JAKARTA (VoA-Islam) - Sebungkus coklat, setangkai bunga mawar, kartu ucapan bertuliskan “I Love You” dan kata-kata romantis, dan kado-kado unik lainnya yang rata-rata berbentuk hati, akan amat sangat mudah kita jumpai di bulan kedua setiap tahunnya tepatnya tanggal 14 februari.
Pada tanggal tersebut, nuansa pink mewarnai dimana-mana, baik itu di mall, kampus, toko-toko, dan restaurant. Yaaa…masyarakat pada umumnya dan para remaja pada khususnya menyebut hari tersebut sebagai ‘hari kasih sayang’ atau istilah impornya adalah ‘Valentine Day’.
Pada hari itu terutama kaum remaja merayakannya dengan berhura-hura. Berduyun-duyun datang ke pesta bersama pasangan yang belum halal baginya, berdansa semalam suntuk, saling memberi hadiah coklat, bertukar kado, dan kegiatan-kegiatan yang berbau maksiat lainnya. Bahkan hal-hal yang hanya boleh dilakukan oleh pasangan suami-istri pun mereka lakukan. (Na’udzubillah…)
Namun, tahukah kita sejarah di balik semua moment tersebut atau kita hanya sekedar ikut-ikutan untuk merayakannya sebagai ajang pembuktian diri sendiri yang ingin mengatakan bahwa “gaul dan keren itu berarti mengikuti dan ikut merayakan valentine”.
Firman Allah SWT dalam Al-Quran Surah Al-Isra ayat 36 :
"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggunganjawabannya."
Hadist Rasulullah SAW : ”Barangsiapa yang meniru atau mengikuti suatu kaum (agama) maka dia termasuk kaum (agama) itu”. (HR. Abu Daud)
Mari kita bahas sejarah hadirnya hari tersebut…
SEJARAH VALENTINE
Beberapa sejarah valentine :
St. Valentine, seorang pendeta yang hidup di Roma pada abad ke-III. Ia hidup di kerajaan yang saat itu dipimpin oleh Kaisar Claudius yang terkenal kejam. Claudius berambisi memiliki pasukan militer yang besar, ia ingin semua pria di kerajaannya bergabung di dalamya. Namun mereka enggan terlibat dalam peperangan. Karena mereka tak ingin meninggalkan keluarga dan kekasih hatinya.
Hal ini membuat Claudius marah, dan memerintahkan pejabatnya untuk melakukan sebuah ide. Ia berfikir jika pria tidak menikah, mereka akan dengan senang hati bergabung dengan militer. Lalu Claudius melarang adanya pernikahan. Pasangan muda menganggap keputusan ini sangat tidak masuk akal. St. Valentine pun menolak untuk melaksanakannya.
St. Valentine tetap melaksanakan tugasnya sebagai pendeta, yaitu menikahkan para pasangan. Aksi ini diketahui kaisar. Suatu malam, ia ketahuan memberkati salah satu pasangan. Pasangan tersebut berhasil melarikan diri, namun St. Valentine tertangkap. Ia dijebloskan ke penjara dan divonis hukuman mati dengan dipenggal kepalanya. Bukannya dihina oleh orang-orang, St. Valentine malah dikunjungi banyak orang yang mendukung aksinya. Mereka melemparkan bunga dan pesan berisi dukungan di jendela penjara dimana dia ditahan.
Salah satunya adalah putri penjaga penjara yang mengijinkan putrinya untuk mengunjungi St. Valentine. Ia setuju bahwa St. Valentine telah melakukan hal yang benar. Pada hari kepalanya dipenggal, kebetulan bertepatan 14 Februari, St. Valentine menuliskan sebuah pesan untuk gadis putri sipir penjara tadi, ia menuliskan ‘to be my Valentine’. Pesan itulah yang kemudian mengubah segalanya. Kini setiap tanggal 14 Februari orang di berbagai belahan dunia merayakannya sebagai hari kasih sayang. Orang-orang yang merayakan hari itu mengingat St. Valentine sebagai pejuang cinta.
