Oleh: Ust. Hawin Murtadlo
Ada dua hal penghalang turunnya adzab, menurut salah satu ayat di surah Al-Anfal: 33. Pertama keberadaan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Kedua istighfar.
Allah Subahanahu wa Ta'ala berfirman,
وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
“Dan Allah sekali-kali tidak akan mengadzab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun.” (QS. Al-Anfal: 33)
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam sudah wafat. Tinggal satu pencegah turunnya adzab, yaitu istighfar. "Tidaklah layak Allah mengazab mereka, sedangkan mereka senantiasa beristighfar ."
Air sudah menggenang di Pacitan, Wonogiri, Bantul. Juga daerah-daerah lain yang memang selama ini menjadi langganan banjir. Jurug siaga merah. Samin siaga kuning. Bendungan Colo siaga hijau. Beberapa daerah lain keadaannya seperti itu, antara banjir dan siaga hijau, kuning atau merah.
Jika berkehendak, Allah bisa mengirimkan debit air lebih banyak atau sebaliknya menyurutkannya. Jika berkehendak, Allah bisa menurunkankan hujan lebih lebat. Dan terjadilah banjir hebat di mana-mana.
Mari ucapkanlah istighfar lebih banyak. Selain menghapuskan dosa, mudah-mudahan istighfar itu mencegah datangnya bencana.
Satu lagi, jangan lupa menggalakkan amar makruf nahi munkar. Ditinggalkannya amar makruf nahi munkar menjadi sebab yang mengundang turunnya azab kolektif. Wallahu a'lam. [PurWD/voa-islam.com]