Ribuan umat Islam Jawa Tengah berdoa untuk kemaslahatan umat dan melaknat Densus 88 Antiteror, Kamis malam hingga Jum’at dinihari (27/8/2010).
Seyogianya, acara yang diselenggarakan oleh Jama’ah Masjid Surakarta (SJMS) ini digelar di Masjid Baitus Salam Tipes Solo. Tapi karena jamaah membludak hingga dua ribuan orang, maka acara bertajuk “Malam Seribu Doa” itu dipindahkan ke sjid Agung Surakarta Jawa Tengah. Jamaah membludak karena juga dihadiri umat Islam dari berbagai daerah, antara lain: Wonosobo, Yogyakarta, Magelang, dan sekitarnya.
Acara yang berakhir pada pukul 03.30 dinihari itu dilatarbelakangi oleh keprihatinan terhadap kondisi umat Islam yang sedang terpuruk dan mengalami penghinaan dari musuh-musuh Islam dari kalangan kafirin, musyrikin, munafiqin dan murtadin di seluruh dunia. Secara spesifik, pada acara “Malam Seribu Doa” itu ditujukan untuk melaknat Densus 88 Antiteror dan memberikan support kepada para aktivis Islam yang ditangkap dan dibunuh Densus 88.
Dalam doanya, umat Islam memanjatkan doa kepada Allah agar para aktivis Islam yang ditawan dan keluarga yang ditinggal diberi oleh Allah SWT kesabaran, ketabahan dan kekuatan dalam menghadapi ujian tersebut. Terkhusus pula doa yang ditujukan kepada Ustadz Abu Bakar Ba’asyir, ulama shalih yang sedang ditahan oleh Kepolisian Republik Indonesia dengan tuduhan teroris.
“Acara ini diselenggarakan bermula dari keprihatinan umat Islam di Solo Raya terhadap ulah dan aksi brutal Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri di seluruh Indonesia dalam menangani kasus-kasus Terorisme yang memojokkan salah satu agama (Islam) dan aktivis-aktivis dakwah Islam,” kata Ahmad Muhajir, koordinator SJMS dalam siaran persnya.
“Penanganannya yang tidak transparan dan terkesan ada pesan titipan dari dunia barat yang dimotori Amerika beserta sekutu-sekutunya dalam issue dusta “Perang Melawan Terorisme” yang dilakukan di seluruh dunia untuk membumihanguskan umat Islam dari peta dunia,” lanjutnya.
Acara berlangsung khidmat, dimulai Kamis malam pukul 23.00 dengan mengadakan shalat tarawih (qiyamullail), taushiah dan doa.
Dalam shalat tarawih yang diimami oleh Ustadz Rosyid Ridho Ba’asyir, putra kedua dari Ustadz Abu bakar Ba’asyir, pada rakaat terakhir dipanjatkan doa Qunut Nazilah. Secara eksplisit Ustadz Rosyid memohon kepada Allah agar melaknat dan mengazab Densus 88 beserta penguasa negeri yang telah membuat kerusakan di muka bumi. Rosyid juga mendoakan Ustadz Abu yang sedang ditahan Polisi agar diberi kesehatan dan kesabaran. Beliau juga mendoakan para aktivis yang sedang tertimpa ujian dalam menegakkan dinul Islam agar diberi kekuatan dan ketabahan serta memohon agar Allah membuka mata umat Islam yang sedang terkena fitnah dunia dan fitnah akhir zaman untuk kembali kepada Islam yang haq dan mengembalikan izzul islam wal muslimin (kemuliaan umat Islam) serta menegakkan syariat Islam di muka bumi sesuai tuntunan Rasulullah SAW. [Abdurrahman, Solo]