Oleh: Ustadz Farid Ahmad Okbah
Al-Hamdulillah, kemarin tanggal 28 April 2024 saya menghadiri silaturrahmi halal bi halal paguyuban di salah satu masjid. Ada tiga pembicara yang didaulat memberi taushiah termasuk saya. Yang menarik bagi saya adalah taushiah Ustad Taufik Bajuber dari Surabaya yang menimpali uraian saya tentang 3 titik kelemahan ummat Islam menurut Dr. Muhammad Natsir.
Yaitu pertama, tidak sadar bahwa Islam itu hebat sehingga mengadopsi pikiran Barat dan Timur. Kedua, tidak tau musuh, sehingga tidak jarang sesama ummat Islam bermusuhan sendiri. Ketiga, sama-sama kerja tapi belum kerja sama.
Nah, Ustad Taufik itu menimpali bagian kelemahan pertama dengan menyebutkan bahwa Islam itu cahaya kehidupan. Ruh Islam itu ada 4: Pertama, ikhlas dalam beribadah. Kedua, jujur dalam bermuamalah. Ketiga, mengasihi kepada makhluk Allah. Keempat, bekerja secara profesional.
•••
Saya ingin memberikan penjelasan terhadap 4 hal itu agar lebih menghunjam dipikiran dan hati ummat Islam.
Pertama, ikhlas dalam beribadah itu ketetapan Allah dan RasulNya,
وَمَا اُمِرُوْا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِ
“Mereka tidak diperintah, kecuali untuk menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya lagi hanif (istikamah), melaksanakan salat, dan menunaikan zakat. Itulah agama yang lurus (benar).” (QS. Al-Bayyinah:5)
قُلْ اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ
“Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”.” (QS. Al-An‘ām: 162)
dan hadits terkenal,
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ
"Amal itu tergantung niatnya." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Ada 4 macam orang yang mengaku ikhlas menurut Ibnu Rajab dalam kitabnya Jaamiul Uluum wal Hikam.
Ikhlas seratus persen karena Allah tidak ada sedikitpun faktor manusia. Seperti doa Umar bin Khatthab radhiyallahu 'anhu.
اللهم اجعل عملي صالحا واليك خالصا ولا تجعل للناس فيه شيئا.
“Ya Allah jadikanlah amalku benar, dan ikhlas karenamu serta tidak ada sedikitpun faktor manusia.”
Adapun Ali radhiyallahu 'anhu berpendapat bahwa ada 3 tanda orang yang ikhlas itu. Pertama, tidak pernah kecewa. Kedua, tidak butuh pujian. Ketiga, tidak takut celaan orang.
Ibnul Qayyim rahimahullah menyampaikan manajemen diri menuju keikhlasan yaitu berniat sebelum berbuat karena Allah. Tetap menjaga keikhlasan ketika berbuat. Dan melupakan amal baik itu setelah berbuat.
2. Seseorang yang berbuat karena Allah tapi ada harapan dapat dunia. Seperti orang berjihad sekaligus berharap dapat rampasan perang. Nilai keikhlasannya berkurang.
3. Seseorang yang beramal murni karena manusia atau kepentingan duniawi. Tidak ikhlas.
4. Seseorang yang berbuat karena manusia atau karena dunia tapi sekaligus karena Allah. Seperti orang yang berdagang sekaligus ikut pengajian. Masuk kategori tidak ikhlas.
Adapun poin kedua yaitu jujur dalam bermuamalah itu ketepan Allah dan RasulNya. Jujur itu ada 3. Yaitu jujur kepada Allah. Jujur kepada manusia. Dan jujur kepada diri sendiri.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَكُوْنُوْا مَعَ الصّٰدِقِيْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tetaplah bersama orang-orang yang benar!” (QS. At-Taubah: 119)
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوْا وَجَاهَدُوْا بِاَمْوَالِهِمْ وَاَنْفُسِهِمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الصّٰدِقُوْنَ
“Sesungguhnya orang-orang mukmin (yang sebenarnya) hanyalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang benar.” (QS. Al-Ḥujurāt: 15)
Dan hadits Nabi ﷺ dalam riwayat Al-Bukhari bahwa,
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ، وإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ، ومَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ ويَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا
"Kalian harus jujur karena kejujuran itu membuka pintu kebaikan dan kebaikan membuka pintu surga. Seseorang yang senantiasa berlaku jujur dan memelihara kejujuran, maka ia akan dicatat sebagai orang yang jujur di sisi Allah."
Ketiga adalah mengasihi makhluk Allah termasuk tugas yang diemban oleh Rasulullah ﷺ atas perintah Allah,
وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ
“Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam.” (QS. Al-Anbiyā': 107)
Dan hadits Nabi ﷺ
إنَّما أنا رحمةٌ مُهداةٌ
"Aku adalah rahmat yang dihadiahkan." (HR Al-Hakim)
Karena itu sayangilah yang di bumi maka kamu akan disayangi yang di langit.
Keempat adalah bekerja profesional. Sesuai arahan Allah dan RasulNya,
الَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًاۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُۙ
“yaitu yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Mulk: 2)
Dan sabda Nabi ﷺ
إِنَّ اللهَ كَتَبَ الإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيءٍ. فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوْا اْلقِتْلَةَ، وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوْا الذِّبْحَةَ
"Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala telah menetapkan perbuatan ihsan (baik) pada tiap-tiap sesuatu. Jika kalian membunuh, maka bunuhlah dengan cara yang baik, jika kalian menyembelih, maka sembelihlah dengan cara yang baik." (HR. Muslim)
Semoga nasehat ini dapat diresapi oleh kita semua agar dapat mengisi hidup ini dengan karya karya positif sebagai implementasi Islam mencapai “ihsan” (perbuatan yang terbaik). Kata orang bule, “do your best”. Wallahu a'lam. [PurWD/voa-islam.com]