VOA-ISLAM.COM – Pelecehan serius sudah lama terjadi di panti anak cacat milik gereja Katolik Roma, tapi tidak dilaporkan. Pelecehan ini termasuk hubungan seks, praktik kebiri, penelitian medis secara diam-diam, penganiayaan dan kemungkinan pembunuhan.
Seorang bruder Katolik dikirim ke Afrika karena telah melakukan penelitian otak yang tidak etis. Radio Nederland Wereldomroep (RNW) melacaknya.
Sampai beberapa tahun terakhir, kebanyakan pelecehan yang terjadi di institusi perawatan Belanda berhasil ditutup-tutupi. Satu perkecualian adalah skandal percobaan medis di ‘Huize Assisië pada tahun 1978, yaitu asrama sekolah Katolik Roma bagi anak laki-laki cacat mental yang terletak di kota Udenhout bagian selatan, Belanda.
Dokter umum dan seorang perawat yang dikenal sebagai bruder Dionysius melakukan penelitian tulang belakang pada sekitar 180 pasien, termasuk anak di bawah umur. Mereka menyuntikkan cairan dan udara ke otak pasien untuk mengambil x-ray cerebral cortex atau korteks otak besar mereka.
Penelitian otak ini dilakukan secara diam-diam. Setelah mendapat suntikan, pasien mengalami mual dan sakit kepala selama berhari-hari. Orang tua pasien tidak dimintai izin atau diberi pemberitahuan mengenai prosedur ini.
Dikirim ke Afrika
Ketika mantan karyawan membocorkan penelitian ini, dokter tersebut
dipecat dan didenda. Bruder Dionysius dikirim ke Tanzania oleh pihak Kongregasi. Kasus ini dibahas oleh parlemen Belanda. Anggota parlemen mengecam badan pengamat kesehatan yang telah memberikan kebebasan kepada lembaga swasta semacam Huize Assisië.
RNW mengetahui bahwa Bruder Dionysius masih bekerja sebagai perawat rumah sakit di desa Tanzania Sengerema, dekat Danau Victoria. Dalam perbincangan melalui telepon, dia mengatakan bahwa dia tidak melakukan apapun yang tidak diinginkan. “Yang kami lakukan di sana juga terjadi di lembaga lain,” ujarnya.
“Sebagai teknisi x-ray, saya melaksanakan mandat dokter. Itu bukan urusan saya apakah orang tua pasien mengetahui mengenai hal ini atau tidak. Saya dipecat setelah penelitian ini bocor, tapi pemecatan itu hanya untuk menghentikan keributan yang timbul,” jelasnya.
....Di samping pembunuhan 20 pasien tersebut, media ABC juga berhasil mengungkap terjadinya pelecehan seksual dan fisik di Saint Joseph....
Ini adalah contoh langka pelecehan lembaga yang bocor ke kalangan umum. Lebih sering kasus serupa malah disembunyikan rapat-rapat sampai beberapa dekade. Namun belakangan, beberapa rahasia mengerikan tersebut mulai terungkap.
Dalam sebuah investigasi media televisi ABC, seorang perawat kepala mantan di Huize Saint Joseph, panti Katolik Roma bagi anak laki-laki penyandang cacat mental, diduga telah menyebabkan setidaknya 20 pasien meninggal akibat keracunan pada awal tahun 50-an.
Kisah kesalahan yang berbuntut kematian ini membikin geger desa kecil di Belanda selatan di mana lembaga Saint Joseph itu berdiri sejak abad ke-19. Di samping pembunuhan 20 pasien tersebut, media ABC juga berhasil mengungkap terjadinya pelecehan seksual dan fisik di Saint Joseph.
Beberapa orang yang pernah tinggal di panti Saint Joseph mengatakan bahwa para bruder Katolik sering memukuli anak-anak dan mengunci mereka dalam ruangan yang terisolasi. Sejarawan Annemieke Klijn menulis mengenai kekerasan yang terjadi di panti itu.
Dia menggambarkan pelbagai macam metode yang dipakai oleh para bruder, termasuk pemberian pukulan.
....para bruder Katolik sering memukuli anak-anak dan mengunci mereka dalam ruangan yang terisolasi....
Sejarawan Klijn menggambarkan Saint Joseph sebagai institusi di mana banyak orang beragama dengan dedikasi tinggi bekerja, tapi dalam kualitas pelayanan terjadi kesalahan besar. Ini disebabkan karena sudah terlalu penuh dihuni dan kurangnya personil yang terlatih.
Seperti lembaga pelayanan Katolik Roma saat ini, banyak yang kekurangan dana. Panti Katolik bagi para penyandang cacat menolak pihak luar yang ingin melakukan pelatihan untuk meningkatkan kualitas perawatan.
Jadi tidak diketahui separah apa pelecehan yang terjadi di Saint Joseph atau lembaga perawatan Katolik lainnya.
Praktik Kebiri
Sebuah praktik yang cukup terjadi tapi tidak dipublikasikan secara luas sampai beberapa tahun belakangan ini adalah praktik kebiri kimia pada pasien. Praktik kebiri terjadi di panti Saint Willibrord, lembaga Katolik bagi penyandang cacat mental yang terletak di desa Heiloo, sebelah utara Amsterdam.
Di antara mereka yang dikebiri ada juga imam Katolik yang melakukan pelanggaran seksual dan siswa seminari yang dipandang tidak bisa mengontrol libido mereka.
....Di antara mereka yang dikebiri ada juga imam Katolik yang melakukan pelanggaran seksual dan siswa seminari....
Anehnya, sejauh ini, kelihatannya hanya ada sedikit minat untuk menyelidiki pelanggaran yang terjadi di lembaga Katolik Roma, khususnya panti bagi para penyandang cacat mental. Anggota parlemen dan pakar etika medis Heleen Dupuis malah mempertanyakan perlunya melakukan penyelidikan.
Meskipun Dupuis, pemimpin organisasi perdagangan Belanda bagi penyedia pelayanan penyandang cacat, mengatakan bahwa siapapun yang bersalah telah melakukan pelecehan harus dihukum. Tapi dia lebih suka menekankan betapa perawatan di Belanda sekarang sudah meningkat dibandingkan dengan dekade lalu saat pelecehan terjadi. [taz/rnw]