View Full Version
Senin, 19 Nov 2018

Rasulullah Wafat pada Senin 12 Rabi'ul Awal, Apa yang Beliau Siapkan?

Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulullah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Syaikh Shafiyyur Rahman Al-Mubarakfuri mencatat dalam al-Rahiqul Makhtum, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam wafat pada Senin, 12 Rabi’ul Awal 11 Hijriyah. Tepatnya saat Matahri Dhuha sudah terasa menyengat.

Beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam telah menjalani akhir hayat terbaik, Husnul Khatimah. Bagi siapa yang ingin meraih husnul hatimah hendaklah meneladani Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam dalam menjalani hidup; khususnya di usia-usia senja. Karena nilai seseorang ditentukan di akhir hayatnya, sebagaimana dalam hadits yang shahih :

إنَّما الأَعْمَالُ بِالخَـوَاتِيْمُ

Sesungguhnya amalan itu (tergantung) dengan penutupnya.” (HR. Bukhari)

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menjaga akidah tauhid, mengutamakan akhirat, berhusnudzan kepada Allah, memperbanyak ibadah, dan memperbaiki hubungan baik dengan manusia (akhlak mulia).

Disebutkan di riwayat shahihah, beliau telah memperbanyak ibadah, zikir, dan tilawah di tahun terakhir dari kehidupannya. Beliau wafat di pangkuan istrinya. Sebelum wafat beliau juga bersiwak dengan kaifiyah terbaik. Kalimat-kalimat terakhir beliau juga sangat indah. Beliau mengucapkan, “Laa Ilaaha Illallaah, sesugguhnya kematian memiliki sakarat.” Lalu beliau mengangkat jarinya ke atas. Pandangan beliau juga tertuju ke langit. Kedua bibir beliau bergerak sembari berucap,

مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَاللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَأَلْحِقْنِي بِالرَّفِيقِ الأَعْلَىاللهم الرفيق الأعلى

Bersama orang-orang yang telah Engkau beri nikmat dari kalangan para Nabi, shiddiqin, syuhada’, dan shalihin. Ya Allah ampuni dan rahmati aku. Gabungkan aku bersama teman tertinggi. Ya Allah, aku memilih bersama teman-teman tertinggi.” (HR. Al-Bukhari)

Beliau ulangi kalimat terakhir sebanyak tiga kali. Lalu jari telunjuk beliau jatuh. Beliau berjumpa teman-teman tertinggi di surga. Inaa Lillaahi wa Innaa Ilaihi Raji’uun. [Baca: Siapa Suka Berjumpa Allah, Allah Suka Berjumpa Dengannya]

Ummul Mukminin Aisyah Radhiyallahu 'Anha berkata tentang ucapan suaminya, "Ya Allah aku memilih teman tertinggi.", saat itu Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam sedang diberi pilihan antara tetap hidup di dunia atau meninggal dan berjumpa dengan Allah. Kemudian beliau memilih kematian karena mengutamakan akhirat daripada dunia. Lalu Al-Hafid Ibnul Hajar mengomentari, "Maka selayaknya meniru beliau dalam hal itu." Yakni menjadikan akhirat sebagai tujuan hidup dan lebih mengutamakannya atas dunia.

Adapun tanggal 12 Rabi’ul Awal yang masyhur sebagai tanggal lahirnya baginda Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bukan kesepakatan para ulama hari sejarah (muarrikhin). Betul, mayoritas mereka berpendapat di Rabi’ul Awal, tahun gajah. Namun, mereka berbeda pendapat tanggal pastinya; apakah 2, 8, 9, atau 12 Rabi’ul Awal.

Syaikh Shafiyyur Rahman Al-Mubarakfuri mencatat di Rahiqul Makhtum: 61 bahwa Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam dilahirkan di perkampungan Bani Hasyim, di Makkah, hari Senin, 09 Rabi’ul Awal pada awal tahun gajah. Bertepatan dengan tanggal 20 atau 22 April 571 M. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version