View Full Version
Ahad, 25 May 2014

Gereja Balkan : Banjir Bandang Akibat Banci Brewok Simbol 'Fasisme' Conchita Wurst

BALKAN (voa-islam.com) - Innalillah, awal Mei 2014 ini banjir bandang melanda kawasan Balkan dan sebelah tenggara benua Eropa, seperti negara Serbia, Bosnia, dan Kroasia terendam.

Banjir yang menghancurkan kota-kota di Balkan ini adalah salah satu banjir terparah yang terjadi dalam seabad terakhir di wilayah Eropa Tenggara tersebut. Akibat bencana banjir, diperkirakan 50 orang meninggal dunia dan 150 ribu penduduk kehilangan tempat tinggal.

Alih-alih mencari solusi, ternyata pihak gereja di kawasan Balkan ini ini ternyata menuding musibah itu disebabkan ulah banci brewok yang baru memenangkan Eurovision Song Contest 2014 Conchita Wurst. Eurovision adalah ajang kontes nyanyi negara-negara Eropa

Setidak-tidaknya, itulah tuduhan sejumlah pemimpin gereja di Balkan. Banjir ini bukan kebetulan. Ini adalah peringatan.

Nama Conchita Wurst barangkali masih asing di telinga masyarakat Indonesia. Tetapi kontestan ajang pencarian bakat di Austria yang bertajuk Eurovision Song Contest ini mengejutkan banyak orang dengan penampilannya. Lho, ada apa sih dengan penampilan penyanyi yang punya single berjudul Rise Like A Phoenix ini?

"Tuhan mengirimkan hujan lebat dan banjir besar sebagai pengingat. Jangan sampai bergabung dengan kaum sesat!" Itu adalah ucapan Patriakh Amfilohije dari Montenegro, seorang pemuka agama Kristen Ortodoks Serbia.

"Tuhan mengirimkan hujan lebat dan banjir besar sebagai pengingat. Jangan sampai bergabung dengan kaum sesat!" Itu adalah ucapan Patriakh Amfilohije dari Montenegro, seorang pemuka agama Kristen Ortodoks Serbia.

Patriakh Irinej, pemimpin spiritual Kristen Ortodoks Serbia Timur, juga langsung menuding Chonchita Wurst sebagai biang kerok bencana alam itu. Ini hukuman dari surga. Lewat banjir ini, Tuhan membasuh Serbia dari dosa-dosa, kata Irinej.

Rusia benci banci 'kaleng' Conchita Wurst sebagai Simbol Fasisme

Penampilannya pada acara ini mengundang berbagai komentar. Ia punya penggemar berat dan juga haters yang antipati terhadap dirinya. Sebuah akun Facebook anti-Wurst yang memiliki 35.000 anggota memaksanya untuk keluar dari ajang Eurovision. Berbagai komentar pedas dilontarkan kepadanya karena penampilannya.

Baru-baru ini Vladimir Yakunin menyebut Wurst sebagai simbol fasisme vulgar era modern.

Fasisme sendiri adalah gerakan radikal yang menyangkut politik dan cara pandang yang baru. Yakunin menganggap Conchita akan mempengaruhi masyarakat untuk mengakui adanya kaum seperti dia.

Yakunin yang merupakan sahabat dekat Vladimir Putin, presiden Rusia mengungkapkan hal tersebut beberapa waktu lalu. Dalam sebuah konferensi di Berlin, Yakunin menyatakan bahwa fasisme kembali merebak dengan munculnya Conchita.

"Definisi kuno tentang demokrasi tak ada kaitannya dengan wanita yang berjenggot, tapi dengan kepemimpinan terhadap masyarakat," ujar Yakunin dalam konferensi tersebut. Banyak orang menganggap kemenangan Wurst dalam Eurovision di Denmark merupakan bentuk kebebasan yang baru, namun tidak bagi Yakunin.

