View Full Version
Senin, 01 Feb 2010

Penjegal Dakwah Abu Bakar Ba'asyir di Pati, PKI atau Nasrani?

KEINGINAN sebagian ikhwan di Kabupaten Pati Jawa Tengah untuk mengadakan kajian rutin yang  diasuh oleh Ustadz Abu Bakar Ba’asyir terlaksana juga, yang dimulai dua  bulan yang lalu tepatnya Ahad ke-4 hari sabtu tanggal 28 bulan November 2009. Rencana, kajian tersebut akan diselenggarakan satu bulan sekali setiap sabtu ke-4 mulai pukul 13.00 sampai 15.00 WIB bertempat di Yayasan Al-Jazeera dengan alamat Jl. Nirwana, Puri Baru, Pati, Jawa Tengah yang dikelola oleh Ustadz Angga Setiawan dan kawan-kawan.

Sebelum kajian tersebut diadakan, pihak panitia sebetulnya sudah melayangkan surat pemberitahuan kepada pihak keamanan yang bertanggung jawab di daerah tersebut yaitu Polres Pati. Selanjutnya Polres Pati memberikan surat balasan kepada panitia yang tembusannya ditujukan ke berbagai instansi terkait mulai dari Kecamatan, Kelurahan, Desa dan bahkan kantor Depag setempat (karena tempat kajian berdekatan dengan kantor Depag).

Seiring berjalannya waktu, dan kajian bulanan baru berjalan dua kali, ternyata ada pihak-pihak atau oknum-oknum (bahkan ada yang mengaku dari kepolisian) yang mencoba mengacaukan keamanan di daerah tersebut dengan cara meneror dan mengancam masyarakat, pihak desa, pihak kelurahan dan sampai kepada panitia yang mengurusi kajian tersebut dan juga kepada keluarga mereka yang tujuannya sudah tentu jelas untuk menggagalkan keberlangsungan kajian tersebut yang diasuh langsung oleh Ustadz Abu Bakar Ba’asyir.

...ada pihak-pihak yang mengaku dari kepolisian, mencoba mengacaukan keamanan di daerah tersebut dengan cara meneror dan mengancam masyarakat...

Tepatnya satu minggu sebelum kajian ketiga akan dilaksanakan, yang direncanakan pada tanggal 23 januari 2010, pihak panitia menghubungi Sariyah Dakwah Wal-I’lam Jama’ah Ansharut Tauhid (JAT) Jawa Tengah (dan bersama-sama dengan Katibul ‘Aam JAT) selaku pengatur jadwal Ustadz Abu di wilayah Jawa Tengah, untuk mengabarkan bahwa kajian rutin Ustadz Abu untuk bulan ini ditunda dulu karena ada berbagai masalah yang timbul di sana setelah aksi-aksi teror tersebut.  Dari berbagai masalah itu antara lain:

1. Ada semacam konflik horizontal di masyarakat yang ditimbulkan dari aksi teror dan ancaman yang tidak bertanggung jawab.

2. Adanya ketidakharmonisan hubungan antara panitia pengelola dengan pemilik tempat kajian (sebab, tanah dan bangunan yang dipakai untuk tempat kajian sebetulnya masih dalam proses wakaf, dalam kata lain belum resmi milik Yayasan Al-Jazeera).

3. Tidak adanya tempat kajian pada bulan januari 2010 dikarenakan efek dari ketidakharmonisan antara pemilik tanah dan bangunan tersebut dengan pengurus Yayasan Al-Jazeera dan juga panitia pengelola kajian Ustadz Abu Bakar Ba’asyir yang ujungnya pengurus Yayasan Al-Jazeera di usir dari tempat tersebut karena pemilik bangunan ditakut-takuti akan digerebek oleh pemuda setempat.

4. Dll, yang tidak perlu kita sebutkan disini.

Langkah Selanjutnya

Setelah didiskusikan dengan fihak internal JAT yang terkait dan juga Ustadz Abu, maka bulan januari 2010 untuk kajian di Pati diputuskan untuk ditunda dulu sambil mengatur kembali program dakwah ke depan. Akan tetapi dari pihak panitia tetap meminta Ustadz Abu datang ke Pati untuk memberikan pengarahan-pengarahan, bagaimana sebetulnya langkah yang harus diambil, kemudian sudah betulkah langkah yang selama ini ditempuh dalam proses perizinan kepada fihak keamanan dalam hal ini kepolisian untuk mengadakan acara pengajian tersebut, dsb.

