Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Sebagaimana telah maklum bahwa para malaikat adalah makhluk Allah yang sangat dimuliakan. Mereka tidak diciptakan kecuali untuk taat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Mereka tidak pernah mendurhakai perintah-perintah Allah. Dan senantiasa siap sedia mengerjakan semua perintah-Nya. Inilah sebab kuat doa-doa mereka sangat didengar dan dikabulkan oleh Allah Tabaaraka wa Ta’ala.
لا يَعصُونَ اللهَ ما أَمَرَهم ويَفْعَلُونَ ما يُؤْمَرُون
“Mereka (para malaikat) tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. Al-Tahrim: 6)
Ibnu Baththal rahimahullah berkata,
وَمَعْلُومٌ أَنَّ دُعَاءَ الْمَلَائِكَةِ مُجَابٌ
“Telah maklum, doa para malaikat benar-benar diperkenankan.” Fathul Baari: 3/439)
Imam al-Sindi rahimahullah berkata,
دُعَاءُ الْمَلَائِكَةِ يُرْجَى اسْتِجَابَتُهُ
“Doa malaikat sangat diharapkan diperkenankannya.” (Haasyiyah al-Sindiy ‘ala Sunan Ibni Majah: 2/224)
Imam Abu Al-Hasan al-Mubarakfuurii rahimahullah juga berkata, “Doa para malaikat benar-benar mustajab (diperkenankan).” (Mir’ah al-Mafaatih: 5/309)
Karenanya, hendaknya setiap kita bersemangat mengerjakan amal-amal yang menyebabkan para malaikat memintakan ampunan dan mendoakan kita dengan izin Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Yahya bin Mu’adz, “sesungguhnya jika seorang malaikat saja yang meminta kepada Allah agar mengampuni seluruh orang beriman, pasti Allah ampuni mereka. Bagaimana jika semua malaikat dan malaikat pemikul ‘Arsy yang memintakan ampunan untuk orang beriman.”
Berikut ini amal-amal yang menyebabkan para malaikat mendoakan pelakunya:
Pertama, para malaikat memintakan ampunan untuk orang-orang beriman yang bertaubat dan istiqamah. Para malaikat juga mendoakan mereka agar dijauhkan dari neraka dan dimasukkan surga ‘Adn bersama orang shalih dari kalangan orang tua, istri, dan anak turun mereka.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِرَبَّنَا وَأَدْخِلْهُمْ جَنَّاتِ عَدْنٍ الَّتِي وَعَدْتَهُمْ وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آَبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ وَقِهِمُ السَّيِّئَاتِ وَمَنْ تَقِ السَّيِّئَاتِ يَوْمَئِذٍ فَقَدْ رَحِمْتَهُ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
“(Malaikat-malaikat) yang memikul Arasy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): "Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertobat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala. Ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam surga ‘Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan istri-istri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. Sesungguhnya orang-orang yang Engkau pelihara dari (pembalasan) kejahatan pada hari itu, maka sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan itulah kemenangan yang besar".” (QS. Ghafir: 7-9)
Kedua, para malaikat memintakan ampunan untuk orang-orang yang shalat Shubuh dan ‘Ashar berjama’ah.
Disebutkan dalam shahihain, dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
يَتَعَاقَبُونَ فِيكُمْ مَلاَئِكَةٌ بِاللَّيْلِ وَمَلاَئِكَةٌ بِالنَّهَارِ وَيَجْتَمِعُونَ فِى صَلاَةِ الْفَجْرِ وَصَلاَةِ الْعَصْرِ ثُمَّ يَعْرُجُ الَّذِينَ بَاتُوا فِيكُمْ فَيَسْأَلُهُمْ رَبُّهُمْ وَهُوَ أَعْلَمُ بِهِمْ كَيْفَ تَرَكْتُمْ عِبَادِى فَيَقُولُونَ تَرَكْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ وَأَتَيْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّون
“Para Malaikat dimalam dan siang hari silih berganti mengawasi kalian, dan mereka berkumpul pada saat shalat Subuh dan shalat Ashar. Setelah itu para malaikat yang mengawasi kalian semalam suntuk naik (ke langit). Allah menanyakan kepada mereka, padahal Dia lebih mengetahui dari mereka, “Dalam keadaan apakah kalian tinggalkan hamba-hamba-Ku?” Mereka menjawab, “Kami tinggalkan mereka dalam keadaan mengerjakan shalat.”
