Dalam kesaksiannya, penginjil Fatimah juga menuangkan alasan lain meninggalkan Islam. Ia mengaku meninggalkan Islam karena tidak bisa menerima doa-doa dalam ibadah shalat. Fatimah menulis:
“Saya menyembah satu Allah lima kali sehari dengan ritual yang melelahkan. Lima kali sehari azan menegaskan bahwa Muhammad adalah nabi Allah yang harus didoakan berkat baginya. Berdoa agar diberikan tempat terbaik di surga serta kedudukan yang lebih tinggi dari siapa pun. Dengan demikian Muhammad akan bisa bersyafaat seperti yang dijanjikan Allah!
Dari kesaksian ini jelaslah bahwa Fatimah tidak pernah menganut agama Islam, melainkan orang yang mengaku mantan Islam untuk komoditi supaya diundang ceramah kesaksian di gereja-gereja.
Terbukti, ia tidak tahu bacaan azan, sehingga menuduh bacaan azan dikumandangkan untuk mendoakan Nabi Muhammad supaya masuk surga. Siapapun, orang Islam pasti mengenal azan, baik bacaannya maupun maknanya. Dalam bacaan azan, tak ada kalimat yang mendoakan Nabi Muhammad supaya masuk surga. Perhatikan bacaan azan berikut:
“Allahu Akbar Allahu Akbar. Asyhadu alla illahaillallah. Asyhadu anna Muhammadar rasulullah. Haiya ‘alas sholah. Haiya ‘alal falah. Allahu Akbar Allahu Akbar. La ilaha illallah.”
Artinya: “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Aku bersaksi bahwa Tiada Tuhan selain Allah. Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah rasul Allah. Marilah shalat. Marilah menuju kebahagiaan. Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tiada Tuhan melainkan Allah.”
Dari bacaan azan tersebut, kalimat mana yang bisa diartikan mendoakan Nabi Muhammad supaya masuk surga? Sama sekali tidak ada!
Dusta Penginjil Fatimah untuk misi pemurtadan dan kristenisasi ini sangat memalukan. Dengan alasan untuk memashurkan nama Tuhan, ia bersaksi untuk menguatkan iman kristiani sembari menginjak agama lain. Kesaksian dusta seperti ini tidak akan memuliakan Tuhan, justru dikutuk Tuhan. Bibel sendiri mengutuk segala bentuk dusta dan tipu muslihat dengan alasan apapun. Bahkan Tuhan tidak marah besar bila nama-Nya diperalat untuk misi dusta dan tipu-menipu:
“Janganlah kamu bersumpah dusta demi nama-Ku, supaya engkau jangan melanggar kekudusan nama Allah-mu; Akulah Tuhan” (Imamat 19:12).
“Orang yang dusta bibirnya adalah kekejian bagi Tuhan, tetapi orang yang berlaku setia dikenan-Nya” (Amsal 12:22).
Jadi, menurut Bibel sendiri, dusta di bibir Penginjil Fatimah adalah kekejian bagi Tuhan!! [A. Ahmad Hizbullah MAG/Suara-Islam]