Padahal "Valentine" berasal dari bahasa Latin yang berarti, "Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Maha Kuasa". Kata yang ditujukan kepada Nimroe dan Lupercus, tuhan orang Romawi. Sadar atau tidak ketika kita mengatakan "to be my Valentine", berarti sama saja artinya kita meminta orang tersebut menjadi "Sang Maha Kuasa". Jelas sekali hal ini merupakan kesalahan fatal dan merupakan salah satu syirik besar di abad ini.
Fakta yang lebih jelasnya lagi pada tanggal 14 Februari 1942 adalah hari jatuhnya Kerajaan Islam Spanyol. St. Valentino mengumumkan hari tersebut sebagai hari ‘kasih sayang’ karena menurutnya Islam itu zalim. Jadi dapat dirinci bahwa tumbangnya Kerajaan Islam Spanyol dirayakan sebagai Hari Valentine yang ironisnya juga dirayakan oleh umat Islam sendiri. Astaghfirullah…
Hubungan ketiga martir ini dengan hari valentine tidak jelas. Paus Gelasius I menyatakan sebenarnya tidak ada yang diketahui mengenai martir-martir ini, namun 14 Februari ditetapkan sebagai hari raya peringatan santo Valentinus. Ada yang mengatakan bahwa Paus Gelasius I sengaja menetapkan ini untuk mengungguli hari raya Lupercalia yang dirayakan pada tanggal 15 Februari.
Hal ini terbukti menggambarkan bahwa hari valentine merupakan agama ritual orang nasrani dan kristiani, yang tidak ada bedanya dengan perayaan natal mereka. Dimana umat Islam dilarang mengucapkan selamat apalagi sampai mengikuti upacara perayaannya tanpa tahu menahu asal muasalnya.
Ibnu Qayyim al-Jauziyah berkata, : "Memberikan ucapan selamat terhadap acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah disepakati bahwa perbuatan tersebut haram.” Semisal memberi selamat atas hari raya dan puasa mereka. Bagi yang mengucapkannya, kalau pun tidak sampai pada kekafiran, paling tidak itu merupakan perbuatan haram. Berarti ia telah memberi selamat atas perbuatan mereka yang menyekutukan Allah SWT. (na’udzubillah…)
Menurut tarikh kalender Athena kuno, periode pertengahan Januari dengan Februari adalah bulan Gamelion, yang dipersembahkan kepada pernikahan suci Dewa Zeus dan Hera. Tahu gak dewa Zeus? Dewa Zeus itu ayahandanya Hercules. Di Roma kuno, 15 Februari adalah hari raya Lupercalia, sebuah perayaan Lupercus, dewa kesuburan, yang dilambangkan (maaf) setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing.
Sebagai ritual penyucian, para pendeta Lupercus meyembahkan korban kambing kepada dewa dan kemudian setelah minum anggur, mereka akan berlari-lari di jalanan kota Roma sambil membawa potongan kulit domba dan menyentuh siapa pun yang mereka jumpai dijalan. Tidak heran jika para wanitanya pun justru mengajukan diri karena percaya itu adalah sebuah keberkahan buat mereka.
Dari beberapa sejarah di atas, bisa kita lihat bahwa valentine day bukan hari orang Islam. Seorang muslim diharamkan ikut merayakan hari besar pemeluk agama lain. Telah dijelaskan dalam Al- Qur'an. "Hai orang-orang kafir. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang Aku sembah. Dan Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang Aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku." (QS. Al-Kafirun : 1- 6).
Sementara dari hari valentine yang kita temui adalah simbol-simbol syirik dan maksiat yang hanya akan membawa pelakunya masuk neraka. Mulai dari yang paling sederhana seperti pesta, kencan, bertukar hadiah hingga penghalalan praktek zina secara legal. Dalam hari Valentine itu, ada semacam kepercayaan bahwa melakukan maksiat dan larangan-larangan agama seperti berpacaran, bergandeng tangan, berpelukan, (maaf) kissing bahkan berzina di luar nikah di kalangan sesama remaja itu menjadi boleh.
Alasannya, semua itu adalah ungkapan rasa kasih sayang. Ini jelas sesat dan menyesatkan. Bahkan tidak sedikit para orang tua yang merelakan dan memaklumi putera-puteri mereka melakukan hal tersebut dengan lawan jenis mereka, hanya semata-mata karena beranggapan bahwa hari Valentine itu adalah hari khusus untuk mengungkapkan kasih sayang. Padahal kasih sayang yang dimaksud adalah zina yang diharamkan.
Allah SWT berfirman : “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra’ : 32)
KASIH SAYANG ISLAM YANG SEJATI
“Kalian (umat Islam) adalah umat yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran, dan beriman kepada Allah.” (Q.S. 3 : 110).
“Sesungguhnya kasih sayang itu cabang (penghubung) kepada Allah SWT. Barang siapa yang menyambungnya,maka Allah akan menyambung (kasih sayang-Nya) dengannya. Dan barang siapa yang memutuskannya, maka Allah akan memutus (kasih sayang-Nya) dengannya.” (HR. Bukhori)
Islam adalah agama yang terbaik dunia akhirat. Lebih dari itu, Islam adalah sistem nilai sekaligus sistem hidup yang menjadikan seseorang selamat dan memperoleh kebahagiaan dunia akhirat. Bagi sebagian orang, Islam adalah pembebas, Islam adalah penyelamat. Namun, melalui cara terang-terangan atau dengan cara diam-diam, upaya paling efektif dan tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga untuk menghancurkan Islam salah satunya adalah dengan mengaburkan ajaran Islam.
Samuel Zwemer dalam konferensi Al Quds untuk para pastur pada tahun 1935 mengatakan: “Sebenarnya tugas kalian bukan mengeluarkan orang-orang Islam dari agamanya menjadi pemeluk agama kalian. Akan tetapi menjauhkan mereka dari agamanya (Al-Qur’an dan Sunnah)”. Salah satu moment yang sering digunakan untuk menjauhkan umat Islam dari agamanya adalah valentine day.
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah : “Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)”. Dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”. (QS. Al-Baqarah : 120).
Dalam Islam tidak akan pernah ada yang namanya hari valentine atau hari kasih sayang. Kasih sayang tidak hanya ditunjukkan pada hari khusus apalagi hari tersebut datangnya dari musuh besar kita. Kasih sayang dalam Islam dapat ditunjukkan dengan saling memberi salam, saling memberi hadiah, saling mengunjungi, saling menguatkan dan menasehati, melupakan semua kesahannya bahkan senantiasa bertekad untuk menjadi manusia yang bermanfaat bisa dikategorikan sebagai bukti kasih sayang yang sebenarnya. Bukan malah melegalkan sesuatu yang jelas-jelas haram dalam hukum Islam (dalam hal ini yaitu zina).
Hakikat kasih sayang terbesar yang sudah seharusnya kita miliki dalam hati adalah :
* Mencintai dan menyayangi Allah SWT dengan cara memenuhi segala perintah-Nya dan menjauhi segala bentuk yang dilarang-Nya.
* Mencintai dan menyayangi Rasulullah SAW yang pada akhir hayatnya pun menunjukkan bukti kasih sayang terbesarnya dimana beliau menyebut “ummati…ummati…ummati…”
* Mencintai dan menyayangi ibu dan ayah kita yang hingga detik ini tidak pernah lepas untuk mendoakan kebahagiaan bagi putra-putrinya.
Untuk apa menyibukkan diri dengan tradisi luar yang sudah terbukti punya niat buruk menghancurkan para sahabat semua. Jangan tertipu dengan istilah trend masa kini, gaulnya anak muda tapi malah kebablasan merusak akhlak dan akidah yang begitu mahal harganya. Jauhi sikap ikut-ikutan dalam prinsip hidupmu. Syukuri nikmat Islam dan Iman yang ada pada diri sahabat semua karena disanalah letak kasih sayang itu berada. Hiduplah dalam bingkai kasih sayang Allah. Nikmat mencintai segala sesuatunya hanya karena Allah SWT dunia wal akhirat. Mulai detik ini, mari kita bulatkan tekad dan komitmen dalam hati “say no and never to valentine, forever…”. Allahu Akbar !!!
Wallahu ‘Alam…
DIVISI BULETIN FOS ARMI (FORUM SILLAH UKHUWAH ANTAR PEMUDA MUSLIM)