Dalam riwayat Ahmad disebutkan,
فَيَقُولُونَ: جِئْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّوْنَ وَتَرَكْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ، فَاغْفِرْ لَهُمْ يَوْمَ الدِّيْنَ
“Mereka menjawab: kami datangi mereka saat mereka shalat dan kami tinggalkan mereka saat mereka shalat, maka ampunilah mereka di hari pembalasan.”
Hadits ini menunjukkan keutamaan menghadiri 2 shalat ini. Realitanya, orang-orang munafikin sangat berat melaksanakan keduanya sehingga sering tertinggal dari jamaah.
Ketiga, istighfar malaikat untuk orang yang duduk di masjid dalam kondisi suci menunggu shalat dan yang duduk di tempat shalatnya setelah selesai mengerjakannya. Ini sesuai sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam,
أَحَدُكُمْ مَا قَعَدَ يَنْتَظِرُ الصَّلَاةَ فِي صَلَاةٍ مَا لَمْ يُحْدِثْ تَدْعُو لَهُ الْمَلَائِكَةُ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ
“Selama salah seorang kalian duduk menunggu shalat maka ia mendapat pahala shalat selama tidak batal, para malaikat mendoakannya: Ya Allah ampuni ia, Ya Allah rahmati ia.” (HR. Muslim dan selainnya)
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
المَلاَئِكَةُ تُصَلِّي عَلَى أَحَدِكُمْ مَا دَامَ فِي مُصَلَّاهُ الَّذِي صَلَّى فِيهِ ، مَا لَمْ يُحْدِثْ ، تَقُولُ : اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ ، اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ
“Para Malaikat mendoakan salah seorang kalian sepanjang ia berada di tempat shalatnya yang ia shalat di situ, selama tidak berhadats, seraya berkata: Allahummaghfir lahu (Ya Allah, ampuni dia), Allahummarhamhu (Ya Allah, rahmati ia).”
Dalam redaksi lain, malaikat mendoakan ampunan, rahmat, dan taubat untuknya selama ia berada di tempat shalatnya, tidak batal, dan tidak mengganggu orang.
Keempat, malaikat mendoakan ampunan untuk orang yang tidur dalam kondisi suci (berwudhu). Dari Ibnu Umar Radhiyallahu 'Anhuma, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
مَنْ بَاتَ طَاهِرًا بَاتَ فِي شِعَارِهِ مَلَكٌ، فَلَمْ يَسْتَيْقِظْ إِلاَّ قَالَ الْمَلَكُ: اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِعَبْدِكَ فُلاَنٍ، فَإِنَّهُ بَاتَ طَاهِرًا
"Barangsiapa yang tidur dalam kedaan suci, seorang Malaikat bersamanya di dalam pakaiannya. Dan tidaklah ia bangun melainkan Malaikat berdo’a: Ya Allah, ampunilah hamba-Mu si fulan karena ia tidur dalam keadaan suci.” (HR. Ibnu Huzaimah)
Kelima, para malaikat mengaminkan doa seorang muslim kepada saudaranya tanpa sepengatahuannya.
Dari Abu Darda’ Radhiyallahu 'Anhu, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah bersabda,
دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لِأَخِيهِ بِخَيْرٍ قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ
“Doa seorang muslim untuk saudaranya (muslim lainnya) yang tidak berada di hadapannya akan dikabulkan oleh Allah. Di atas kepala orang muslim yang berdoa tersebut terdapat seorang malaikat yang ditugasi menjaganya. Setiap kali orang muslim itu mendoakan kebaikan bagi saudaranya, niscaya malaikat yang menjaganya berkata, “Amin (semoga Allah mengabulkan) dan bagimu hal yang serupa.” (HR. Muslim)
Keenam, 70 ribu malaikat memintakan ampunan untuk orang yang menjenguk saudaranya yang sedang sakit.
