Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Kepemimpinan sangat penting dalam pandangan Islam. Umat diperintahkan untuk memberikan kepemimpinan ini kepada orang yang benar-benar ahli dan layak mengembannya. Dengannya terjaga agama dan tercipta kemakmuran dan keamanan.
Mengadakan pemimpin bagian dari amanat besar dari Allah atas pundak umat sehingga kalimat mereka diberikan kepada seseorang yang memimpin mereka dengan kitabullah.
Allah Ta'ala telah mengisyaratkan kewajiban untuk menegakkan kepemimpinan melalui firman-Nya:
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا
"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya." (QS. Al-Nisa': 58)
Konteks ayat ini, bahwa khitab dalam ayat tersebut bersifat umum yang mengharuskan untuk melaksanakan beragam amanat, di antaranya amanat hukum. Umat Islam berkewajiban melaksanakan amanat ini kepada ahlinya dan menyerahkanya kepada siapa yang akan menegakkannya dengan benar.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: Harus diketahui bahwa mengatur urusan manusia termasuk kewajiban dien yang paling agung, bahkan dien dan dunia tidak akan tegak tanpa adanya kepemimpinan. Dan sesungguhnya kemaslahatan Bani Adam (manusia) tidak akan sempurna kecuali dengan berkumpul di antara mereka, karena satu sama lain saling membutuhkan. Dan saat mereka berkumpul haruslah memiliki pemimpin sehingga Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Apabila tiga orang melakukan perjalanan hendaknya mereka mengangkat salah seorangnya menjadi pemimpin." (HR. Abu Dawud dari hadits Abu Sa'id dan Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu)
Imam Ahmad meriwayatkan dalam al-Musnad, dari Abdullah bin Amr, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Tidak halal bagi tiga orang yang berada di tanah gurun, kecuali mereka mengangkat salah satunya menjadi amir (pemimpin) atas mereka."
Maka beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam mewajibkan mengangkat seorang pemimpin dalam sebuah perkumpulan paling kecil (3 orang) dan paling sebentar dalam perjalanan, untuk mengingatkan wajibnya mengangkat pemimpin untuk seluruh perkumpulan lainnya." (Dari perkataan Ibnu Taimiyah dalam al-Siyasah al-Syar'iyyah)
Karenanya, umat haruslah selektif memberikan hak kepemimpinan itu. Jika salah memberikan hak, kemashlahatan agama dan dunia bisa rusak.
Siapakah Pemimpin yang Layak Dipilih?
Ustadz Adi Hidayat saat berjumpa Calon Presiden no urut 02, Prabowo Subianto, menyebutkan ada 3 syarat dalam Al-Qur’an tentang kepemimpinan.
“Bangsa itu tidak akan makmur dan maju kecuali dipimpin oleh orang yang punya kecintaan kepada bangsa dan ikhlas dalam memberikan pengabdian,” kata pendiri AkhyarTV saat menyebutkan syarat pertama.
Kedua, memiliki wawasan yang luas dan fisik yang tangguh. Karena itu ketika Thalut diangkat menjadi raja, masyarakat protes. Alasannya mereka, Thalut tidak punya uang dan kedudukannya tidak kuat. Allah memilihnya menjadi raja dan pemimpin karena ia memiliki ilmu dan kekuatan fisik.
وَقَالَ لَهُمْ نَبِيُّهُمْ إِنَّ اللَّهَ قَدْ بَعَثَ لَكُمْ طَالُوتَ مَلِكًا قَالُوا أَنَّىٰ يَكُونُ لَهُ الْمُلْكُ عَلَيْنَا وَنَحْنُ أَحَقُّ بِالْمُلْكِ مِنْهُ وَلَمْ يُؤْتَ سَعَةً مِّنَ الْمَالِ قَالَ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَاهُ عَلَيْكُمْ وَزَادَهُ بَسْطَةً فِي الْعِلْمِ وَالْجِسْمِ وَاللَّهُ يُؤْتِي مُلْكَهُ مَن يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
“Nabi mereka mengatakan kepada mereka, "Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi raja kalian." Mereka menjawab, "Bagaimana Talut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedangkan dia pun tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?" Nabi (mereka) berkata, "Sesungguhnya Allah telah memilihnya menjadi raja kalian dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa" Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Mahaluas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 247)
Menurut Ibnu Katsir, “singkatnya, Thalut lebih sempurna ilmunya dan lebih kuat tubuhnya daripada kalian. Dari ayat ini dapat ditarik kesimpulan bahwa seorang raja hendaknya memiliki ilmu, bentuk, cakap, kuat, serta perkasa tubuh dan jiwanya.”
Ketiga, memiliki pola komunikasi yang baik. Karena pemimpin bangsa itu bukan label yang kecil. Presiden harus menjalani pertemuan dengan pemimpin bangsa lain, para tokoh international, dan harus mengelola wilayah luas dengan kekayaan alamnya. Pemimpin dalam kelas ini harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan menguasai beberapa bahasa.
Pesan Ustadz Adi saat menyatakan dukungan ke Prabowo, ketiga syarat ini hendaknya menjadi pertimbangan untuk menentukan pilihan dalam pemilihan umum untuk memilih presiden dan wakil presiden negara yang mayoritas penduduknya muslimin. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam]