View Full Version
Kamis, 28 Aug 2025

Kunci Robbani Pembuka Pintu Rizki

Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah ﷺ keluarga dan para sahabatnya.

Al Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Allah Ta‘ala telah memberitakan bahwa Dia-lah yang menjamin rezeki semua makhluk, dari seluruh hewan yang melata di bumi, baik yang kecil maupun yang besar, yang hidup di laut maupun di darat.” Ini adalah tafsiran terhadap firman Allah,

وَمَا مِن دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا

Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya.” (QS. Hud: 6)

Rizki seorang hamba pasti akan datang kepadanya. Itu sudah ditetapkan baginya sejak ia masih berada dalam perut ibunya. Tidak ada seorang pun yang bisa merebutnya. Yang harus dilakukan seorang hamba hanyalah mengambil sebab-sebab yang Allah mudahkan baginya, berbaik sangka kepada Rabb-nya, dan meyakini bahwa rezeki memiliki kunci-kunci rabbani yang harus diambil sebagai bentuk mendekatkan diri kepada-Nya. Dari situ akan ada balasan agung, dan bahkan di dunia pun akan terlihat pengaruhnya bagi orang yang mengambilnya dengan penuh keyakinan.

Pertama, di antara kunci rezeki adalah istighfar.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Nabi Nuh ‘Alaihis Salam:

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا * يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا * وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا

Maka aku berkata (kepada mereka): Mohonlah ampun kepada Rabbmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan menurunkan hujan lebat dari langit atasmu, dan memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan sungai-sungai. (QS. Nuh: 10–12)

Allah juga berfirman tentang Nabi Hud ‘Alaihis Salam:

وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَى قُوَّتِكُمْ

Wahai kaumku, mohonlah ampun kepada Rabbmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia akan menurunkan hujan lebat dari langit atasmu, dan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu.” (QS. Hud: 52).

Karena itu, perbanyaklah istighfar, penuhi waktu siang dan malammu dengannya. Rasulullah ﷺ sendiri sangat banyak beristighfar, padahal beliau sudah diampuni dosanya yang lalu maupun yang akan datang.

Kedua, di antara kunci rezeki juga adalah doa.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan doa orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku. Maka hendaklah mereka memenuhi (segala perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka mendapat petunjuk. (QS. Al-Baqarah: 186).

Rasulullah ﷺ menganjurkan agar seorang hamba meminta semua kebutuhannya kepada Rabb-nya, termasuk doa meminta rizki. Beliau ajarkan doa untuk dibaca rutin setelah shalat Shubuh,

اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا

Ya Allah, Sungguh aku minta kepada-Mu ilmu yang manfaat, rizki yang baik, dan amal yang diterima.” (HR. Ahmad, IbnuMajah)

Beliau  juga ajarkan doa agar terlepas dari utang. Disebutkan ada seseorang datang kepada Ali Radhiyallahu 'Anhu, berkata: “Aku tidak mampu melunasi hutangku, tolong bantu aku.” Ali berkata: “Maukah aku ajarkan kalimat yang diajarkan Rasulullah ﷺ kepadaku? Seandainya engkau memiliki utang sebesar gunung Shair, niscaya Allah akan melunasinya untukmu.” Doanya adalah:

اللَّهُمَّ اكْفِنِي بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِني بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ

“Ya Allah, cukupkan aku dengan yang halal-Mu dari yang haram-Mu, dan cukupkan aku dengan karunia-Mu dari selain-Mu.” (Hasan menurut Al-Albani)

Ketiga, kunci rezeki berikutnya adalah takwa.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا * وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan jalan keluar baginya, dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. (QS. At-Talaq: 2–3).

Juga firman-Nya:

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, niscaya Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi. Tetapi mereka mendustakan, maka Kami siksa mereka karena perbuatan mereka. (QS. Al-A’raf: 96).

Keempat, kunci rezeki lainnya adalah tawakal kepada Allah, yaitu menyerahkan hati kepada Allah, mewakilkan urusan kepada-Nya, dengan tetap mengambil sebab-sebab.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

Barangsiapa bertawakal kepada Allah, maka Allah akan mencukupinya. (QS. At-Talaq: 3).

Nabi ﷺ bersabda:

لو أنكم تتوكلون على الله حقَّ توكله، لَرزقكم كما يرزُق الطير؛ تغدو خِماصًا، وتروح بِطانًا

Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal, niscaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki; ia pergi pagi hari dalam keadaan lapar, lalu pulang sore hari dalam keadaan kenyang. (Shahih at-Tirmidzi).

Kelima, Haji dan Umrah berulang.

