JAKARTA (voa-islam.com)—Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat KH Tengku Zulkarnain menyoroti kasus hebohnya doa Kristiani pada upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang dilakukan karyawan dan jajaran direksi Garuda Indonesia Group, Selasa (1/10/2019) lalu.
Dalam cuitannya di Twitter @ustadtengkuzul mengungkapkan bahwa saat ini di Indonesia yang berpengaruh jutru bukan kelompok minoritas. Padahal dalam alam demokrasi kelompok mayoritas memiliki pengaruh.
“Di alam DEMOKRASI yang menang dan paling berpengaruh adalah yg MAYORITAS. Anehnya, di Indonesia yg PALING BERPENGARUH sekarang ini justru bukan yg PALING BANYAK... Belumkah sadar bahwa DEMOKRASI di Indonesia itu ada yang SALAH...? Siapa yg MENYETIR Indonesia sekarang ini?” ungkap Kyai Tengku Zulkarnain.
Kemudian, Kyai Tengku Zulkarnain menyampaikan fatwa MUI terkait doa bersama. Dalam fatwa MUI yang dikeluarkan pada 2005 disebutkan seorang muslim haram mengikuti dan mengaminkan doa yang dipimpin non-muslim.
“Sesuai dgn FATWA pada MUNAS MUI tahun 2005 ttg DOA BERSAMA, kami ingatkan bahwa HARAM HUKUMNYA Umat Islam mengikuti dan mengaminkan doa yg dipimpin oleh NON MUSLIM. Oleh krn itu MUSLIM wajib BUBARKAN diri jika hal itu terjadi dlm upacara apapun di negeri ini (Tengku Zulkarnain),” kata Kyai Tengku Zulkarnain.
Seperti diketahui, jagad media sosial viral dan dihebohkan video pembacaan doa secara Kristen pada peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang dilakukan karyawan dan jajaran direksi Garuda Indonesia Group, Selasa (1/10/2019) lalu.
Dalam video viral tersebut terekam seorang karyawan wanita yang membaca doa . "Alah Bapa yang Maha Kasih, kami mohon juga kiranya engkau selalu berkahi dan lindungi kami karyawan Garuda Indonesia Grup. Curahkanlah roh kudusmu ke dalam setiap diri kami sehingga kami semakin menjadi pribadi yang kuat dan berkah bagi orang lain." demikian diantara kutipan doa tersebut.* [Syaf/voa-islam.com]