Dalam forum itu, hadir dari pihak kepolisian yang alhamdulillah bisa dikonfirmasi langsung dan waktu itu juga ditanya oleh Ustadz Abu, bahwa, Sudah betul apa belum proses yang selama ini sudah ditempuh oleh fihak panitia? Dengan suara yang lembut anggota polisi itu menjawab: “Bahwa apa yang selama ini telah dilakukan oleh panitia dalam proses tersebut (perizinan) sudah memenuhi prosedur dan tidak melanggar undang-undang”.

Kemudian juga ditanya, apakah sepengetahuan bapak ada dari aparat yang mendatangi orang-orang tersebut? Mereka juga menjawab “Tidak ada dan bahkan tidak tau siapa mereka itu”. Kemudian ustadz Abu menerangkan, "Kalau yang mendatangi pihak-pihak yang terkait dengan panitia itu bukan dari kepolisian, berarti mereka itu kalau tidak Komunis (PKI) ya orang Nasrani (Kristen dan Katholik). Jadi dalam hal ini polisi harus bisa mencari tau siapa orang-orang tersebut. Jangan sampai citra polisi dirusak oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. “Lanjut ustadz Abu memaparkan.

...Kalau yang mendatangi panitia itu bukan dari kepolisian, berarti mereka itu kalau tidak Komunis (PKI) ya orang Nasrani...

Tapi kemudian pertanyaannya, Bagaimana dengan orang yang mengaku sebagai anggota kepolisian malah melakukan ancaman-ancaman dan teror kepada pihak sipil atau masyarakat (yang seharusnya kepolisian itu tugasnya mengayomi masyarakat) ??? Apa pula motif dari oknum tersebut melakukan hal tersebut??? Apakah zaman reformasi sekarang ini mau dikembalikan kepada masa Orde Baru lagi??? Atau.... Dan tentunya hal ini menjadi tugas wajib bagi kepolisian untuk menyelidiki.
 
Maka, dari penelusuran Team Investigasi Sariyah Dakwah wal-I’lam JAT Jawa Tengah tersebut, disimpulkan bahwa:

1.Ternyata ada masyarakat yang belum bisa memanfaatkan pengaruh dari zaman reformasi ini untuk bergerak bebas dan menyebarkan dakwah Islam yang hanif dan teduh kepada masyarakat, khususnya umat Islam sendiri (baik ta’mir masjid dan panitia-panitia kajian yang dianggap keras).

2.Umat Islam sendiri dalam realita ternyata belum bisa menyadari bahwa segala anugerah dan nikmat yang diberikan Allah SWT harus kita syukuri dengan cara menjalankan syariat-Nya dengan sebenar-benarnya di negeri ini, padahal undang-undang telah memperbolehkan setiap umat beragama menjalankan syariatnya masing-masing.

...wajar kalau yang memusuhi Islam adalah orang-orang kafir, baik dari Yahudi, Nasrani, komunis, musyrikin, dll. Tapi bagaimana kalau yang memusuhi Islam itu adialah orang Islam sendiri...

3.Masih adanya pihak-pihak dan oknum-oknum yang memang secara jelas, telah dan masih memusuhi Islam dan kaum muslimin, dan jelas ini wajar kalau yang dimaksud adalah orang-orang kafir, baik dari Yahudi, Nasrani, komunis, musyrikin, dll, tapi bagaimana kalau yang memusuhi Islam itu ialah orang Islam sendiri? Di sini, kita perlu nasihatkan untuk segera bertobat saja, karena sesungguhnya ampunan Allah SWT sangatlah luas.

Demikianlah sekelumit bumbu-bumbu yang selalu menghampiri kita dalam memperjuangkan tegaknya syariat Allah SWT di muka bumi ini. Tapi juga perlu diingat oleh setiap aktivis dakwah, bahwa bumbu (gangguan) dari pihak musuh Allah SWT itu memang sewajarnya ada, kalau tidak ada maka dakwah yang kita lakukan selama ini harus kita instrospeksi sedini mungkin. Jangan-jangan dakwah yang kita lakukan malah menyenangkan musuh Islam dan mungkin bahkan melemahkan perjuangan Islam. Wallahu Ta’ala a’lam.

Semoga kita selalu diberi pertolongan dan perlindungan oleh Allah SWT dari gangguan musuh-musuh Islam dan sekutunya. Amin. [Wahyu Abdurrahman/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version