Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Sering kita mendengar kalimat yang terlontar dari kebanyakan orang yang mengaku islam dan katanya beriman, " kalau ber Islam itu janganlah Fanatik", itu ungkapan dari mereka yang miskin hidayah, bodoh alias jahil.
Padahal Allah ‘Azza wa Jalla menyuruh kita ber Islam harus fanatik, tentu fanatik dengan ilmu bukan fanatik buta.
Allah Subahanahu wa Ta'ala, berfirman:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
"Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu." (QS. Al-Baqarah: 208)
Imam Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, “Allah ta’ala berfirman menyeru para hamba-Nya yang beriman kepada-Nya serta membenarkan rasul-Nya untuk mengambil seluruh ajaran dan syari’at; melaksanakan seluruh perintah dan meninggalkan seluruh larangan sesuai kemampuan mereka.” (Tafsir Ibn Katsir: 1/335)
Fanatik itu bukti kecintaan penuh, seluruh hidup tercurah kepada Dzat yang kita cintai yaitu Allah Ta'ala kemudian cinta kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam.
Ketika fanatik itu terbagi, maka sudah pasti ada yang dicintai dari selainNya, Entah itu berupa hawa nafsu atau nafsu Dunia.
Kecintaan yang berimbang antara Allah dan selainnya saja dilarang apalagi dengan condong kemudian meninggalkannya.
Allah Subahanahu wa Ta'ala, berfirman:
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ
"Dan di antara manusia ada orang yang menyembah tuhan selain Allah sebagai tandingan yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah. Sekiranya orang-orang yang berbuat zalim itu melihat, ketika mereka melihat azab (pada hari Kiamat), bahwa kekuatan itu semuanya milik Allah dan bahwa Allah sangat berat azab-Nya (niscaya mereka menyesal)." (QS. Al-Baqarah: 165)
Ayat diatas menerangkan bahwa hanya orang-orang beriman dengan iman yang benar saja yang amat mencintai Allah, fanatik dengan apa apa yang Allah perintahkan dan yang dilarang.
Orang yang tidak fanatik itu mereka yang pandai mencari celah, memilih-milih syariat yang sesuai kepentingan, pilih-pilih mana yang mereka suka.
Allah Subahanahu wa Ta'ala, berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيُرِيدُونَ أَنْ يُفَرِّقُوا بَيْنَ اللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيَقُولُونَ نُؤْمِنُ بِبَعْضٍ وَنَكْفُرُ بِبَعْضٍ وَيُرِيدُونَ أَنْ يَتَّخِذُوا بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلًا
"Sesungguhnya orang-orang yang ingkar kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud membeda-bedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan, Kami beriman kepada sebagian dan kami mengingkari sebagian (yang lain), serta bermaksud mengambil jalan tengah (iman atau kafir)." (QS. An-Nisa': 150)
أُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ حَقًّا وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا مُهِينًا
"Merekalah orang-orang kafir yang sebenarnya. Dan Kami sediakan untuk orang-orang kafir itu azab yang menghinakan." (QS. An-Nisa': 151)
Di antara bentuk tidak fanatik kepada Islam adalah mengambil jalan tengah. Maksudnya, taat dengan syariat tertentu dan tidak taat dengan syariat yang lainnya. Alias pilih-pilih. Allah katakan mereka itulah orang yang benar-benarnya kafir. Na'udzhubillah.
Semoga kita terhindar dari amalan dan pemahaman semacam itu. Wallahu a'lam. [PurWD/voa-islam.com]