BOGOR (voa-islam.com)—Di Indonesia banyak masjid yang melayani pembimbingan syahadat bagi non-muslim yang memutuskan memeluk Islam. Namun, bisa dikataan tidak ada masjid-masjid yang peduli dengan para mualaf pasca syahadat.
Peduli dalam arti tak hanya mensyahadatkan saja, tetapi juga memberikan pembinaan dan advokasi manakala si mualaf mendapat intimidasi dari keluarga maupun pihak-pihak yang tidak suka keislaman si mualaf.
Masjid Darussalam Kota Wisata, Kabupaten Bogor, Jawa Barat adalah diantara masjid yang memiliki program pembinaan dan advokasi para mualaf. Saat ini Masjid Darussalam sudah mengislamkan sebanyak 269 mualaf.
“Inilah masjid pertama yang tidak sekedar mensyahadatkan mualaf, tetapi juga mendampingi, membina dan menuntun para mualaf menjadi seorang muslim yang insyaa Allah Istiqomah dan kaffah,” ujar Hanny Kristianto, Ketua Mualaf Center Darussalam saat ditemui Voa-Islam di Masjid Darussalam baru-baru ini.
Menurut Koh Hanny, demikian sapaan karibnya, begitu banyak mualaf yang setelah syahadat tidak diajari cara berwudhu, shalat dan aqidah apalagi dibina, didampingi di tuntun menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain.
Masjid Darussalam Kota Wisata ini memiliki dua rumah singgah yang dipergunakan untuk para mualaf menginap sekaligus mengikuti program pembinaan.
“Karena memang tidak sedikit para mualaf ini mendapat intimidasi dari keluarga besarnya. Sehingga mereka butuh perlindungan. Kami pun menyediakan rumah singgah untuk para mualaf tinggal dan mengikuti pembinaan,” ujar Koh Hanny.
Mualaf Center Darussalam ini tak hanya membina spritual para mualaf, tetapi juga membina dari sisi kemandirian ekonomi.
“Banyak para mualaf yang kembali hidup dari nol dari sisi ekonomi. Mereka meninggalkan kemapanan karena adanya intimidasi. Mualaf Center Darussalam ini melakukan pembinaan, hingga mereka mapan dan mandiri secara ekonomi,” ungkap Koh Hanny.
Koh Hannya bercerita bahwa selain membina para mualaf, Masjid Darussalam juga disibukan dengan pembinaan akidah umat Islam. Menurut Koh Hanny tantangan dakwah di Kota Wisata salah satunya adalah pemurtadan.
Kristenisasi di sekitar Kota Wisata begitu gencar dilakukan. Masjid Darussalam di Kota Wisata Cibubur ini dikepung oleh 19 gereja di dalam komplek perumahan Kota Wisata, kebanyakan gereja-gereja ini liar tanpa ijin dan dibiarkan oleh pengembang.
“Di Lingkungan Masjid Darussalam ini berkali-kali kaum Nashrani dengan program - program missionaris dan ghazwul fikrinya berusaha merusak aqidah dan menyerang kaum muslim,” jelas Koh Hanny.* [Syaf/voa-islam.com]