View Full Version
Ahad, 04 Apr 2010

Kalangan Muda Prancis Minati Islam

Perkembangan generasi muda di Prancis, khususnya di kota Paris untuk masuk Agama Islam cukup tinggi, terutama usia remaja 15 -20 tahun. Umumnya mereka ingin mencari identitas dan nilai Islam yang meneladani akhlak dan budi pekerti.

Pernyataan ini disampaikan mahasiswa Indonesia yang sedang kuliah di Prancis, Zulkifli Zanti Arbi kepada Rombongan Pemuka Agama Sumatera Utara saat bertemu di Mesjid Al-Jamik Kota Paris, akhir pekan ini sebagaimana disampaikan Kepala Dinas Kominfo Sumut Drs H Eddy Syofian MAP yang turut mendampingi tim ini .

"Perkembangan Islam cukup pesat dan dakwah tidak ada hambatan bahkan kekuatan Islam akan semakin pesat dalam sepuluh tahun ke depan di Eropa," ungkap mahasiswa S2 Bidang Urbanisasi yang sudah 2 tahun kuliah di Prancis tersebut.

Hal yang sama juga diperkuat oleh pemandu rombongan berkebangsaan Prancis Miss Isabella.

"Umat Islam di Prancis ada sepuluh persen dan menjadi Agama kedua terbesar setelah Yahudi," ujar Issabella yang sangat fasih berbahasa Indonesia.

...Umat Islam di Prancis ada sepuluh persen dan menjadi Agama kedua terbesar setelah Yahudi...

Menurut warga Prancis yang sedang shalat Ashar berjamaah bersama rombongan Pemuka Agama Sumut, di Prancis saat ini telah berdiri Pusat Dakwah Islam Eropa di Mesjid Ar-Rahmah. Ini adalah Mesjid terbedar pertama yang sedang dalam pembangunan setelah Mesjid Al-Jamik yang merupakan Mesjid tertua di Prancis yang dibangun tahun 1922 dengan arsitek mozaik dari Maroko.

Menurut Zulkifli Zanti, remaja Prancis baik warga asli maupun keturunan Timur Tengah atau Afrika, tertarik masuk Islam atas karena akhlak umat Islam di Prancis menjadi teladan, sehingga remaja di sana masuk Islam. Apalagi pemerintah di Prancis tidak melarang warganya untuk memeluk atau tidak menganut Agama sehingga dalam menjalankan dakwah tidak mengalami hambatan.

"Masyarakat di Eropa menilai, sepuluh tahun ke depan Islam akan berkembang pesat bahkan bisa menjadi kekuatan di Eropa," ujar beberapa warga yang ditanyakan baik di Belanda maupun di Paris.

Informasi yang diperoleh, mereka yang masuk Islam bukan karena sudah memeluk Agama sebelumnya justru lebih banyak dari anak-anak dari kalangan yang tergolong sebagai konsekuensi dari pencarian identitas.

Sementara itu Ketua Umum MUI Provinsi Sumut, Prof DR H Abdullah Syah MA maupun Ketua MUI Kota Medan Prof DR HM Hatta berpendapat, perkembangan yang terjadi dalam kehidupan keagamaan di Eropa menunjukkan bahwa ada masa pencarian identitas di kalangan generasi muda terutama usia 15 -18 tahun. Pada saat mereka mencari satu ketenangan dan kehidupan yang baik, muncul perkembangan Islam yang membawa akhlak tanpa mengabaikan rasionalitas, akhirnya mereka memilih Islam," ujar tokoh agama ini.

Melihat kondisi ini, lanjutnya kita di Indonesia khususnya semua tokoh agama harus terus memperkokoh umatnya agar tetap menjalani agamanya masing-masing sehingga mereka terutama generasi muda tidak mencari idola-idola yang bersifat pengkultusan yang tidak sesuai dengan ajaran agama,” ujar Prof Moh Hatta. [Abdurrahim Samsuri, Medan]


latestnews

View Full Version