By: A. Ahmad Hizbullah MAG ([email protected])
Belakangan, kontroversi Gus Dur murtad mengemuka setelah Ustadz Abu Bakar Ba’asyir di hadapan ribuan jamaah pengajian di Masjid Ramadhan Bekasi, Ahad (3/1/2009), menyebut Mr Dur sebagai orang murtad. Salah satu alasan Ustadz Ba’asyir menyatakan Mr Dur Murtad adalah pernyataan Gus Dur pada tahun 2006 yang menyebut Al-Qur’an sebagai Kitab Suci paling porno di dunia. Statemen yang pertama kali dipublish oleh muslimdaily.net dengan judul "Ustad Abu: Mr Dur itu Murtad" itu mendapat tanggapan berbagai pihak dan meramaikan dunia maya.
Terlepas dari polemik apakah Mr Dur alias Gus Dur itu murtad atau tidak, dalam artikel ini penulis mengajak pembaca untuk menengok kembali ke belakang, soal kontroversi ”Al-Qur’an Porno” yang ditudingkan Gus Dur itu. Artikel ini pernah dimuat di Majalah Tabligh yang diterbitkan oleh Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus PP Muhammadiyah (volume 02No. 02 th 2006 M).
Kontroversi ”Al-Qur’an porno” ini bermula ketika dalam sebuah wawancara yang direlease dalam situs Islam Liberal, dengan beraninya Gus Dur menghina Al-Qur‘an sebagai kitab suci terporno di dunia. “Sebaliknya menurut saya. Kitab suci yang paling porno di dunia adalah Al-Qur’an, ha-ha-ha...” katanya sambil tertawa terkekeh-kekeh.
Menurutnya, kesimpulan ini didukung oleh adanya ayat Al-Qur‘an tentang perintah menyusui bayi hingga berusia 2 tahun. Gus Dur mengomentari ayat yang dimaksud sebagai berikut: “Loh, jelas kelihatan sekali. Di Al-Qur‘an itu ada ayat tentang menyusui anak dua tahun berturut-turut. Cari dalam Injil kalau ada ayat seperti itu. Namanya menyusui, ya mengeluarkan tetek kan?! Cabul dong ini. Banyaklah contoh lain, ha-ha-ha...”
Entah tidak hafal atau lupa dengan ayat mana yang dimaksud, sehingga Gus Dur tidak mengutip ayat yang dimaksud. Memang, Al-Qur‘an menyebutkan perintah kepada para ibu untuk menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh. Ayat itu sebagai berikut:
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf...” (Qs. Al-Baqarah 233).
..Melihat kata “menyusui” dalam kitab suci, Gus Dur tertawa terkekeh-kekeh sambil melecehkannya sebagai kitab suci terporno di dunia. Lantas, jika Gus Dur membaca puluhan ayat yang menyebut-nyebut buah dada, buah zakar, peler, pantat, menjamah-jamah, memegang-megang buah dada, birahi, memperkosa, dan lain-lain...
Ayat ini tidak dapat disebut cabul. Anggapan Gus Dur bahwa kata “menyusui” identik dengan mengeluarkan tetek, sungguh keliru. Sebab soal aurat itu ada batasan-batasannya. Sehingga perintah menyusui bayi pada ayat di atas tidak bisa dipahami secara parsial lalu ditafsirkan sebagai perintah untuk mengeluarkan tetek lalu diklaim sebagai ayat porno.
Dalam Islam, menyusui bayi itu ada etikanya, antara lain harus tetap menutup aurat, karena dalam surat An-Nur 31 dan Al-Ahzab 59 Allah SWT menyatakan bahwa yang disebut sebagai aurat wanita adalah seluruh anggota badan kecuali muka dan kedua telapak tangan. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa payudara wanita (istilah Gus Dur, tetek) adalah aurat dan haram ditampakkan kepada orang yang bukan mahramnya.
Tantangan Gus Dur: Bibel tidak ada kata porno
Belum puas menghina Al-Qur‘an sebagai Kitab Suci paling cabul di dunia, kemudian Gus Dur menyanjung Injil, kitab suci Kristiani. “Cari dalam Injil kalau ada ayat seperti itu,” tantangnya.
Tantangan ini perlu disambut dengan bijak. Mari kita penuhi tantangan Gus Dur, dengan mencari ayat-ayat porno dalam kitab suci Kristiani. Dalam Bibel, sedikitnya terdapat 13 kata “menyusui” baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Dua ayat di antaranya:
“Maka berkatalah puteri Firaun kepada ibu itu: “Bawalah bayi ini dan susukanlah dia bagiku, maka aku akan memberi upah kepadamu.” Kemudian perempuan itu mengambil bayi itu dan menyusuinya” (Keluaran 2:9).
“Berbahagialah ibu yang telah mengandung engkau (Yesus) dan susu yang telah menyusui engkau” (Lukas 11:27).
