View Full Version
Kamis, 13 Feb 2014

LDS HTI Majalengka Tolak Hari Valentine

MAJALENGKA (voa-islam.com) - Penolakan terhadap hari valentine terus disuarakan masyarakat. Kali ini datang dari Ratusan massa pelajar, guru, mahasiswa, dan wali murid dari wilayah Majalengka, Jawa Barat. Mereka melaksanakan pawai di jalanan kota untuk menolak Valentine's day, Rabu sore (9/2/2014).

Massa yang dikoordinir oleh Lembaga Dakwah Sekolah (LDS) Hizbut Tahrir Indonesia memulai aksinya dari Masjid Al Imam Majalengka kemudian long march melewati pendopo, Pasar Mambo, Jl KH Abdul Halim Alun sampai GGM depan Yogya dan Unma.

Kegiatan ini digelar untuk mengingatkan masyarakat Majalengka terutama pelajar dan para guru akan bahaya segala bentuk budaya kufur seperti Valentine's day. "Sambutkanlah seruan kami para pelajar dan aktivis dakwah sekolah untuk menolak budaya liberal," ujar Zaenal Muttaqin S.Pd, ketua LDS HTI .

Kegiatan ini juga  katanya digelar serentak secara nasional dalam rangka kampanye edukasi untuk selamatkan generasi dari budaya liberal.
 “Pemerintah tampak tidak peduli terhadap budaya yang masuk yang merusak generasi muda, “ ujang Diding Hermawan, salah seorang wali murid menyampaikan orasinya.

Karena itu ia pun menyatakan ketidak percayaannya terhadap sistem yang dijalankan negara ini. “ Kami menghimbau kepada para orang tua dan pelajar untuk berjuang agar kita kembali ke sistem yang baik yaitu sistem Islam,” ujarnya lagi.

“Kami sebagai guru mengajak kepada para pelajar dan semuanya agar tidak terjebak ke dalam Valentine’d day, campakan sistem bukan Islam termasuk budaya kufur seperti Valentine’s day,” ujar Tayimillah Sulaeman perwakilan daru guru.

Sementara itu Jubir Hizbut Tahrir Indonesia, Ismail Yusanto dalam siaran persnya yang disampaikan  ketua LDS HTI Majalengka, Zaenal Muttaqin SPd, menyerukan  kepada pemerintah untuk segera menghentikan segala bentuk kegiatan dan penyediaan sarana yang mengantarkan remaja kepada perilaku gaul bebas dan perzinaan. Juga, menghapus seluruh konten pornografi dan sejenisnya di tengah masyarakat serta menindak tegas semua pelakunya. Membiarkan semua itu hanya akan merusak generasi dan masyarakat pada umumnya. “Di samping itu, negara juga wajib melindungi generasi dari budaya liberal,” ujar Ust Ismail Yusanto. (pendi/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version