MEWASPADAI MAKAR SYIAH DI BIDANG PENDIDIKAN
Genderang peperangan antara Ahlus sunnah dengan kaum syiah hari ini kian hari kian terasa. Jika di Suriah sana peperangan dengan syiah melibatkan bom, peluru dan pertumpahan darah. Maka di negeri kita saat ini peperangan ahlus sunnah dengan kaum syiah baru berwujud peperangan pemikiran, meskipun di beberapa daerah seperti Madura dan Banyuwangi, konflik itu pun mewujud dalam bentrok fisik bahkan merenggut korban jiwa. Namun secara umum konflik itu belum merebak menjadi pertarungan yang lebih luas. Namun disadari atau tidak, geliat kaum syiah dan pergerakannya kian hari semakin meluas, salah satunya adalah di bidang pendidikan. Mereka (kaum syiah) menerobos masuk daerah-daerah yang nota bene merupakan basis ahlus sunnah, mencengkeramkan kuku-kukunya tanpa banyak disadari. Modusnya adalah mendirikan sekolah-sekolah (bukan pondok pesantren) yang sekilas berlabel Islam, netral dan berkesan modern.
Salah satunya adalah adalah lembaga pendidikan bernama sekolah Lazuardi. Lembaga yang mengklaim sebagai sekolah islam berwawasan global ini sejatinya adalah lembaga pendidikan milik syiah. Lihat saja di situs resmi lembaga ini http://www.lazuardi-gis.net
Di sana terpampang jaringan sekolah tersebut di berbagai kota , mulai dari Jakarta hingga Solo. Dalam salah satu link tautannya, dijelaskan bahwa lembaga ini berada di bawah Yayasan Lazuardi Hayati yang didirikan oleh istri salah satu pentolan Syiah Indonesia, DR Haidar Bagir, bernama Lubna Assagaf yang kemudian menamai sekolahnya yang terus berkembang dari Pra TK hingga SMA menjadi Lazuardi Global Islamic School (Lazuardi GIS).
Sekolah yang menerapkan kurikulum pendidikan dengan standar Universitas Cambridge, Amerika mencoba mengelabuhi kaum muslimin ahlus sunnah dengan retorika sebagai sekolah Islam berwawasan global dan mengedepankan pemahaman akan perbedaan dan toleransi, sebuah slogan khas kaum syiah yang mengkampanyekan ukhuwah demi menyembunyikan kedok mereka yang sebenarnya. Tengok saja salah satu artikel yang ditulis oleh salah seorang guru Lazuardi Gis dalam website mereka, http://cinere.lazuardi-gis.net/front/dunia_islam.html, tulisan itu menyerukan Pesan Persatuan Islam sesuai risalah Amman.Sebuah seruan yang sering diklaim oleh kelompok syiah bahwa syiah merupakan bagian dari Islam dan didukung oleh para ulama di dunia. Faktanya, Risalah Amman itu hanyalah akal-akalan politik kaum Syiah. Sebab di dalamnya banyak pernyataan yang ditafsirkan sendiri oleh kelompok syiah untuk menyatakan pembenaran kelompoknya.
Menurut Ustadz Kholili Hashib, salah seorang cendekiawan muda NU yang secara khusus meneliti masalah syiah. Risalah Amman menjadi semacam alat pencintraan kaum Syiah untuk mendapatkan simpatinya bagi masyarakat Muslim. Menjual’ apa saja yang menguntungkan. Ada hal-hal yang ditutupi dan mengangkat butir-butir yang dianggap menguntungkan.Lihat selengkapnya di http://inpasonline.com/new/risalah-amman-dan-kampanye-politis-syiah/. isalah Amman sendiri sebenarnya juga bukan hujjah bagi syiah sebab yang ikut tanda tangan banyak yang ingkar syiah dan menvonis terhadap sesatnya syiah seperti syaikh syekh Abdullah bin Sulaiman al-Mani’, Syekh Shalih alu al-Syekh, juga syekh Yusuh al-Qardhawi.
Namun anehnya sang guru Lazuardi justru menuliskan bahwa Implementasi Pesan Amman dalam kurikulum Lazuardi adalah bagian dari pengajaran sikap keterbukaan bagi siswa kita dengan berbagai macam mazhab dalam Islam.Hal ini persis sebagaimana yang ditulis oleh pentolan syiah Indonesia lainnya, jalaludin rahmat dalam Republika (10/11/2012) yang menggugat fatwa MUI Jatim tentang kesesatan Syiah dengan berpedoman pada Risalah Amman
Di sisi lain terobosan lembaga pendidikan milik syiah ini juga memakai tokoh mereka yang difigurkan sebagai pakar pendidikan berbasis multiple intelligences (kecerdasan ganda/majemuk) bernama Munif Chatib. Sosok yang juga dikenal sebagai penulis buku-buku parenting dan pendidikan ini adalah salah seorang konsultan ahli pendidikan Lazuardi, Sehari hari Munif berkantor di Lazuardi-Next, salah satu gedung di komplek pendidikan lazuardi di Jakarta.Dia sempat beberapa saat pergi mengunjungi Iran dan mengadakan pelatihan di negeri syiah tersebut. Tak heran jika dalam beberapa kesempatan dia sangat mengagumi dan memuji negeri itu. Munif Chatib juga beberapa kali nampak bersama Jalaludin Rahmat mengisi beberapa training dan pelatihan dalam komunitas Muthahhari Center. Komunitas pendidikan berbasis orang-orang syiah binaan Jalaludin rahmat.
Maka kita patut mewaspadai bagaimana sepak terjang lembaga pendidikan ini hingga bisa menerobos berbagai daerah basis ahlussunnah di Indonesia.Waspadai lembaga –lembaga mereka seperti Lazuardi GIS Jakarta, Lazuardi Haura GIS lampung, Lazuardi kamila GIS Solo, Lazuardi Tursina GIS banyuwangi, lazuardi Al Falah GIS Klaten, dan cabang-cabang lainnya. WADPADALAH.
Pengirim : Abu Fathiya