View Full Version
Rabu, 01 Feb 2017

Keutamaan Kalimat Laa Ilaaha Illallaah

Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Laa Ilaaha Illallah adalah kalimat agung yang dengannya tegak langit dan bumi. Untuknya diciptakan manusia, diutus para rasul, dan diturunkan kitab-kitab dari langit.

Dengan Laa Ilaaha Illallah ini terbelah manusia menjadi mukmin dan kafir. Kalimat yang menjadi Miftah Daaris Sa'adah; menentukan nasib manusia di akhirat sebagai penghuni surga atau neraka.

Inilah kalimat takwa yang Allah sebutkan dalam firmannya,

فَأَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَى رَسُولِهِ وَعَلَى الْمُؤْمِنِينَ وَأَلْزَمَهُمْ كَلِمَةَ التَّقْوَى وَكَانُوا أَحَقَّ بِهَا وَأَهْلَهَا

Lalu Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mukmin dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat takwa dan adalah mereka berhak dengan kalimat takwa itu dan patut memilikinya.” (QS. Al-Fath: 26)

Disebut kalimah taqwa karena orang yang mengucapkannya wajib menjauhi kemurkaan Allah dan siksa-Nya dengan tidak melakukan kesyirikan dan maksiat. Kemudian ia ikhlas ibadah kepada Allah dan mengikuti syariat-Nya yang disampaikan utusan-Nya.

Kalimat inilah yang dimaksud sebagai Kalimah Thayibah pada firman Allah Subahanahu wa Ta'ala,

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِتُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ

Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.” (QS. Ibrahim: 24-25)

Imam Ibnu Katsir menukil ucapan Ali bin Abi Thalhah tentang perkataan Ibnu Abbas dalam firman Allah Ta’ala,

مَثَلا كَلِمَةً طَيِّبَةً(kalimat yang baik): syahadat Laa Ilaaha Illallah.

 كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ(seperti pohon yang baik) : seorang mukmin.

أَصْلُهَا ثَابِتٌ(akarnya teguh) : Laa Ilaaha Illallah dalam hati seorang mukmin.

وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ(cabangnya menjulang ke langit) : amal seorang mukmin diangkat ke langit.

Laa Ilaaha Illallaah adalah Qaulun Tsabit (ucapan teguh) yang Allah teguhkan orang-orang beriman  dengannya –di antaranya saat menghadapi kematian sehingga mampu mengucapkannya dan saat ditanya di kuburnya-.

يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ

Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat.” (QS. Ibrahim: 27)

Seseorang yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallaah didasari ilmu keikhlasan, dan kejujuran; maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga.

Diriwayatkan di Shahih Muslim dari Utsman Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersadba,

من مات وهو يعلم أنه لا إله إلا الله دخل الجنة

Siapa meninggal dunia sementara dia mengetahu bahwa tiada tuhan yang berhak diibadahi kecuali Allah pasti masuk surga.

Dalam haidts lain,

ما من عبد قال لا إله إلا الله ثم مات على ذلك إلا دخل الجنة

Tidaklah seorang hamba mengucapkan Laa Illa Illallah kemudian ia meninggal dunia di atas ucapan itu kecuali pasti masuk surga.” (HR. Al-Bukhari dari Abu Dzar Radhiyallahu 'Anhu)

Dalam Al-Shahih juga, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya Allah haramkan neraka bagi orang yg mengucapkan Laa Ilaaha Illallaah dengan menari wajah Allah.

Dan siapa yang dalam hatinya masih terjaga Laa Illaha Illallaah pasti akan dikeluarkan dari neraka dan dimasukkan ke surga.

يخرج من النار من قال لا إله إلا الله وفي قلبه وزن شعيرة من خير ويخرج من النار من قال لا إله إلا الله و في قلبه وزن برة من خير ويخرج من النار من قال لا إله إلا الله وفي قلبه وزن ذرة من خير

"Akan keluar dari neraka orang-orang yang mengucapkan La Ilaaha Illallaah, sedangkan dalam hatinya terdapat kebaikan seberat biji beras. Akan keluar dari neraka orang-orang yang mengucapkan La Ilaaha Illallaah sedangkan dalam hatinya terdapat kebaikan seberat biji gandum. Akan keluar dari neraka orang-orang yang mengucapkan La Ilaaha Illallaah sedangkan dalam hatinya terdapat kebaikan seberat biji sawi." (HR. Al-Bukhari dari Anas bin Malik)

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam juga menyampaikan bahwa orang yang paling berbahagia mendapatkan syafa’at dari beliau di hari kiamat kelak adalah orang yang mengucapkan La Ilaaha Illallaah murni dari hatinya. (HR. Al-Bukhari dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu)

Keagungan kalimat La Ilaaha Illallaah ini akan ditunjukkan di akhirat saat tujuh langit beserta para penghuninya dan tujuh bumi diletakkan di satu daun timbangan. Lalu Laa Illaha Illallaah di daun timbangan yang lain. Maka ‘La Ilaaha Illallaah’ akan lebih berat.

Keterangan ini diriwayatkan oleh Ibnu Hibban di Shahhnya dan Al-Hakim di Mustadraknya dari perbincangan langsung antara Nabi Musa dan Allah Tabaraka wa Ta’ala.

Kalimat serupa juga diriwayatkan Imam Ahmad dalam Musnadnya yang dishahihkan Syaikh Al-Albani di Silsilah Shahihnya, no. 134; dari wasiat Nabi Nuh álaiahis salam kepada putranya menjelang wafatnya.

Hadits Bitaqah (jartau) di Musnad Ahmad, Sunnah Al-Tirmidzi, dan Sunnah Ibnu Majah juga membuktikan keutamaan kalimat Laa Ilaaha Illallaah. Di mana 99 buku catatan hamba yang apabila digelar sejauh mata memandang berisi keburukan. Kemudian di datangkan kepadanya kabaikannya berupa kartu yang bertuliskan dua kalimat syahadat. Ternyata, saat ditimbang lebih berat kartu tersebut. Allahu Akbar!!

Dari ulasan ini, pantaskan seorang muslim menghinakan kalimat ini dengan mengesankan sebagai kalimat yang mengotori kesucian merah putih?

Pantaskah seorang muslim menilai kalimat ini sebagai kalimat hina yang menurunkan kemuliaan merah putih; apabila dituliskan padanya? Sehingga mengkriminalkan orang yang menentengnya.

Tidaklah membenci kalimat ini –sebagaimana dituturkan Al-Qur'an- kecuali orang yang sombong dan dekat kepada kemusyrikan.

إِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ يَسْتَكْبِرُونَ

Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: "Laa Ilaaha Illallaah" (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri.” (QS. Al-Shaaffaat: 34-35) Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version