View Full Version
Kamis, 13 Jan 2011

Suamiku, Bicaralah..Please!

"Aku gemeess dengan suamiku, ditanya apapun jawabnya hanya "he emm" atau paling banyak hanya "terserah mama saja". Itulah beberapa curhatan dari para istri yang merasa sangat geregetan dengan perilaku para suami mereka yang sangat pendiam dan benar benar menjadi Mr. No comment. Banyak kejadian yang menurut mereka, enak dan bisa menjadi bahan diskusi yang menarik, tapi hanya berakhir dengan jawaban dari sang suami, " iya" dan atau kalimat simple " terserah". Bahkan ada yang mungkin hanya cukup dengan senyuman.

Memang tidak mengherankan bila kejadian seperti ini akan sedikit membuat gemes beberapa istri. Hal ini dikarenakan dalam berbagai kesempatan, wanita memang seringkali mengungkapkan perasaan mereka dengan lebih banyak berbicara dan berekpresi, sedangkan para suami cenderung lebih banyak mengamati dan memberikan respon secukupnya.

Memang ada sebagian pribadi yang telah dikaruniakan Allah untuk berkarakter pendiam. Namun bukan berarti pribadi yang pendiam tidak bisa komunikatif. Mungkin dari kebanyakan para suami, diam juga merupakan sebuah bahasa dan bentuk komunikasi mereka, tentunya hal itu adalah salah satu jenis bahasa yang unik sebagai pengungkapkan banyak hal dengan cara yang berbeda.

Jika anda mempunyai  suami yang pendiam dan ternyata anda menemukan bahwa karakter tersebut kurang pas dihati anda, jangan buru buru membahas semuanya hanya berdasar selera dan atau perasaan atas sebuah kenyamanan komunikasi. Namun ingatlah tentang suami yang merupakan pemimpin yang harus tetap di hormati sekaligus amanah untuk kita jaga. Cara terbaik untuk mendapatkan kedamaian adalah berdamai dengan keadaan, karena pernikahan adalah bukan tentang ambisi mengubah seseorang, tapi adalah tentang melengkapinya. pernikahan juga bukanlah tentang siapa yang lebih dominan, namun bagaimana kita menjadi dua pribadi yang bisa saling mengisi.

Terimalah suami sepaket dengan kelebihan dan kekurangannya. Kalau anda tak dapat melakukannya demi suami, lakukan saja sebagai bentuk ketaatan kita kepada Allah. Menerima adalah kata lain dari pengertian dan ketelatenan menyadari tentang sesuatu, termasuk tentang karakter pasangan kita. jika kita bisa berprasangka baik tentang orang lain, lalu mengapa tidak dengan suami?. Siapa yang dapat membaca niat hati seseorang, mungkin diamnya para suami adalah demi kebaikan kita. Mereka tidak ingin merepotkan kita tentang suatu hal, dan atau ingin membahagiakan kita dengan cara "unik", hasil kreasi alami dari mereka sendiri.

So, untuk para suami, diam bukan berarti tidak bisa berkomunikasi apalagi sampai acuh tak acuh. Memang ada sebagian wanita yang perlu ekstra energi untuk menahan diri dari berekspresi dan bercerita tentang sesuatu. Jika anda tidak mau atau tidak tahu bagaimana cara menanggapinya, cukup jadilah pendengar yang baik. Wanita senang sekali didengarkan ketika bercerita, sama halnya dengan anda yang merasa dihargai ketika dilayani dengan baik oleh istri. Istri akan merasa bahwa suami mereka ada saat dibutuhkan, hanya dengan menjadi pendengar setia dari cerita yang diutarakan, walaupun anda memiliki karakter pendiam.

Dan untuk para istri, bukankah karakter dasar dari wanita adalah ngemong, jadi walaupun suami adalah seorang yang pendiam, namun komunikasi insyaallah akan tetap berhasil selama kita bisa mengerti bagaimana menyikapinya tanpa harus melibatkan emosi. Berkomunikasi bukan berarti mencekoki pasangan dengan ribuan kata-kata. Cukup Pahami suami dan bicaralah dengan hati .Dalam komunikasi yang penting adalah bicara dari hati ke hati. Komunikasi bukan berarti kita bicara,dan semua akan terselesaikan atau kita dapatkan yang kita mau. Dengan menularkan kebiasaan berbicara dengan menggunakan bahasa hati sebagai pengungkapan tentang apa yang kita rasakan, insyaallah lama-lama para suami akan melakukan hal yang sama kepada Anda.

(syahidah)


latestnews

View Full Version