View Full Version
Senin, 10 Aug 2015

Para Suami, Lakukan 5 Perkara ini di Malam Pertama

Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Malam pertama adalah malam istimewa yang dinanti-nanti pengantin baru. Bagi yang belum menikah istilah ‘malam pertama’ terbayang sebagai malam impian dalam bayangan. Saat seorang laki-laki bertemu pertama dengan wanita yang baru saja ia terima sebagai istrinya. Sebelumnya, istrinya adalah orang lain yang haram disentuh, dipandang, apalagi ‘disayang’. Sekarang -seolah – semua telah halal baginya.

Rasa berbunga-bunga di pertemuan malam pertama diliputi malu, canggung dan bingung. Perasaan berkecamk yang tak menentu menjadi satu. Banyak yang mengaku tak bisa tidur semalaman di malam pertamanya.

Bagi suami khususnya, memiliki peran penting mencairkan suasana di malam pertama. Panduan sunnah di malam itu haruslah ia jaga agar malam pertamanya menjadi malam barakah yang membahagiakan. Apa saja itu?

Pertama, Saat suami menemui istrinya di kamar pengantinnya hendaknya ia mengucapkan salam kepadanya. Bukan saja ini sunnah yang bersifat umum dan doa kesejahteraan untuk orang-orang beriman. Tapi berfungsi juga untuk mencairkan suasana dan mengondisikan istri dalam berkomunikasi ke suaminya.

Ummu Salamah Radhiyallahu 'Anha menceritakan, ketika Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi telah menikahinya, dan tatkala beliau mendekatinya di malam pertamanya maka beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengucapkan salam. [Akhlaaqun Nabiyy, karya Abusy Syaikh (199) dengan sanad hasan]

Kedua, ia memberikan minuman manis atau makanan ringan kepada istrinya. Ini berguna untuk merelakskannya. Ketegangan istri akan sedikit reda. Rasa canggungnya juga akan sedikit cair. Ini juga bukti kelemahlembutan, perhatian, dan rasa sayang suami ke istrinya.

Diriwayatkan dari Asma’ binti Yazid bin Assakan, saat Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam mendatangi ‘Aisyah di malam pertamanya, maka Nabi duduk di sampingnya. Susu pun dihidangkan dan rasul meminumnya, setelah itu susu diberikan kepada ‘Aisyah. Dengan perasaan malu ‘Aisyah menundukan kepala. Kemudian Asma’ berkata, “ambilah gelas itu dari tangan Nabi.” Aisyah pun mengambil gelas itu dan ،meminumnya sedikit. (HR. Ahmad)

Ketiga, ia dekati istrinya dan letakkan tangan kanannya di ubun-ubun istrinya seraya berdoa dengan pelan,

اَللَّهُمَّ اِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ وَأَعُوْذُبِكَ مِنْ شَرِّهَا وَمِنْ شَرِّمَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ

Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kebaikannya dan kebaikan yang Kau Ciptakan padanya. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukannya dan keburukan yang Kau ciptakan padanya.” (HR Abu Daud dan An-Nasa’i. Hadits ini dihassankan Syaikh Al-Albani)

Keempat, ajak istri shalat dua rakaat dengan diimami dirinya.

Diriwayatkan Imam Abdul Razaq di Mushannafnya, ada seorang laki-laki datang kepada Abdullah bin Mas’ud dan berkata: sesungguhnya aku menikahi hamba sahaya perempuan yang masih muda dan aku takut ia membenciku. Kemudian Ibnu Mas’ud berkata kepadanya,

إِنَّ الْإِلْفَ مِنَ اللهِ وَالَفَرْكَ مِنَ الشَّيْطَانِ يُرِيْدُ أَنْ يَكْرَهَ إِلَيْكُمْ مَا أَحَلَّ اللهُ لَكُمْ فَإِذَا اَتَتْكَ فَمُرْهَا أَنْ تُصَلِّيَ وَرَاءَكَ رَكْعَتَيْنِ

“Sesungguhnya rasa sayang (kecocokan) itu dari Allah sedang kebencian itu dari setan, dia menginginkan kebencian diantara kamu sekalian terhadap apa yang Allah halalkan kepadamu, bila sikap seperti itu mendatangimu maka perintahkan istrimu untuk shalat dua rakaat di belakangmu (bermakmum).” (juga tertera di Mushannaf Ibnu Abi Syaibah: III/560 dan Al-Mu’jamul Kabir: IX/204)

Kelima, baca doa sebelum memulai ’perang’ di malam itu, dan juga ‘perang’ di kesempatan-kesempatan sesudahnya.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “Kalau saja ketika setiap orang dari kalian mendatangi istrinya mengucapkan:

بِسْمِ اللهِ اَللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا

“Dengan menyebut nama Allah, ya Allah, jauhkanlah aku dari setan dan jauhkanlah setan dari apa yang Kau anugerahkan kepada kami.”

Apabila ditakdirkan dari keduanya mendapatkan anak maka setan tidak akan dapat membahayakannya selama-lamanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Penutup

Malam pertama pasti memiliki catatan sendiri bagi pasangan suami istri. Malam itu memang malam keduanya. Haruslah dimanfaatkan sebaik-baiknya, agar pertemuan istimewa dengan istri yang baru dinikahinya itu memiliki kenangan indah yang tak terlupakan. Kata sebagian orang, semuanya tidak harus ‘tuntas’ di malam itu. Tapi yang lebih penting adalah malam itu menjadi malam istimewa penuh kenangan indah untuk keduanya. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version