Dari Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَعُودُ مُسْلِمًا غُدْوَةً إِلَّا صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُمْسِيَ وَإِنْ عَادَهُ عَشِيَّةً إِلَّا صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُصْبِحَ وَكَانَ لَهُ خَرِيفٌ فِي الْجَنَّةِ
"Tidaklah seorang muslim yang menjenguk muslim lainnya di pagi hari kecuali ada 70 ribu malaikat yang mendoakannya hingga sore hari. Dan jika menjenguknya di sore hari, ada 70 ribu malaikat yang mendoakannya hingga pagi, dan baginya satu kebun di surga." (HR. Abu Dawud, Al-Tirmidzi dan dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih al-Tirmidzi)
Orang yang menjenguk kepada orang sakit di pagi hari, duduk disampingnya menghiburnya, mendoakan kesembuhan untuknya, maka 70 ribu malaikat memintaan ampunan untuknya sampai tiba waktu sore. Amalan ringan tapi memiliki keutamaan yang sangat besar. Ini karena orang tadi menunjukkan sifat rahmat (kasih sayang) kepada sesamanya sehingga Allah juga limpahkan rahmat-Nya kepadanya.
Ketujuh, Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
ما من يومٍ يصبحُ العبادُ فيه، إلا ملَكان ينزلان، فيقول أحدُهما: اللهم أعطِ مُنفقًا خلفًا، ويقول الآخرُ: اللهم أعطِ مُمسكًا تلفًا
“Tidaklah para hamba memasuki waktu pagi hari, melainkan ada dua malaikat turun (ke dunia). Salah satu dari mereka berdoa, ‘Ya Allah, berikanlah ganti (yang baik) kepada orang yang bersedekah’. Sedang malaikat yang satunya lagi mengatakan, ‘Ya Allah, timpakanlah kerugian kepada orang yang menahan hartanya’.” (Muttafaq ‘Alaih)
Siapa yang merenungkan hadits ini pasti akan berusaha berinfak dan sedekah apa yang dia mampu setiap hari. Tidak harus besar. Bisa dengan sesuatu yang ringan; sarapan untuk orang miskin, sebungkus nasi untuk orang membutuhkan, sebotol air untuk orang kehausan, sebutir buah untuk orang miskin, makanan ringan untuk anak-anak, dan semisalnya.
Bukan hanya kepada orang lain, apa yang kita berikan sebagai nafkah wajib kepada istri dan anak-anak kita masuk di dalamnya. Bahkan termasuk makna utama dari hadits tersebut. Jika berharap keridhaan Allah dalam amal ini, niscaya Dia akan memberikan pahala besar dan ganti lebih baik.
Allah Subahanahu wa Ta'ala berfirman,
وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِين
"Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya." (QS. Saba': 39)
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata dalam menafsirkan ayat di atas,
مهما أنفقتم من شيء فيما أمركم به وأباحه لكم، فهو يخلفه عليكم في الدنيا بالبدل، وفي الآخرة بالجزاء والثواب
"Apapun yang kamu infakkan dalam apa yang diperintahkan kepadamu atau yang dimubahkan bagimu, maka Dia akan memberikan gantinya untukmu di dunia, dan di akhirat dengan ganjaran dan pahala."
Beliau kuatkan penafsiran ini dengan firman Allah di hadits Qudsi,
أَنْفِقْ أُنْفِقْ عَلَيْكَ
"Berinfaklah, niscaya Aku berinfak kepadamu." (Muttafaq 'Alaih)
[Baca: Inilah Alasan Kita Perlu Berinfak Setiap Hari]
Delapan, banyak berdzikir kepada Allah sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Ahzab: 41-43.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلا هُوَ الَّذِي يُصَلِّي عَلَيْكُمْ وَمَلائِكَتُهُ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا
“Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Ahzab: 41-43)
Apabila kalian, wahai orang-orang beriman, telah megerjakan perintah di ayat 41 dan 42, maka tentulah Allah akan melimpahkan rahmat-Nya kepada kalian dan para malaikat-Nya akan memohonkan ampunan bagi kalian; sebagaimana dalam surat Ghafir: 7-9 di atas.
Salawat dari Allah Subhanahu wa Ta'ala artinya pujian Allah kepada hamba-Nya di kalangan para malaikat. Adapun salawat dari malaikat maksudnya mendoakan untuk kebaikan manusia yang bersangkutan dan memohonkan ampunan baginya. Dengan ini, maka Allah keluarkan kalian dari gelapnya kejahilan dan kesesatan menuju kepada terangnya hidayah dan keyakinan.
Penutup
Keutamaan istighfar malaikat untuk manusia di bumi diikat dengan iman. Kesempurnaan iman sangat berpengaruh. Semakin sempurna, semakin dekat dengan istighfar mereka. Dan iman disempurnakan dengan amal-amal shalih. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]