Rasulullah ﷺ bersabda:

تابعوا بين الحج والعمرة؛ فإنهما يَنْفِيان الفقر والذنوب، كما ينفي الكِير خَبَثَ الحديد والذهب والفضة

“Lakukanlah haji dan umrah secara berdekatan, karena keduanya menghilangkan kefakiran dan dosa sebagaimana api menghilangkan karat dari besi, emas, dan perak.” (Shahih an-Nasa’i)

Keenam, Infak di jalan Allah, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ

“Apa saja yang kalian infakkan, Allah akan menggantinya.” (QS. Saba’: 39).

Nabi ﷺ bersabda:

ما نقصت صدقة من مال

“Sedekah tidak akan mengurangi harta.” (Muslim).

Ketujuh, silaturahmi.

Nabi ﷺ bersabda:

من أحب أن يُبسَط له في رزقه، ويُنسَأ له في أثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَه

Barangsiapa ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menyambung silaturahmi. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Kedelapan, kejujuran dalam muamalah.

Nabi ﷺ bersabda:

البيِّعان بالخِيار ما لم يتفرقا، فإن صدقا وبيَّنا بُورِك لهما في بيعهما، وإن كذبا وكتما مُحِقت بركة بيعهما

“Dua orang yang berjual beli masih dalam pilihan sebelum berpisah. Jika mereka jujur dan menjelaskan (kondisi barang), maka diberkahi jual belinya. Jika mereka berdusta dan menyembunyikan, maka dihapus berkah jual belinya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Kesembilan, berbuat baik kepada orang lemah.

Rasulullah ﷺ bersabda:

هَلْ تُنْصَرُوْنَ وَتُرْزَقُوْنَ إِلاَّ بِضُعَفَائِكُمْ

Bukankah kalian ditolong (dimenangkan) dan diberi rezeki, melainkan dengan sebab orang-orang yang lemah di antara kalian?” (HR. al-Bukhari no. 2896).

Kesepuluh, istiqamah di atas agama Allah.

Allah berfirman tentang Ahli Kitab:

لَوْ أَنَّهُمْ أَقَامُوا التَّوْرَاةَ وَالْإِنْجِيلَ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِمْ مِنْ رَبِّهِمْ لَأَكَلُوا مِنْ فَوْقِهِمْ وَمِنْ تَحْتِ أَرْجُلِهِمْ

Sekiranya mereka menegakkan Taurat, Injil, dan apa yang diturunkan kepada mereka dari Rabb mereka, niscaya mereka akan mendapat rezeki dari atas dan dari bawah kaki mereka. (QS. Al-Ma’idah: 66).

Allah juga berfirman tentang orang kafir Mekah:

وَأَلَّوِ اسْتَقَامُوا عَلَى الطَّرِيقَةِ لَأَسْقَيْنَاهُمْ مَاءً غَدَقًا

Sekiranya mereka tetap di jalan yang benar, niscaya Kami beri mereka air yang banyak (rezeki berlimpah). (QS. Al-Jin: 16).

Ibn Abbas Radhiyallahu 'Anhu berkata:

إن للحسنة ضياءً في الوجه، ونورًا في القلب، وسَعَةً في الرزق، وقوةً في البدن، ومحبةً في قلوب الخلق، وإن للسيئة سوادًا في الوجه، وظلمةً في القبر والقلب، ووهنًا في البدن، ونقصًا في الرزق، وبغضةً في قلوب الخلق

“Sesungguhnya kebaikan itu memberi cahaya pada wajah, sinar dalam hati, keluasan rezeki, kekuatan pada badan, dan kecintaan di hati manusia. Sedangkan maksiat menimbulkan kegelapan di wajah, kegelapan di hati dan kubur, kelemahan pada badan, kekurangan rezeki, serta kebencian di hati manusia.”

Subhanallah! Ada orang yang mengeluh tentang sedikitnya rezeki, padahal ia lalai dalam shalat atau meremehkan perintah Allah.

Allah berfirman:

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى

Perintahkanlah keluargamu untuk melaksanakan shalat dan bersabarlah dalam melaksanakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan kesudahan yang baik itu adalah bagi orang yang bertakwa. (Thaha: 132).

Rumah yang penghuninya menjaga shalat adalah rumah yang diberkahi dan penuh rezeki. Sebaliknya, dosa dapat menghalangi rezeki. Jangan terkecoh melihat orang yang bergelimang harta namun bergelimang maksiat; itu hanyalah bentuk istidraj (ujian dengan kenikmatan).

Maka, jika seseorang istiqamah di atas agama Allah dan bertawakal kepada-Nya, Allah akan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Wallahu a’lam. [PurWD/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version