View Full Version
Selasa, 22 Sep 2015

Hallary Clinton: Muslim Bisa Menjadi Presiden Amerika Serikat

WASHINGTON (voa-islam.com) - Pertumbuhan Muslim di Amerika Serikat terus meningkat. Di tengah berbagai kekawatiran yang sangat terhadap Muslim. Phobia terhadap Muslim dan Islam tetap ada. Namun perlahan-lahan rakyat Amerika mulai bergeser sikap mereka terhadap Muslim, dan lebih familiar.

Kajian-kajian tentang Islam terus berlangung di berbagai kampus di Amerika, seperti di Boston, MIT, Columbia University, dan sejumlah kampus lainnya di Amerika. Dengan adanya kajian-kajian Islam itu, meningkatkan pemahaman sebagian kalangan ilmuwan Amerika terhadap Islam, dan terus menggeser tentang persepsi  mereka yang negatif terhadap Muslim dan Islam.

Menjelang pemelihan presiden Amerika di tahun 2016, terus berlangsung perdebatan tentang Muslim dan Islam di Amerika, sebagai sebuah 'isu' politik yang selalu menarik. Maka salah seorang pendukung Donald Trump membuat pernyataan kontroversi yang menuduh Presiden Barack Obama adalah 'Muslim', menimbulkan kritik terhadap Trump.

Bakal calon presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, mengatakan pemeluk Islam bisa menjadi presiden Amerika. Clinton menyampaikan pernyataan ini melalui Twitter, hari Senin (21/09), sehari setelah bakal capres Republik, Ben Carson, mengatakan bahwa Islam tidak cocok dengan konstitusi Amerika.

Carson lebih lanjut mengatakan dirinya tidak setuju jika seorang Muslim menjadi presiden AS. Tapi Clinton tak sependapat dengan mengatakan, "Apakah seorang Muslim bisa menjadi Presiden Amerika Serikat? Dalam satu kata: Ya."

Mantan menteri luar negeri dan ibu negara AS ini melengkapi tweet-nya dengan pasal 6 undang-undang dasar Amerika. Hingga Senin malam pernyataan Clinton tersebut di-retweet sebanyak lebih 3.300 kali dan difavoritkan oleh 4.000 pengguna Twitter. Isu Islam hangat di panggung politik Amerika dalam beberapa pekan terakhir.

Selain Carson yang mengatakan tak setuju jika pemeluk Islam menjadi pemimpin Amerika, Donald Trump -pesaing Carson di bursa bakal capres AS dari kubu Republik tidak mengeroksi pendukungnya yang mengatakan Presiden Barack Obama  adalah "Muslim". Pendukung Republik di kampanye Trump juga mengatakan bahwa Islam "telah menjadi masalah" di Amerika.

Muslim dan Islam sebagai kelompok minoritas di Amerika, dan terus tumbuh di tengah mayoritas Kristen. Namun, Muslim di Amerika sudah menjadi kelompok ketiga, diantara 250 juta penduduk Amerika. Muslim Amerika sekarang telah memilliki akses politik dan pemerintahan. Banyak ahli-ahli dari kalangan Muslim yang masuk dalam pemerintahan dan militer di Amerika. Sejumlah ilmuwan Muslim juga bekerja di NASA.

Perubahan-perubahan demografis (penduduk) yang sekarang ini terus meningkat dikalangan Muslim Amerika, berbanding lurus dengan hak-hak politik yang mereka bangun, dan sekarang menjadi kekuatan yang sangat diperhitungkan oleh setiap kandidat yang bakal menduduki Gedung Putih, dan pasti ingin mendapatkan dukungan Muslim.

Sayangnya siapapun yang menjadi presiden Amerika, apakah dari Partai Republik atau Demokrat, tetap kurang berbuat adil terhadap negara-negara dan dunia Islam. Amerika siapapun  yang menjadi presiden masih tetap menjadi alat kepentingan Zionis-Israel, karena begitu kuatnya loby Zionis terhadap Gedung Putih maupun Capitol Hill.

Kalangan Zionis di Amerika juga menguasai Wall Street yang menjadi urat nadi Amerika, termasuk The Fed (Bank Sentral Amerika),  tak aneh Amerika selalu memihak Israel. (mashadi/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version