STRASBOURG (voa-islam.com) - Paus Fransiskus memperingatkan dunia melihat Eropa sebagai benua yang "tua dan lusuh" saat memberikan pidato di Parlemen Eropa di Strasbourg, Prancis, hari Selasa (25/11).
Paus mengatakan Eropa "semakin tidak berperan sebagai pemimpin" di tengah dunia yang tidak terlalu mempercayainya. Dia juga meminta adanya "reaksi bersama" dalam menghadapi banyaknya migran miskin dan terpinggirkan yang datang ke Eropa.
Eropa terus-menerus diterpa krisis ekonomi, sejak mulai Yunani, sampai terjadi di seluruh daratan Uni Eropa.
Kunjungan Paus Fransiskus di Strasbourg dikeluhkan sejumlah pihak, yang menuduhnya tidak memperhatikan Eropa. Sebagian besar warga Katolik Strasbourg kecewa karena dia tidak akan menemui mereka atau katedral kota tersebut.
Paus dijadwalkan berbicara di depan Dewan Eropa, badan hak asasi manusia utama Eropa.
Kunjungan empat jam ini -kunjungan tersingkat yang pernah dilakukan paus - adalah lawatan keduanya ke Eropa sejak menjabat, setelah mengunjungi Albania pada bulan September.
Dia mendatangi Pulau Lampedusa, Italia, pada bulan Juli 2013 untuk bertemu dan berdoa untuk para migran. Berbicara pada hari Selasa, Paus mendesak dilakukannya aksi untuk mengatasi ribuan migran yang tewas tenggelam.
"Kita tidak bisa membiarkan Laut Tengah menjadi sebuah tempat pemakaman besar," katanya.
Kekawatiran Paus Fransiskus itu, beralasan bukan hanya semakin banyaknya imgran, tapi gereja Katolik banyak ditinggalkan oleh pemeluknya. Eropa semakin cenderung ke arah atheis, dan menolak beragama.
Ini bisa dilihat kecenderungan kelompok-kelompok kiri radikal yang tumbuh pesat, mereka menjadi pemenang politik di daratan Eropa. Ini fenomena baru.
Selain itu, Paus Fransiskus, melihat perkembangan agama Islam sebagai sebuah realitas baru, dan tumbuh dengan pesat. Bukan hanya dikalangan imigran, tapi penduduk asli Eropa sudah banyak yang memilih Islam sebagai jalan hidup mereka.
Setiap harinya, ratusan orang masuk Islam di seluruh daratan Eropa, dan mereka menjadi warga baru bagi kaum Muslimin. Dengan kesadaran penuh, dan sebagian mereka para artis, dan tokoh politik, serta budayawan yang memilih Islam.
Sekarang, geraja Katolik menjadi kering kerontang,dan tidak lagi menarik. Apalagi, di mana-mana terjadi kekerasan seksual yang dilakukan para pastor terhadap anak-anak, dan ini sudah menjadi kejahatan yang akut dikalangan gereja. Sudah banyak para pastor yang dipecat karena melakukan kejahatan seksual.
Dibagian lain, Paus Fransiskus membuka pertemuan lebih 200 uskup senior Katolik Roma untuk mendorong mereka agar tidak menerapkan apa yang dia sebut sebagai "beban moral yang berat" para umat.
Pertemuan yang dikenal sebagai sinode ini membicarakan posisi Gereja tentang berbagai masalah kontroversial.
Mereka akan bergabung dengan warga umum Katolik memperdebatkan aborsi, kontrasepsi, homoseksualitas, dan perceraian.
Sinode akan berlangsung selama dua minggu dan diperkirakan tidak akan terjadi perubahan segera.
Pada misa pembukaan pertemuan, Paus menyampaikan harapannya agar para uskup ikut serta dalam perbincangan secara bebas.
"Pertemuan sinode tidak bertujuan untuk membicarakan pemikiran indah dan cemerlang, atau mengetahui siapa yang lebih pintar," kata Paus Fransiskus.
Dia mengatakan hal itu lebih merupakan kesempatan untuk "bekerja dengan kebebasan yang sebenarnya dan kreatifitas dengan kerendahan hati."
Sinode sebelumnya telah menetapkan agenda dan jalannya pertemuan diawasi ketat kardinal Roman Curia atau pemerintahan pusat Gereja, lapor para wartawan.
Sekarang hampir semua negara di daratan Uni Eropa, parlemennya sudah meratifikasi tentang perkawinan antar jenis, dan demikian ini sudah menjadi tanda bagi masa depan Uni Eropa yang akan bangkrut dan punah. [dimas/dbs/voa-islam.com]