Penulis : Muhammad Rizki
Jika kita ditanya, “apakah Anda takut dimasukkan ke neraka?” Kita pasti menjawab, “ya”. Seratus persen akan menjawab, “Aku takut masuk neraka, aku tidak sanggup masuk neraka.” Tapi seringnya, pengakuan itu hanya terucap pada lisan saja. Nyatanya kita mengaku takut akan masuk neraka, tetapi berani melakukan amalan-amalan yang menjerumuskan ke neraka.
Seandainya Allah tampakkan neraka kepada kita, pasti kita tidak akan pernah tersenyum, tertawa, bahagia selama-lamanya. Karena betapa dahsyatnya siksa neraka. [Baca: Gambaran Dahsyatnya Siksa Neraka dalam Al-Qur'an]
Neraka adalah seburuk-buruk tempat kembali di akhirat. Allah Ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَ إِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا إِنَّهَا سَاءَتْ مُسْتَقَرًّا وَمُقَامًا
“Dan orang-orang yang berkata “ Ya Tuhan kami, jauhkan adzab Jahannam dari kami, sesungguhnya adzabnya itu adalah kebinasaan yang kekal. Sesungguhnya Jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman” (QS. Al Furqan: 65-66)
Renungilah akan hal ini, apakah kita tidak takut masuk kedalam golongan Ahlun Nar?
Apakah kita tidak takut api yang panasnya tujuh puluh kali lipat panasnya dibanding api yang paling panas di dunia menyentuh kulit kita?
Sampai kapan kita terus melakukan amalan-amalan yang mendekatkan diri kita kepada neraka?
Kita mengaku takut kepada neraka, tetapi sikap kita justru ingin masuk neraka. Na’udzubillah.
Jagalah diri kita dari api neraka. Takutlah kepada neraka yang isinya siksa Allah dan kemurkaan-Nya. [Baca: Selamatkan Dirimu dari Neraka Dengan Sedekah]
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak pernah mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkannya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (QS. Al- Tahrim: 6)
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
فَلْيَتَّقِيَنَّ أَحَدُكُمْ النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ فَإِنْ لَمْ يَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ
“Hendaknya salah seorang kamu menjaga dirinya dari api neraka, walaupun dengan sebutir korma. Jika kalian tidak mendapatkannya, maka hendaklah dengan kalimat thayyibah” (HR. Muslim)
Yusuf bin Athiyah, meriwayatkan dari Ma’la bin Ziyad, ia berkata “Suatu ketika Haram bin Hayyan pernah keluar pada malam hari dan berteriak dengan suara lantang, “Saya sangat heran, kenapa orang yang berharap surga justru tertidur lelap, tidak mengejarnya, dan orang yang benci neraka tertidur, tidak mau lari darinya?” Kemudian dia membaca sebuah ayat “Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur.” (QS. Al-A’raf: 97)
Iya benar, mengapa kita yang katanya takut kepada neraka malah terlena dengan dunia, membuang waktu untk hal-hal yang tidak bermanfaat, padahal waktu itu bisa manfaatkan untuk beramal dengan amalan para penduduk surga. Namun kita lalai, bahkan diantara kita membuang waktu dan umurnya hanya untuk melakukan maksiat. Kita adalah para pendusta yang mengaku takut tapi berani melakukan apa yang kita takutkan. Sekarang coba anda bakar jari anda di sebuah lilin, apakah Anda kesakitan? Pasti anda menjawab, ya. Sekarang renungkan, api kecil yang ada di lilin saja sudah membuat Anda tersiksa, apalagi neraka yang sangat dahsyat. Mengapa kita justru berani mendekatinya dengan melakukan maksiat? [Baca: Siksa Neraka Paling Ringan]
Abu Mahdi berkata “Sufyan Ats Tsauri selalu tidur lebih awal dan terbangun pada malam harinya, kemudian ia menyeru “Api neraka, api neraka, saya sibuk memikirkan api neraka daripada tidur dan syahwat” Kemudian ia wudhu, dan setelah itu berdoa “Ya Allah, sesungguhnya Engkau lebih mengetahui kebutuhanku, yang tidak diketahui orang lain. Saya hanya memohon kepadaMu, agar selamat dari api neraka”
Dari Atha’ Al Khurasani Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata “ Uwais Al Qarni pernah berhenti pada dua tempat pengolahan besi, kemudian ia memperhatikan para pekerja, bagaimana mereka memanaskan besi itu sehingga meleleh, ia juga mendengarkan suara api membakar besi itu, kemudian ia terdiam.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman (artinya), “Sesungguhnya kami telah siapkan bagi orang-orang yang zhalim siksaan api neraka yang gejolaknya mengepung mereka” (QS. Al-Kahfi: 29) perhatikanlah dan resapilah maknanya, di neraka itu sangat panas, saya tentu tidak dapat membuat perumpamaan panasnya seperti apa, yang jelas, api di dunia ini saja sudah sangat panas, apalagi api neraka! Para penduduk neraka pasti akan merasakan kehausan, karena di dalamnya sangat panas, dahaga memuncak tidak tertahankan, mereka berteriak meminta air minum! Maka Allah akan memberi mereka minum. Allah ta’ala berfirman (artinya), “Dan jika mereka meminta minum, niscaya akan diberi minuman air seperti logam yang terlebur dan menghanguskan muka mereka. Itulah seburuk-buruk minuman dan tempat istirahat yang paling buruk”( Al Kahfi : 29 )
Di lain ayat “Apakah yang demikian itu sama dengan penderitaan orang-orang yang kekal dalam neraka, yang diberi minuman air yang mendidih, sehingga putus-putus usus perut mereka” (QS. Muhammad: 15 )
Dan ayat lain “Di hadapannya terdapat neraka Jahannam dan dia akan diberi minuman dari nanah. Dipaksakan meminum nanah itu, tetapi ia tidak dapat menelannya, lalu datang kepadanya bahaya maut dari seggala penjuru, tetapi ia tidak juga mati dan dihadapannya terdapat siksaan yang amat keras” (QS. Ibrahim: 16-17)
Imam Ahmad bin Hanbal berkata “Rasa takut akan siksaan neraka menghalangiku untuk makan dan minum”
Sa’ad bin Ibrahim, ia berkata “Abdurrahman diberi makanan untuk berbuka saat dia sedang puasa, kemudian ia membaca ayat “Sesungguhnya di sisi kami ada belenggu yang berat dan neraka. Serta makanan yang mencekik leher dan siksaan yang pedih” Maka ia menangis sejadi-jadinya dan tidak berbuka, sampai makanannya diambil kembali oleh si pemberi. Wallahu A’lam. [PurWDvoa-islam.com]
* Kirimkan artikel dakwah terbaik Anda ke [email protected].
* Konsultasi Syariah: [email protected] / 087781227881 (WA/SMS)