. Dan di dapatinya (ketetapan) Allah di sisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya.” (QS. Al-Nuur: 39)

Diriwayatkan dari Ibunda Aisyah Radliyallah 'Anha, berkata: “Aku bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, 'Ya Rasulallah, Ibnu Jud'aan sewaktu Jahiliyah telah menyambung silaturahim dan memberi makan orang miskin, apakah hal itu bermanfaat baginya?”

Beliau menjawab, "Tidak bermanfaat baginya karena tak pernah sehari pun dia berucap, “Ya Allah Tuhanku, ampunilah dosa kesalahanku pada hari pembalasan.” (HR. Muslim)

Imam an Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim menerangkan makna hadits ini, "Bahwa apa yang telah dikerjakannya berupa menyambung silaturahim, memberi makan, dan berbagai kemuliaan lainnya tidak memberikan manfaat baginya di akhirat, dikarenakan dia seorang kafir.”

Apalagi terdengar kabar dari pengakuan Hary Tanoe kalau orang tuanya seorang muslim yang rajin shalat yang kemudian dia memilih kekafiran atau menjadi kafir, maka statusnya menjadi murtad. Dan Allah Ta’ala manjelaskan bahwa mati di atas kemurtadan menghapuskan seluruh amal shalih di dunia dan akhirat, dan mengakibatkan kekal di dalam Neraka.

وَمَنْ يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآَخِرَةِ وَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

Barang siapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah: 217)

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بَعْدَ إِيمَانِهِمْ ثُمَّ ازْدَادُوا كُفْرًا لَنْ تُقْبَلَ تَوْبَتُهُمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الضَّالُّونَ

Sesungguhnya orang-orang kafir sesudah beriman, kemudian bertambah kekafirannya, sekali-kali tidak akan diterima tobatnya; dan mereka itulah orang-orang yang sesat.” (QS. Ali Imran: 90) Siapa yang kafir setelah sebelumnya beriman dan terus-terusan kafir dan tidak mau bertaubat sampai datang kematian, maka sekali-kali Allah tidak akan menerima taubatnya ketika ajal menjemputnya. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version