Sungguh terlalu bila Penginjil Kristen menuduh Nabi Muhammad menjiplak Bibel. Tuduhan ini terpatahkan tuntas dalam artikel edisi 1. Pada edisi ini, kita ungkap bahwa ayat Bibel yang dibangga-banggakan penginjil itu bukan sabda Yesus, tetapi ayat palsu yang disisipkan oleh para penulis Injil.
Penginjil membanggakan doa Bapa Kami sebagai warisan Yesus. Padahal berdasarkan penelitian ilmiah yang mendalam, para sejarawan Bibel mengakui bahwa doa Bapa Kami bukan ajaran Yesus.
A. Roy Eckardt, guru besar pada Pusat Pascasarjana Studi Ibrani Oxford, Inggris, meragukan otentisitas doa Bapa Kami sebagai ucapan Yesus:
“Waktu belakangan ini muncul keragu-raguan tentang keaslian dari Doa Bapa Kami ini. Mungkin cuma kata Bapa –kalau diterjemahkan sebagai Abba, sebagaimana di dalam Injil Lukas– yang dapat langsung dikaitkan dengan Yesus. Namun, sebetulnya kita telah mengetahui bahwa bentuk sapaan ‘Bapa Kami’ ditemukan dalam liturgi Farisi” (Reclaiming the Jesus of History: Christology Today, edisi Indonesia: Menggali Ulang Yesus Sejarah: Kristologi Masa Kini, hlm. 108).
…Tuduhan penginjil bahwa Nabi Muhammad menjiplak doa Bapa Kami yang diajarkan Yesus dalam Injil adalah blunder besar…
Dalam catatan kakinya pada halaman yang sama, ditegaskan bahwa Doa Bapa Kami bukan berasal dari Yesus, tapi sebuah sisipan campur tangan para penulis Injil:
“Pada bulan Oktober 1988 sekelompok pakar Alkitab yang dikenal sebagai Jesus Seminar telah melihat bahwa doa ini tidak berasal dari Yesus, tetapi hasil usaha orang-orang Kristen perdana yang menggubah dan menyusunnya bertahun-tahun setelah penyaliban Yesus. Kelompok ini sepakat bahwa doa Bapa Kami ini berasal dari penulis Injil yang pada awal abad ke-20 diberi sebutan ”Q” (Gustav Niebuhr, The Jesus Seminar Courts Notoriety, hlm. 1060-1061).”
Belakangan, Lynn Picknett & Clive Prince, penulis, peneliti dan pengajar bidang okultisme dan misteri sejarah agama dari London, mengungkap bahwa Doa Bapa Kami dalam Injil bukan ciptaan Yesus, tapi tiruan terhadap doa dari para penganut agama Mesir Kuno kepada Osiris-Amon, dewa Mesir Kuno:
"Sejak abad ke-19, pakar tentang Mesir yang amat kondang, Sir E.A. Wallis-Budge mencatat mengenai asal-usul bagian pembuka doa Bapa Kami, doa yang didaraskan oleh para penganut agama Mesir kuno kepada Osiris-Amon yang diawali dengan uangkapan "Amon, Amon yang ada di surga..." Jadi, tampak sangat jelas bahwa doa ini lebih tua berabad-abad daripada Yohanes Pembaptis dan Yesus; Nama "Tuhan" yang diseru dalam doa ini tidak mengacu kepada Yahwe atau yang kelak diyakini sebagai Putranya, Yesus. Kesimpulannya, doa Bapa Kami bukanlah ciptaan Yesus" (The Templar Relevation: Secret Guardians of the True Identity of Christ, edisi Indonesia: Para Pelindung Identitas Sejati Kristus, hl. 553).
…Doa Bapa Kami dalam Bibel bukan ucapan Yesus, melainkan sisipan para penulis Injil, meniru tradisi agama Mesir kuno kepada dewa Osiris-Amon…
Tuduhan penginjil bahwa Nabi Muhammad menjiplak doa Bapa Kami yang diajarkan Yesus dalam Injil adalah blunder besar. Karena terbukti bahwa doa Bapa Kami dalam Bibel bukan ucapan maupun ajaran Yesus, melainkan sisipan yang dilakukan oleh para penulis Injil, meniru tradisi agama Mesir kuno kepada dewa Osiris-Amon.
Seharusnya para penginjil Kristen berkaca dulu sebelum menuduh Nabi Muhammad mencontek atau menjiplak Bibel. Ingat kata bijak Yesus dalam Injil: “Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu.”
Camkan kecaman Yesus dalam Injil: Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu!! Bersambung [a ahmad Hizbullah mag/SI]
Artikel terkait: