Maroko (voa-islam.com) - Tak kurang dari 17 orang warga Maroko dan asing minggu lalu ditangkap di Maroko, karena melakukan kristenisasi. Penangkapan ini bukan yang pertama kali terjadi. Menyebarkan agama non Islam merupakan hal yang dilarang di Maroko,
"Letak geopolitik Maroko antara Afrika dan Eropa membuat negara ini mudah dipengaruhi oleh semua pemikiran dan aliran," tandas Mohammed Reda Benkhaldoun, anggota parlemen dari partai oposisi terbesar di Maroko.
Menurut teori, kebebasan beragama dijamin di UUD Maroko dan syariat Islam. Tapi dalam praktiknya, menurut politisi ini, ada pembatasan.
Kalau para misionaris melakukan kristenisasi di kalangan warga Maroko, terutama kalangan remaja yang mudah terpengaruh oleh pemikiran-pemikiran tertentu, maka negara wajib mengambil tindakan untuk mencegah destabilisasi yuridis dari agama Islam...
Kalau para misionaris melakukan kristenisasi di kalangan warga Maroko, terutama kalangan remaja yang mudah terpengaruh oleh pemikiran-pemikiran tertentu, maka negara wajib mengambil tindakan untuk mencegah destabilisasi yuridis dari agama Islam...
"Kalau para misionaris melakukan kristenisasi di kalangan warga Maroko, terutama kalangan remaja yang mudah terpengaruh oleh pemikiran-pemikiran tertentu, maka negara wajib mengambil tindakan untuk mencegah agar jangan terjadi semacam destabilisasi yuridis dari agama Islam di Maroko."
Kristenisasi merupakan hal yang dilarang di Maroko. Guru besar Mohamed Darif melihat bahwa Maroko sejak dulu sering menghukum warganya yang pindah agama. Pada tahun enam dan delapan puluhan, kelompok Bahai pernah dihukum.
Tidak lama berselang, Maroko memutus hubungan politik dengan Iran, karena kasus penyebaran ajaran Syiah di kalangan warga Maroko. Pemerintah Maroko menyangkal melakukan pembatasan kebebasan warganya, namun mereka mengatakan, bahwa mereka hanya ingin mempertahankan "kerukunan warga."
Brosur gelap Kristenisasi murtadkan ribuan Muslim Maroko
Maroko memang menjadi incaran utama para misionaris dunia. Tahun 2008 lalu, diberitakan maraknya gerakan kristenisasi di Maroko yang dimotori oleh sekitar 800 lebih misionaris dari Eropa. Jumlah Muslim yang murtad pun cukup spektakuler, tahun 2004 saja lebih dari 1.000 masuk Kristen. Data ini bisa jadi salah, karena kenyataannya bahkan lebih dari itu.
...para misionaris menargetkan 10.000 lembar selebaran dalam satu acara pameran. Dari sepuluh ribu brosur Kristen yang disebar tersebut, sedikitnya 2.000 orang Islam murtad menjadi Kristen...
Sebuah situs Kristen malah berani membeberkan cara licik mereka dalam mengkristenkan umat Islam Maroko. Di Maroko, para misionaris beraksi dengan meninggalkan surat-surat selebaran di mana saja, seperti di tempat duduk bus atau kereta api, rumah makan, dan lain sebagainya. Kalau makan di restauran, tinggalkanlah sebuah surat selebaran Kristen di atas meja makan.
Aksi bagi-bagi brosur Kristen di Maroko ini biasanya dilakukan pada acara pameran. Pada pembukaan pameran, para misionaris mendatangi semua stand yang menyediakan brosur untuk promosi produknya. Di tengah-tengah brosur pameran tersebut diselipkan selebaran kristiani. Mereka menargetkan 10.000 lembar selebaran dalam satu acara pameran. Dari sepuluh ribu brosur Kristen yang disebar tersebut, menurut sebuah situs rohani Kristen, sedikitnya 2.000 orang Islam murtad menjadi Kristen.
“Sebelum acara pembukaan selesai mereka sudah membagikan 10.000 surat selebaran Kristen, di mana dalam semua surat selebaran tersebut dicantumkan sebuah alamat kantor. Beberapa hari kemudian kantor ini menerima 2.000 surat dari orang yang ingin mendengar lebih banyak tentang Tuhan Yesus Kristus. Memang di tempat mana saja akan ada orang yang senang membaca berita surgawi,” demikian berita misi dalam sebuah situs Kristen.
Pemurtadan dengan Lewat Lagu-Lagu Tradisional
Upaya kristenisasi di Maroko juga dilakukan dengan menyusupkan misi ke dalam lagu-lagu tradisional yang sangat populer. Lagu-lagu yang sudah memasyarakat di Maroko, liriknya digubah dengan lirik rohani yang memuja terhadap ketuhanan Yesus.
Menurut kritikus musik Abdul Qadir Al-Sahli, para misionaris Kristen itu sangat paham bahwa masyarakat Maroko, terutama kalangan generasi mudanya tidak bisa dipisahkan dari lagu-lagu tradisional mereka. Makanya kristenisasi disusupkan lewat dalam lagu-lagu tradisional.
...para misionaris Kristen itu sangat paham bahwa masyarakat Maroko, terutama kalangan generasi mudanya tak bisa dipisahkan dari lagu-lagu tradisional mereka. Makanya kristenisasi disusupkan lewat dalam lagu-lagu tradisional...
"Mereka sangat menyadari bahwa lagu-lagu rakyat merupakan pilar utama dari identitas nasional dan merupakan cara untuk merangkul berbagai elemen masyarakat di Maroko, " kata al-Sahli. Ia mencontohkan lagu "Essiniya" yang populer pada tahun 1974 oleh kelompok musisi Nass El-Ghiawane, yang dijuluki sebagai The Rolling Stones-nya Afrika.
Lirik lagu itu diubah dengan lagu gereja yang antara lain berbunyi, "Wahai Rakyat! Saya minta perhatiannya. Saya percaya pada Yesus Kristus yang telah menerangi hidup saya dan menuntut saya ke jalan yang benar. Dia mengorbankan dirinya sendiri untuk saya."
Sahli menambahkan, para misionaris Kristen berupaya memasukkan kekristenan kepada masyarakat Maroko melalui jaur seni, tanpa mempedulikan aspek-aspek teologi yang musykil dan rumit dalam ajaran Kristen. [aa/dari berbagai sumber]