Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Ayat-ayat tentang munafikin sangat banyak di Al-Qur'an. Tersebar dalam beberapa surat. Bahkan ada surat yang bernama “Al-Munafiqun”. Tidak lain, karena jumlahnya yang banyak di tengah-tengah umat dan menyimpan bahaya yang luar biasa terhadap Islam dan kaum muslimin.
Gemar berdusta, menipu, berkhianat, dan ingkar janji adalah diantara sifat menonjol ahli nifak. Menampakkan kebaikan yang berlainan dengan aslinya salah satu ciri utama mereka. Terlebih ketika berada di tengah-tengah kaum muslimin dan berharap simpati mereka.
وَإِذَا لَقُوا الَّذِينَ آمَنُوا قَالُوا آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْا إِلَى شَيَاطِينِهِمْ قَالُوا إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِئُونَ
“Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami telah beriman." Dan bila mereka kembali kepada syaitan-setan mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok".” (QS. Al-Baqarah: 14)
Orang-orang munafik suka pamerin shalat –sebagai amal ibadah paling mulia, utama dan terbaik- untuk mencari simpati orang beriman. Supaya dianggap sebagai orang shalih dan bagian dari kaum muslimin. Shalat jamaah yang banyak dihadiri umat, ia akan terdepan penuh semangat. Shalat yang tak ketara kehadirannya, seperti di waktu gelap, mereka tak ada minat menghadirinya.
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَىٰ يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan salat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (QS. Al-Nisa’: 142)
Imam Ibnu Katsir Rahimahullah menyebutkan bahwa ayat ini menerangkan sifat orang munafikin dalam melaksanakan ibadah shalat; mereka melaksanakannya dengan malas karena tidak ada niat dan iman dalam melaksanakannya. Juga tidak ada rasa takut kepada Allah dan tidak memahami makna ibadah itu.
Melaksanakan shalat dengan malas-malasan adalah sifat luar mereka. Ini berangkat dari sifat batin mereka yang selalu mencari perhatian manusia (riya’ kepada mereka).
Mereka melaksanakan shalat tanpa keikhlasan dan tidak berinteraksi dengan Allah. Tapi, shalat mereka hanya ingin menunjukkan kepada manusia supaya dipercaya oleh mereka. Walaupun hakikatnya, “Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah” dengan amal palsu mereka tadi.
Mereka tidak memiliki kecintaan kepada Islam dan pemeluknya. Bahkan sebaliknya, ingin menghancurkan Islam dan memerangi kaum muslimin.
Karenanya, jika sekarang banyak orang yang pamerkan shalatnya supaya dinilai baik oleh kaum muslimin -sebagai penduduk mayoritas- sehingga didukung dan dipilih dalam kontestasi pemilihan umum (Pemilu); jangan sampai tertipu. Hakikat mereka tak seperti yang mereka tampakkan. Mereka hanya ingin menipu.
يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَمَا يَخْدَعُونَ إِلَّا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ
“Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, pada hal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.” (QS. Al-Baqarah: 9)
Oleh sebab itu, jangan tertipu orang-orang yang pamer shalatnya dan keshaihan saat dekat pemilu. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]