By: Ria Fariana
Menjelang natal begini, biasanya banyak tempat umum yang latah memberi nuansa natal. Bahkan tak jarang sekolah-sekolah umum yang tak ada kaitannya dengan agama tertentu juga latah merias diri dengan hiasan-hiasan khas natal. Nah, biasanya pas natal tiba, beberapa guru dan murid-murid latah mengucapkan selamat natal pada yang beragama Kristen. Trus, gimana donk dengan sikap kamu sebagai salah seorang siswa/siswi muslim?
Intinya, jangan latah deh. Setiap perbuatan, sekecil apa pun itu, pasti dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah nanti. Apalagi dalam hal akidah seperti perayaan natal ataupun mengucapkan selamat hari natal. Ringan sih di lidah tapi berat timbangannya di akhirat kelak mengurangi kemungkinan kamu bisa menikmati indahnya surga. Kok bisa? Ya tentu saja bisa.
Mengucapkan ‘selamat hari natal’ sama artinya kamu mengakui apa yang diyakini oleh umat Kristiani yaitu tentang Yesus sebagai Tuhan. Perayaan natal adalah perayaan kelahiran Yesus menurut versi umat Kristen. Bayangkan, mana ada sosok Tuhan dilahirkan? Ini jelas-jelas pelecehan terhadap kedudukan Tuhan sebagai sosok Sang Pencipta. Bila Ia Mahapencipta, mana mungkin Ia bisa dilahirkan? Batil banget pemahaman seperti ini. Sama batilnya dengan memberi ucapan ‘selamat natal’ dengan alasan apa pun semisal tolerasi beragama.
..Mengucapkan ‘selamat hari natal’ sama artinya kamu mengakui apa yang diyakini oleh umat Kristiani yaitu tentang Yesus sebagai Tuhan...
Yang namanya toleransi beragama itu cukup dengan membiarkan dan tidak mengganggu ibadah agama lain selama mereka tidak mengganggu kita. Bagimu agamamu dan bagiku agamaku, lakum dinukum waliyaddin. Jadi bukan dengan mencampuradukkan pemahaman dengan alasan toleransi semu pada ucapan selamat natal.
Trus, gimana donk bila teman sebangku atau sekelas ada yang beragama Kristen? Cukup dengan tidak mengganggu ibadahnya dan menghormati keyakinannya tanpa perlu latah memberi ucapan selamat. Kalau ia mengajakmu ke rumahnya di saat perayan natal, tolak dengan tegas tapi sopan. Jelaskan apa yang kamu yakini tentang natal dan bagaimana Islam memandang perayaan natal ini. Tak perlu basa-basi dalam hal akidah. Taruhannya surga-neraka tuh.
Terlepas dari natal dan perayaannya, kamu boleh kok berteman dengan umat agama lain termasuk umat Kristiani. Tapi tentu saja dengan memahami rambu-rambu yang ada agar tidak campur-aduk antara kebenaran dan kebatilan. Intinya, kamu kudu belajar Islam dengan lebih rajin agar tahu batasan mana boleh mana yang tidak boleh. Sekali lagi ingat, bahwa perbuatan baik atau buruk seberat debu pun pasti ada hitungannya di akhirat kelak. So, jangan main-main dalam hal ini.
Nah, supaya kamu tidak terjerumus dan salah langkah, maka ayo ngaji! Ngaji Islam sebagai the way of life alias sebagai jalan hidup, bukan Islam sebagai agama ritual belaka. Kalo sudah gini, pasti deh kamu jadi remaja Islam yang cerdas dan punya prinsip. Keren banget kan? So pasti donk. ^_^
Baca artikel terkait: