By: Nijmah Nurlaili
Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung
([email protected])
Negeri ini memang panggung opera. Belum tuntas satu permasalahan, muncul permasalahan lain. Apabila ketegangan mulai turun, sang sutradara kembali menaikkan klimaks tersebut. Ceritanya pun tidak main-main, seputar pendidikan, politik, keuangan, pun perekonomian. Kali ini Freeport mendapat tempat di panggung opera pemerintah.
Opera tentang sebuah contoh nyata kelemahan pemerintah melayani masyarakat. Tentu bukan karena tidak memiliki kekuatan hanya saja kekuatan tersebut tidak digunakan bisa sepenuhnya. Pemerintah takluk menghadapi perusahaan ternama ini. Tentu kita melihat dengan jelas bagaimana mereka mengeruk kekayaan negeri ini untuk memakmurkan perut sendiri. Sementara pemerintah kita hanya duduk diam melihat keadaan itu karena sudah terikat dengan kontrak kerja. Sungguh memang tidak habis pikir, bagaimana bisa sebuah negara takluk di hadapan sebuah perusahaan.
Inilah keadaan apabila manusia melenceng dari jalan Tuhannya. Seandainya sejak awal pemerintah mengikuti apa kata Tuhannya, tentu masalah ini tidak akan terjadi. Islam sangat jelas mengharamkan privatisasi sektor Umum. Karena sesungguhnya manusia berserikat dalam tiga hal yaitu air (mineral), api (tambang, bahan bakar dll) dan padang rumput (hutan). Hal itu dikarenakan sektor tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak sehingga ini termasuk pada sektor umum.
Sayangnya pemerintah tidak menggubris seruan rakyatnya untuk kembali pada aturan Rabbnya dan menjadikan Syariat Islam sebagai satu-satunya landasan hukum negara. Jadilah saat ini negeri semakin karut-marut. [voa-islam.com]