Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Permusuhan setan terhadap umat manusia dimulai sejak diusirkanya dari surga karena menolak perintah Allah untuk sujud kepada Adam.
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam", maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya.” (QS. Al-Kahfi: 50)
Penolakan itu disebabkan sifat sombong yang mengakar dalam dirinya.
أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ
“Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah.” (QS. Al-A’raf: 12)
Karena sebab kesombongannya tersebut dan menolak perintah Allah, Iblis dilaknat dan diusir dari surga,
قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيمٌ وَإِنَّ عَلَيْكَ اللعْنَةَ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ
“Allah berfirman: "Keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk, dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari kiamat".” (QS. Al-Hijr: 34-35)
Setelah itu, kedengkian dan permusuhan Iblis terhadap Nabi Adam dan keturunannya semakin membuncah. Ia minta kepada Allah agar diberi kekal hidup sampai hari kiamat untuk melampiaskan dendam dan kebenciannya kepada keturunan Adam (umat manusia).
قَالَ أَنْظِرْنِي إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ قَالَ إِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِينَ
“Iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan".
Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh.” (QS. Al-A’raf: 14-15)
Iblis mengusahakan berbagai cara untuk menyesatkan umat manusia dan menjadikan mereka sebagai pengikutnya. Bahkan Iblis berkeinginan untuk menjadikan manusia sebagai budaknya yang mengabdi kepadanya. Ia tampil menjadi tandingan bagi Allah Subahanahu wa Ta'ala dan mengambil hak-Nya.
أَلَمْ أَعْهَدْ إِلَيْكُمْ يَا بَنِي آدَمَ أَنْ لَا تَعْبُدُوا الشَّيْطَانَ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
“Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah setan? Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu." (QS. Yaasin: 60)
Dengan penuh bangga Iblis berbicara kepada Allah, Rabb semesta alam, mengabarkan konsep dan strategi dalam menyesatkan umat manusia.
قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ ثُمَّ لَآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ
“Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus. Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)”.” (QS. Al-A’raf: 16-17)
Inilah Iblis dan Setan yang tak pernah henti mengobarkan permusuhan sampai kiamat. Ia selalu merancang dan melancarkan serangan untuk merusak anak cucu Adam. Ia berusaha menjauhkan non Muslim dari Islam, mengeluarkan seorang muslim dari agamanya, terus menyebarkan kerusakan, kefasikan, kekejian, dan segala kemaksiatan di mana saja. Setanlah yang mengobarkan api permusuhan sehingga sebagian anak Adam membunuh saudaranya, sebagiannya melaknat sebagian yang lain.
Api kebencian dan permusuhan selalu ia nyalakan di antara umat manusia; lebih-lebih di antara kaum muslimin. Allah menyingkap perangkap setan dalam judi dan mabuk-mabukkan, “Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).” (QS. Al-Maidah: 91)
Sampai-sampai setan sesumbar, “Aku berbuat maksiat sekali saja, dan mereka berbuat maksiat setiap hari seratus kali.” Padahal maksiat sekalinya Iblis dilakukan terus-menerus tanpa ada penyesalan dan taubat. Ditambah lagi ia berperan dalam setiap kesesatan dan penyimpangan yang dilakukan Anak Adam. Penipu ulung yang tipu dayanya sangat halus.
Perangkat-perangkat setan untuk menyesatkan manusia sangat lengkap. Keberadaannya yang tak terlihat semakin menyulitkan manusia mendeteksi keberadaan musuh abadinya ini dan serangannya. Sehingga sebagian orang mengira, kita tidak mampu menghadapi setan. Jika terjadi pertempuran dengannya maka kita pasti akan kalah dan setan keluar sebagai pemenangnya. Karena kekuatan dan kemampuan setan yang luar biasa dalam menyesatkan dan menipu. Benarkah demikian?
Sebenarnya setan tak punya kekuatan di hadapan ibadurrahman. Ia tak akan mampu menguasai dan memperdaya orang-orang yang senantiasa terhubung dengan Allah dan berpegang teguh dengan Kitab-Nya dan Sunnah Nabi-Nya.
Seseorang yang ikhlas dan mengabdi kepada Allah, selalu meniti petunjuk Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan bertakwa sekuat tenaga, setan tak akan mampu menyesatkannya. Sebagaimana firman Allah Subahanahu wa Ta'ala,
إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ وَكَفَى بِرَبِّكَ وَكِيلًا
“Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, Kamu tidak dapat berkuasa atas mereka. Dan cukuplah Tuhan-mu sebagai Penjaga.” (QS. Al-Isra’: 65)
قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ
“Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka".” (QS. Al-Hijr: 39-40)
Inilah pengakuan jujur setan, dirinya tak mampu dan tak kuasa menyesatkan hamba-hamba Allah yang benar-benar beriman. Yakni yang jujur dalam imannya dan ikhlas dalam pengabdiannya kepada Allah.
Karenanya, kelak di hari kiamat setan berseru kepada para pengikutnya ketika mereka divonis masuk neraka.
وَمَا كَانَ لِي عَلَيْكُمْ مِنْ سُلْطَانٍ إِلَّا أَنْ دَعَوْتُكُمْ فَاسْتَجَبْتُمْ لِي فَلَا تَلُومُونِي وَلُومُوا أَنْفُسَكُمْ
“Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, akan tetapi cercalah dirimu sendiri....” (QS. Ibrahim: 22)
Sebenarnya, tipu daya dan kekuatan setan itu lemah di hadapan hamba-hamba Allah yang beriman. Karenanya, jangan merasa minder dan berkecil hati saat berhadapan dengan setan dan para pengikutnya.
الَّذِينَ آمَنُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ الطَّاغُوتِ فَقَاتِلُوا أَوْلِيَاءَ الشَّيْطَانِ إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا
“Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan setan itu, karena sesungguhnya tipu daya setan itu adalah lemah.” (QS. Al-Nisa’: 76)
Semoga Allah senantiasa menyelamatkan kita dari kejahatan setan dan para pengikutnya dengan meneguhkan iman sampai akhir hayat. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]