Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Setelah Nabi Ibrahim menyelesaikan pembangunan Baitullah dengan dibantu puteranya -Ismail-, Allah perintahkan kepada khalil-Nya untuk menyeru manusia agar mendatangi rumah-Nya ini guna mentauhidkan-Nya, beribadah, berdzikir dan bersyukur kepada-Nya dalam ibadah haji.
Allah Subahanahu wa Ta'ala berfirman,
وَأَذِّن فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَىٰ كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِن كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍلِّيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّـهِ فِي أَيَّامٍ مَّعْلُومَاتٍ عَلَى مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ
“Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh, supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak.” (QS. Al-Hajj: 27-28)
Imam Ibnu Katsir Rahimahullah menjelaskan,
أي:ناد في الناس داعيا لهم إلى الحج إلى هذا البيت الذي أمرناك ببنائه
“Maksudnya: serulah manusia menyeru mereka melaksanakan haji ke rumah ini yang Kami perintahkan kamu membangunnya.”
Disebutkan bahwa Nabi Ibrahim berkata: “Wahai Tuhanku, bagaimanakah saya menyampaikan seruan itu kepada manusia sedangkan suara saya tidak dapat mencapai mereka?" Allah Subahanahu wa Ta'ala berfirman, "Serulah kamu, dan Akulah yg akan menyampaikannya."
Maka Nabi Ibrahim berdiri di maqamnya. Menurut pendapat lain adalah di atas sebuah batu.
Menurut pendapat yang lainnya di atas bukit Shafa. Dan menurut pendapat yang lainnya lagi, bahwa Ibrahim menaiki bukit Abu Qubais lalu berseru, "wahai manusia, sesungguhnya tuhan kalian telah membuat sebuah rumah (baitullah), maka berhajilah (berziarahlah) kelaian kepadanya."
Menurut satu pendapat, setelah Nabi Ibrahim mengumandangkan seruan itu semua bukit dan gunung merendahkan dirinya sehingga suaranya mencapai seluruh permukaan bumi. Bayi-bayi yang masih di dalam rahim dan di tulang sulbi dapat mendengar seruannya. Dan segala sesuatu yang mendengar suaranya menjawabnya; baik batu-batuan, pohon-pohonan, dan lain sebagainya. di dengar pula oleh semua orang yang telah Allah catat bahwa ia akan mengerjakan haji sampai hari kiamat. Jawaban mereka, "Labbaika Allahumma Labbaik (Kami penuhi seruan-Mu, ya Allah. Kami penuhi seruan-Mua, Ya Allah".
“Demikian garis besar dari apa yang telah diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Mujahid, Ikrimah, dan Sa'id bin Jubair serta selainnya yang bukan hanya seorang dari kalangan ulama salaf. Wallahu A’lam” selesai nukilan dari tafsir Ibni Katsir.
Ibnu Abbas Radhiyallahu 'Anhu menceritakan, “Setelah Ibrahim selesai membangun Ka’bah, dikatakan kepadanya: Serulah manusia melaksanakan Haji!
Ibrahim menjawab: Wahai Tuhanku, apakah suaraku sampai ke mereka?
Allah berfirman: Serulah, dan kewajiban kami menyampaikan –seruan itu-.
Kemudian Ibrahim berseru:
أيها الناس! كُتب عليكم الحج إلى البيت العتيق فحُجّوا
“Wahai manusia, telah diwajibkan haji ke Baitul ‘Atiq (baitullah) atas kalian, maka berhajilah kalian.”
Ibnu Abbas melanjutkan, “Apa saja yang ada di antara langit dan bumi mendengar seruan itu, tidaklah engkau lihat manusia dari penjuru bumi datang bertalbiyah?!”
Dalam lafadz lain dari Ibnu Abbas Radhiyallahu 'Anhuma, ia berkata: Ibrahim berdiri di atas batu lalu menyeru,
يا أيها الناس كتب عليكم الحج، فأسمع من في أصلاب الرجال وأرحام النساء، فأجابه من آمن ومن كان سبق في علم الله أنه يحج إلى يوم القيامة: لبيك اللهم لبيك
“Wahai manusia, diwajibkan haji atas kalian. Orang-orang yang masih di sulbi para laki-laki dan di rahim para wanita mendengarnya. Lalu orang-orang beriman menjawabnya dan orang-orang yang telah Allah catat akan berhaji sampai hari kiamat “Labbaika Allahuma Labbaika (Kami penuhi seruan-Mu, ya Allah. Kami penuhi seruan-Mua, Ya Allah).” (Diriwayatkan Al-Faqihi dengan isnad shahih)
Pengagungan terhadap rumah Allah dalam bentuk ibadah haji dan ibadah kepada-Nya akan tetap dilestarikan oleh para muwahhidin dari keturunan Khalilurrahman ‘Alaihis Salam. Ini tetap berlangsung sampai hari ini; di mana kita lihat jutaan manusia memenuhi Baitullah dan masya’ir haram untuk berhaji.
Sambutan terhadap seruan mulia Nabi Ibrahim di atas akan berlangsung sampai akhir zaman. Bahkan ketika Nabi Isa ‘Alaihis Salam kelak turun untuk membunuh Dajjal beliau juga melaksanakan Haji ke Baitullah sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dan menyambut seruan Nabi Ibrahim ‘Alaihis Salam.
. . . Tak seorang muslimpun kecuali dia rindu melihat Ka’bah, berthawaf dan shalat di sisinya, melaksanakan umrah dan haji . . .
Sambutan luar biasa sepanjang zaman untuk ibadah haji ini adalah pengabulan doa Nabi Ibrahim ‘Alaihis Salam yang dipanjatkan ketika meninggalkan Istri dan anaknya di lembah Makkah atas perintah Allah.
رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ
“Wahai Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” (QS. Ibrahim: 37)
Tak seorang muslimpun kecuali dia rindu melihat Ka’bah, berthawaf dan shalat di sisinya, melaksanakan umrah dan haji. Kaum muslimin datang mengunjungi rumah Allah yang mulia dari segala penjuru bumi dan negeri.
Semoga Allah meneguhkan kita di atas Dien Tauhid yang diserukan Nabi Ibrahim dan tercatat sebagai orang yang mengunjungi rumah-Nya yang mulia. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]