Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala telah engabarkan bahwa setan adalah musuh nyata bagi Bani Adam. Musuh, pasti menginginkan keburukan dan kehancuran bagi lawannya. Demikian setan, tidak rela Anak Adam berada di atas jalan kebaikan yang membawa kepada keberuntungan. Sebaliknya, ia selalu membisiki manusia untuk berbuat keburukan dan kemungkaran agar menemui kecelakaan. Tujuannya, agar syetan memiliki teman sebanyak-banyaknya di neraka.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ
"Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh (mu), karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala." (QS. Faathir: 6)
Jika mampu, ia akan jerat manusia dengan kekufuran. Jika gagal, ia jeratkan kebid’ahan. Jika lolos, ia jerat manusia dengan dosa-dosa besar. Jika tidak berhasil, ia siapkan dosa-dosa kecil yang diremehkan untuk dikerjakan. Jika masih lepas juga, ia siapkan perkara mubah yang bisa melalaikan dari ibadah. Jika manusia masih kebal juga, ia jerat dengan amal fadhilah untuk meninggalkan yang lebih utama. Jika manusia masih istiqomah, maka setan bisikkan kepada pengikutnya dari kalangan kuffar dan musyrikin, untuk menindas dan menyiksa umat Islam.
7 Jerat Setan Halangi Taubat
Terhadap orang yang sudah terjerumus ke dalam lembah kemaksiatan dan ingin keluar darinya, Setan tidak tinggal diam. Dia menggunakan berbagai cara tipu muslihat dan talbis agar mereka tetap dalam lembah maksiat. Terkadang syetan menggoda dengan menanamkan perasaan bahwa dirinya sangat kotor, dosanya bertumpuk-tumpuk dan tak terampuni.
Sesekali Setan membisikkan tipuan bahwa Allah Mahapenerima taubat dan Mahapengampun, kapan saja bertaubat Allah senantiasa membuka pintu-Nya. Akhirnya ia memandang mudah masalah taubat, menggampangkannya, dan menunda-nundanya sehinga ia tak pernah bertaubat karena ajal dahulu menjemput. Berikut ini rincian godaan syetan agar menusia jauh dari taubat:
1. Tazyin, yaitu syetan menghiasi (menjadikan indah) perbuatan maksiat yang dilakukannya, menjadikannya cinta kepada maksiat itu, menjauhkannya dari ketaatan dan menampakkan susah dan beratnya taubat.
2. Talbis, yaitu syetan menipu manusia dengan menjadikan yang haram seperti halal, yang mungkar terlihat ma'ruf, batil seolah hak sehingga ia tidak akan keluar dari perbuatan tersebut.
3. Taswif, yaitu menunda-nunda taubat sehingga maut menjemput. Cara mengobatinya dengan banyak mengingat kematian dan bencana. Misalnya: banyak anak-anak yang lebih dulu mati sebelum yang tua, yang sehat sebelum yang sakit.
Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam :
أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اَللَّذَّاتِ: اَلْمَوْتِ
"Perbanyaklah mengingat sesuatu yang menghilangkan kenikmatan, yaitu kematian." (HR. At-Tirmidzi no. 2307; an Nasai 4/4; dan dishahihkan oleh Ibnu hibban)
4. Meremehkan maksiat. Syetan menggodanya dengan mengatakan; "dosa-dosamu masih sedikit dibandingkan dosa orang lain. Allah Maha Pengampun dan Penyanyang. Dia tidak akan menyiksamu dengan dosa ini."
Ibnu Mas'ud radliyallah 'anhu berkata:
إِنَّ الْمُؤْمِنَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَأَنَّهُ فِي أَصْلِ جَبَلٍ يَخَافُ أَنْ يَقَعَ عَلَيْهِ وَإِنَّ الْفَاجِرَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَذُبَابٍ وَقَعَ عَلَى أَنْفِهِ قَالَ بِهِ هَكَذَا فَطَارَ
"Sesungguhnya seorang mukmin dalam melihat dosanya, seolah-olah ia berada di bawah gunung, yang takut akan menimpanya. Dan sungguh seorang fajir melihat dosanya seperti lalt yang hinggap di hidungnya, lalu ia berkata seperti ini, maka lalat itupun terbang." (HR. Al-Bukhari no. 5833; al Tirmidzi no. 2421; Ahmad no. 3446)
Maknanya, dia menganggap remeh dosanya. Ia yakin dosanya tidak akan mendatangkan bahaya yang besar, sebagaimana ia meremehkan lalat. Sehingga ia merasa mudah menghilangkannya.
5. Merasa sulit istiqamah dalam ketaatan setelah taubat. Sesungguhnya taubat menuntut keistiqamahan terhadap ketaatan, sedangkan istiqamah terasa amat berat bagi jiwa. Ketika rasa berat muncul, syetan membisikkan agar dia berputus asa, lalu meninggalkan ketaatan dan kembali melakukan kemaksiatan-kemaksiatan.
6. Berputus asa, yaitu dengan menanamkan perasaan dosanya sudah terlalu banyak, sehingga rasa takutnya menutupi rasa raja' (harap)-nya kepada ampunan dan rahmat Allah. Lalu syetan masuk dari pintu ini dan membisikkan bahwa dosanya tidak akan diampuni, taubatnya tidak akan diterima karena banyaknya dosa yang telah ia lakukan. Pada akhirnya, ia berputus asa dari Rahmat Allah. Dan rasa putus asa ini adalah dosa tersendiri yang menambah dosa yang telah lalu.
Cara mengatasinya, harus selalu mengingat luasnya rahmat Allah dan besar ampunan-Nya. Allah Ta'ala berfirman:
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
"Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Az-Zumar: 53)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, Allah Ta'ala berfirman:
يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِي وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ فِيكَ وَلَا أُبَالِي يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ وَلَا أُبَالِي يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ الْأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيتَنِي لَا تُشْرِكُ بِي شَيْئًا لَأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً
"Hai anak Adam, sungguh selama engkau berdoa dan berharap kepada-Ku, Aku akan mengampunimu sebanyak apapun dosamu dan aku tidak perduli. Hai anak Adam, kalau seandainya dosamu mencapai setinggi langit, kemudian engkau beristighfar kepada-Ku, akan aku ampuni dosamu dan aku tidak perduli. Hai anak Adam, sungguh kalau kamu datang kepada-Ku dengan membawa dosa sepenuh bumi, kemudian engkau bertemu dengan-Ku dalam kondisi tidak melakkan syirik, pasti aku akan mendatangkan ampunan sebanyak itu juga." (HR. At-Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani).
7. Tertipu dengan banyaknya pelaku maksiat (berserikat dengan pelaku kemaksiatan). Seperti orang yang bersama-sama melakukan perampokan, pencurian atau pembunuhan, lalu dihukum bersama-sama juga. Ia merasa dosa perbuatan itu akan dibagi dengan kelompoknya sehingga masing-masing mendapatkan bagian dosa yang sedikit.
Terkadang karena dosa ini dilakukan bersama-sama sehingga menimbulkan rasa bangga dengan dosa tersebut. Seperti korupsi bareng, mencuri bareng, menjarah bareng atau berzina bareng. Orang yang berbangga dengan perbuatan dosa sulit diharapkan bertaubat dan kesalahnnya tidak akan diampuni. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]