VOA-ISLAM.COM – Pengamalan doktrin selibat (hidup membujang pantang kawin) bagi biarawati beresiko kanker payudara, kanker rahim dan kanker ovarium yang berpotensi kematian. Untuk mengurangi resiko kanker, para biarawati dianjurkan minum pil kontrasepsi, padahal Gereja Katolik mengutuk segala bentuk kontrasepsi, sebagaimana digariskan oleh Paus Paulus VI dalam Humanae Vitae pada tahun 1968.
Perempuan yang memiliki anak memiliki risiko payudara, kanker ovarium dan kanker rahim lebih rendah dibandingkan perempuan yang tidak punya anak. Hal ini menyebabkan beberapa ilmuwan menyarankan agar para biarawati sebaiknya diberi pil kontrasepsi untuk mengatur siklus menstruasi dan meningkatkan kesehatannya.
Dua peneliti medis dari Australia, Kara dr Britt dari Monash University Melbourne dan Profesor Roger Short dari Universitas Melbourne, menyatakan bahwa pil kontrasepsi mengurangi angka kematian secara keseluruhan serta kematian akibat kanker rahim, payudara dan ovarium. Karenanya, hasil penelitian yang diterbitkan dalam The Lancet itu mewajibkan agar para biarawati Katolik diberikan pil demi kesehatannya, bukan untuk alasan kontrasepsi.
Peneliti medis berargumen, biarawati harus mengonsumsi pil kontrasepsi untuk mengurangi tingkat kematian yang tinggi, karena para biarawati rentan terserang penyakit kanker rahim, kanker payudara dan kanker ovarium karena mereka tidak memiliki anak dan menyusui. Para biarawati sangat berpotensi mengidap berbagai penyakit kanker ini, karena mereka menjalani hidup selibat (pantang menikah) sehingga tidak mungkin melahirkan dan menyusui bayi.
Padahal, kata para ilmuwan tersebut, kehamilan dan menyusui bayi sangat bermanfaat untuk mengurangi jumlah siklus ovulasi seorang wanita dalam hidupnya. Sebaliknya, peningkatan siklus ovulasi akan meningkatkan resiko kanker bagi wanita.
Jadi wanita yang tidak pernah mengandung, seperti biarawati yang pantang menikah, memiliki siklus menstruasi lebih banyak dibanding perempuan yang memiliki anak karena tidak mengalami kehamilan dan menyusui.
Sebelumnya, pada paruh pertama abad ke-20, para ilmuwan yang melakukan pengkajian terhadap sekitar 32.000 biarawati Katolik di Amerika Serikat menyatakan bahwa tingkat kematian mereka akibat kanker payudara, kanker ovarium dan kanker rahim lebih tinggi dibandingkan perempuan lain seusia mereka.
Tahun 1970, para ilmuwan mengakui bahwa para biarawati yang tidak melahirkan anak mengalami resiko kanker payudara mereka.
Pil kontrasepsi oral telah terbukti sangat efektif melindungi wanita dari kanker tersebut. Pil ini telah mengurangi tingkat kematian wanita yang pernah menggunakannya dengan 12% dibandingkan dengan wanita yang tidak menggunakannya.
Sementara itu, resiko kanker ovarium dan kanker endometrium menurun 50-60% bagi pengguna pil kontrasepsi dibandingkan dengan tidak pernah menggunakannya, namun bisa meningkatkan resiko penggumpalan darah (vena tromboemboli). [silum/uca, dtk]