KENYA (voa-islam.com) - Sekolah Kristen di Kenya menjadi alat pemurtadan terhadap Muslim. Di mana murid-murid Muslim dipaksa mengikuti kebaktian dan kegiatan gereja. Ini menjadi pola pemurtadan yang tetap, di setiap negara di dunia.
Para pemimpin Muslim Kenya menyatakan kemarahan mereka dan akan mengangkat isu ini kepada Menteri Pendidikan setelah siswi Muslim di sekolah tinggi putri dipaksa menghadiri kebaktian di gereja Kristen. Ini menjadi sebuah tindkan kejahatan yang tidak dapat dimaafkan, ujar seorang pemimpin Muslim di Kenya, Selasa, 30/6/2015.
Mahasiswi Muslim di Bura mengatakan mereka dipaksa menghadiri kebaktian pada gereja Kristen, dan dinilai sebagai sebuah pelanggaran atas hak konstitusional mereka dalam menjalankan kebebasan beribadah, ungkap seorang pemimpin Muslim Kenya.
Abdulswamad Nassir, seorang anggota parlemen merupakan wakil dari konstituen di mana sekolah itu berada, mengatakan ia telah menerima beberapa laporan dari beberapa orang tua yang tidak terima atas perlakuan terhadap anak mereka, yang dipaksa mengikuti kegiatan gereja, dan ini merupakan pola pemurtadan yang ajek di seluruh dunia Islam. Di mana anak-anak dibujuk dan dipaksa mengikuti kegiatan gereaj.
"Orang tua dan anak-anak sekolah telah mengunjungi kantor saya dan menyatakan protes," kata Nassir. "Mereka telah menjelaskan kepada saya bagaimana mereka sedang kehilangan hak agama (Islam) mereka", tambah Nassir.
"Mereka mengatakan bahwa, di sekolah, gadis-gadis Muslimah dipaksa upacara kebaktian di gereja", ujar Nassir yang merupakan anggota parlemen Kenya itu.
Aden Bare Duale, pemimpin mayoritas di Majelis Nasional Kenya, yang membidangi perlindungan bagi hak-hak keagamaann dan keyakinan berjanji mengangkat masalah kepada Menteri Pendidikan Jacob Kaimenyi.
"Saya akan memberitahu Prof. Kaimenyi tentang tuduhan pemurtadan terhadap siswi Muslimah yang dipaksa mengikuti kebaktian di gereja," kata Duale. "Kami akan ... mengatakan kepadanya bahwa guru yang memaksa muridnya ikut kebaktian di gereja adalah orang-orang yang merusak Kenya - Kenya di mana umat Islam dan Kristen, dan suku-suku dan agama-agama lain, bersatu," tambah pemimpin mayoritas Parlemen Kenya.
"Pada Sekolah Sheikh Khalifa, tidak ada siswa Kristen yang dipaksa memasuki masjid," Duale menambahkan, mengacu pada sebuah sekolah Muslim di pantai Kenya, di mana di sekolah Islam itu, terdapat sejumlah murid yang beragama Kristen. Tapi, mereka tidak dipaksa mengikuti ajaran Islam, dan tidak diajak ke Masjjid.
Menurut laporan dari para pemimpin Muslim Kenya, sekurangnya ada 40 siswi Muslimah yang diskors dari sekolah Kristen minggu lalu, karena mereka menolak menghadiri kebaktian di gereja Minggu. Usaha pemurtadan yang sangat sistematis di Kenya, terutama bagi siswa-siswi Muslim yang sekolah di sekolah Kristen di Kenya.
Orang tua siswa-siswi yang diskors itu kemudian berkumpul di kantor Nassir menyatakan keprihatinan mereka atas tindakan sekolah Kristen yang melarang anak mereka sekolah, karena menolak ikut kebaktian di tereja, dan mendorong anggota parlemen (MP) mengangkat masalah ini di parlemen. "Saya telah menulis petisi dan saya akan secara resmi menyampaikan di parlemen pekan depan," kata Nassir.
Larangan Jilbab
Konflik agama di sekolah bukan hal yang di Kenya yang didominasi Kristen. Di mana menurut catatan di Kenya, umat Islam dikatakan hanya sekitar 11 persen dari populasi seluruh penduduk Kenya. Meskipun, menurut catatan lainnya, jumlah Muslim di Kenya, lebih dari 30 persen.
Pada bulan Maret lalu, Dewan Imam dan Da'i mengutuk keputusan oleh pengadilan tinggi Kenya yang melarang jilbab, di mana jilbab yang dikenakan oleh banyak Muslimah,sebagai penutup aurat, dan bahkan di sebuah sekolah di timur laut negara itu juga dilarang
Pengadilan Kenya memutuskan pada saat itu bahwa mengenakan jilbab adalah "diskriminatif" dan melanggar peraturan sekolah. Dewan Imam dan Da'i menanggapi keputusan dengan menuduh pengadilan sengaja mengabaikan Pasal 32 dari konstitusi, yang menyatakan bahwa warga Kenya "tidak bertindak, atau terlibat dalam tindakan apapun, yang bertentangan dengan keyakinan seseorang atau agama”.
Tapi, begutlah di mana agama Kristen atau lainnya di sebuah negara, jika mayoritas, pasti menindas golongan minoritas, terutama warga Muslim. Tapi, mereka selalu menyebarkan ajaran kasih, dan tolerasni. Semuanya hanyalah bohong, alias isapan 'jempol' belaka. Sejatinya, agama Kristen (Nasrani) agama yang bengis kejam dan biadab. (dita/wb/voa-islam.com)