Kalau adanya kata “menyusui” dalam Al-Qur`an, lalu ditertawakan sebagai kitab suci porno, lantas bagaimana dengan nasib Bibel yang mengoleksi belasan kata “menyusui?”
..Belum puas menyebut Al-Qur‘an sebagai Kitab Suci paling cabul di dunia, kemudian Gus Dur menyanjung Injil, kitab suci Kristiani. “Cari dalam Injil kalau ada ayat seperti itu,” tantangnya...
Mungkin Gus Dur belum membaca ayat-ayat Bibel ini. Padahal, masih banyak kalimat yang benar-benar porno dan vulgar dalam Bibel. Berikut beberapa ayat contohnya:
“Orang yang hancur buah pelirnya atau yang terpotong kemaluannya, janganlah masuk jemaah Tuhan” (Ulangan 23:1).
“Di sana susunya dijamah-jamah dan dada keperawanannya dipegang-pegang” (Yehezkiel 23:3).
“Dan Ohola berzinah, sedang ia Aku punya. Ia sangat berahi kepada kekasih-kekasihnya” (Yehezkiel 23:5).
“Pada masa mudanya orang sudah menidurinya, dan mereka memegang-megang dada keperawanannya dan mencurahkan persundalan mereka kepadanya” (Yehezkiel 23:8).
“Oleh karena ia melakukan persundalannya dengan terang-terangan dan memperlihatkan sendiri auratnya” (Yehezkiel 23:18).
“Ia berahi kepada kawan-kawannya bersundal, yang auratnya seperti aurat keledai dan zakarnya seperti zakar kuda” (Yehezkiel 23:20).
“Engkau menginginkan kemesuman masa mudamu, waktu orang Mesir memegang-megang dadamu dan menjamah-jamah susu kegadisanmu” (Yehezkiel 23:21).
“Engkau bersundal dengan orang Mesir, tetanggamu, si aurat besar itu” (Yehezkiel 16:26).
“Betapa besar hawa nafsumu itu, demikianlah firman Tuhan Allah” (Yehezkiel 16:30).
“Aku akan menyingkapkan auratmu di hadapan mereka, sehingga mereka melihat seluruh kemaluanmu” (Yehezkiel 16:37).
“Dan melampiaskan hasratnya dengan pencinta mereka, yang pelirnya seperti pelir keledai...” (Yehezkiel 23:20, Bibel tahun 1970).
“...dan orang Etiopia sebagai buangan, tua dan muda, telanjang dan tidak berkasut dengan pantatnya kelihatan, suatu penghinaan bagi Mesir” (Yesaya 20:4).
Sebetulnya, masih banyak ayat-ayat Bibel yang begitu vulgar melukiskan adegan seksual, percabulan, persetubuhan, perkosaan, perzinahan dan fantasi seksual. Tak heran jika Profesor David M Carr menyebutnya dengan istilah “The Erotic Word” (Firman Tuhan yang Erotis).
George Bernard Shaw, kritikus kaliber internasional menyebut Alkitab dengan julukan yang sangat pedas: “The most dangerous book (the Bible) on earth, keep it under lock and key”. (Bibel adalah kitab yang paling berbahaya di muka bumi. Simpanlah kitab ini dalam laci dan kuncilah rapat-rapat).
Bahkan Gene Kasmar mengomentari dan menuangkan kalimat-kalimat panas dalam Bibel itu dalam buku khusus berjudul “All the Obcenities in the Bible” (Berbagai Percabulan dalam Bibel). Dalam buku setebal 488 halaman ini Kasmar membagi ayat-ayat erotis Alkitab menjadi 29 bab. Sebelum memgulas masalah incest dalam Bibel, Kasmar mengutip pendapat Thomas Paine:
“Whenever we read the obscene stories, the voluptuous debaucheries, the cruel and torturous executions, the unrelenting vindictiveness, with which more than half the Bibel is filled, it would be more consistent that we called it the word of a demon, than the word of God. It is a history of wickedness, that has served to corrupt and brutalize mankind; and, for my own part, I sincerely detest it, as I detest everything that is cruel. We scarcely meet with anything, a few phrases excepted, but what deserves either our abhorrence or our contempt...” (Thomas Paine, The Age of Reason, p. 15, pub. 1792).
Melihat kata “menyusui” dalam kitab suci, Gus Dur tertawa terkekeh-kekeh sambil melecehkannya sebagai kitab suci terporno di dunia. Lantas, jika Gus Dur membaca puluhan ayat yang menyebut-nyebut buah dada (alias tetek, kata Gus Dur), buah zakar, peler, pantat, menjamah-jamah, memegang-megang buah dada, birahi, memperkosa, dan lain-lain? Apakah Gus Dur tertawa terbahak-bahak sampai pingsan seraya berkata, “Kitab suci paling porno di seluruh dunia adalah Bibel?” Dos pundi, Gus?
Baca berita terkait: