View Full Version
Rabu, 31 Jan 2018

[VIDEO] Anak Pendeta Saifuddin Ibrahim: Abi, Bertaubatlah Sebelum Terlambat

JAKARTA (voa-islam.com)—Pada 5 Desember 2017 lalu, Penyidik Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri menangkap Abraham Ben Moses alias Ibrahim Saifuddin (52).

Pendeta Ibrahim Saifuddin adalah murtadin yang melakukan serangkaian ujaran kebencian kepada Islam melalui media sosial. Ia juga kerap melakukan pemurtadan kepada umat Islam. 

Lalu, apa tanggapan pihak keluarga? Sadam Husein, anak kedua Saifuddin Ibrahim mengaku kecewa dengan sepak terjang yang dilakukan ayahnya. Apalagi sang ayah tak hanya murtad, tapi juga melakukan pemurtadan kepada umat Islam. 

“Kemurtadan beliau memang sangat disayangkan. Tapi kembali lagi, itu adalah pilihan beliau. Ketika beliau sudah mengambil konsekuensi ini, maka ini urusan dia. Tetapi kalau kemudian beliau masuk ke urusan kita (umat Islam), maka itu yang jadi persoalan. Kita sudah lihat bukti-bukti nyata di video yang bersebaran menghina Rasulullah. Tulisan juga bersebaran di dunia nya ataupun melalui lisan beliau,” ungkap Sadam ketika ditemui Voa Islam baru-baru ini di Jakarta. 

Sadam memaparkan bahwa alasan ayahnya murtad  karena tidak mampu menjalankan Islam secara kaaffah. Padahal dalam perintahnya setiap muslim harus menjalankan Islam secara kaaffah.

“Alasan murtad pada tahun 2006 karena beliau tidak bisa menjalankan Islam secara kaaffah, menjalankan Islam secara menyeluruh. Beliau bilang, tidak ada muslim yang bisa menjalankan Islam secara kaaffah. Padadal perintahnya demikian,” jelas Sadam. 

Padahal, jelas Sadam, penganut Kristen juga banyak melakukan pelanggaran dari apa yang diperintahkan Bibel. (Baca: [VIDEO] Kerap Lakukan Pemurtadan, Murtadin Saifuddin Ibrahim Ditantang Debat Kristolog Masyhud SM)

“Ketika menganut sebagai Kristiani, maka ada konsekuensi-konsekuensi menjalankan aturan agamanya. Tetapi dilihat begitu banyak pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan penganut agama tersebut,” papar Sadam. 

Misalnya dalam Bibel, umat Kristen diperintahkan untuk melakukan sunat atau khitan. Juga diharamkan memakan babi. Bahkan diperintahkan untuk menggunakan hijab.

“Mengajarkan untuk sunat, mengajarkan untuk tidak memakan babi. Mengajarkan untuk berhijab. Itu ada konsekuensi ketika tidak berhijab akan dicukur rambutnya. Ternyata yang semua disampaikan dalam Bibel itu dilakukan oleh umat Muslim. Pertanyaannya, ketika harus menyampaikan kekaaffahan sebuah ajaran, maka silakan Abi melihat sosok umat Muslim harusnya. Dan berkaca pada diri sendiri,” kata Sadam. 

Meski sang ayah telah murtad, namun Sadam beserta keluarga masih sangat berharap sang ayah kembali kepada Islam. “Harapan kami, Abi marilah bukakan hati. Bukakan pikiran. Karena wallahu ‘alam, umur tidak ada yang tahu. Maka ketika ada jalan untuk hijrah, jalan untuk bertaubat, maka ambilah,” ujar Sadam.

Simak video lengkapnya di Voa Islam TV:

 

*[Syaf/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version