Sementara itu pemerintah Rusia telah memanggil beberapa negara untuk mengadakan kontes serupa dengan kontestan yang 'normal'. Acara yang bernama Voice of Eurasia ini akan menjadi tandingan Eurovision yang digelar beberapa pekan lalu.

Conchita Wurst jadi idola baru @gigwise

Sementara itu pemerintah Rusia telah memanggil beberapa negara untuk mengadakan kontes serupa dengan kontestan yang 'normal'. Acara yang bernama Voice of Eurasia ini akan menjadi tandingan Eurovision yang digelar beberapa pekan lalu.

Islam Melarang Pria yang Bergaya Seperti Wanita


Setelah sebelumnya kita melihat penampilan yang terbaik bagi pria dengan pakaian putihnya, selanjutnya kita akan melihat beberapa penampilan yang terlarang. Yang kita bahas atau kita singgung terlebih dahulu tentang masalah berpakaian. Di antara yang terlarang adalah memakai pakaian yang menjadi ciri khas wanita. Bahkan terlarang pria menyerupai wanita secara umum.

Sebagaimana kita saksikan sendiri sebagian publik figur sering mencontohkan bergaya seperti itu. Ada yang memakai rok dan memakai pakaian wanita lainnya. Begitu pula yang nampak pada para banci/ bencong yang bergaya seperti wanita. Bergaya seperti ini terkena larangan sekaligus laknat sebagaimana disebutkan dalam hadits-hadits berikut ini.

Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata,

لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – الْمُتَشَبِّهِينَ مِنَ الرِّجَالِ بِالنِّسَاءِ ، وَالْمُتَشَبِّهَاتِ مِنَ النِّسَاءِ بِالرِّجَالِ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki” (HR. Bukhari no. 5885).

Dalam lafazh Musnad Imam Ahmad disebutkan,

لَعَنَ اللَّهُ الْمُتَشَبِّهِينَ مِنَ الرِّجَالِ بِالنِّسَاءِ ، وَالْمُتَشَبِّهَاتِ مِنَ النِّسَاءِ بِالرِّجَالِ

Allah melaknat laki-laki yang menyerupai wanita, begitu pula wanita yang menyerupai laki-laki” (HR. Ahmad no. 3151, 5: 243. Sanad hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari).

Begitu pula dalam hadits Abu Hurairah disebutkan,

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لَعَنَ الرَّجُلَ يَلْبَسُ لُبْسَةَ الْمَرْأَةِ وَالْمَرْأَةَ تَلْبَسُ لُبْسَةَ الرَّجُلِ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat laki-laki yang memakai pakaian wanita, begitu pula wanita yang memakai pakaian laki-laki” (HR. Ahmad no. 8309, 14: 61. Sanad hadits ini shahih sesuai syarat Muslim, perowinya tsiqoh termasuk perowi Bukhari Muslim selain Suhail bin Abi Sholih yang termasuk perowi Muslim saja). Dalam hadits terakhir ini yang dilaknat adalah gaya pakaiannya. Sedangkan hadits di atas adalah mode bergaya secara umum.

Namun manakah yang menjadi gaya dan pakaian wanita, di sini tergantung pada masing-masing daerah. Karena ada yang menjadi gaya wanita di sebagian tempat, namun tidak menjadi masalah bahkan menjadi budaya berpakaian di tempat lainnya.

Semacam di Arab, para pria mengenakan pakaian ‘tsaub’, jubah putih panjang sampai di mata kaki. Layaknya seperti memakai daster di tempat kita, bahkan ditambah lagi mereka memakai penutup kepala (qutroh) seperti kerudung. Namun itu memang pakaian pria mereka.

Sehingga adat berpakaian wanita ataukah bukan tergantung pada zaman dan tempat. Yang jelas jika pria memakai rok di tempat kita, sudah dianggap ia bergaya seperti wanita sebagaimana yang kita lihat pada gaya para ‘banci’. Dan inilah yang terkena laknat.

Naudzubillah, warga Eropa memang sedang sakit. Ayo selamatkan dengan Islam. (jpdbs/rumaysho/adivammar/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version