View Full Version
Rabu, 15 Oct 2014

Dakwah Tauhid Dengan Ruqyah Syar'iyah di Nusantara Kian Semarak

Sahabat Smart Teen VOA-Islam yang dirahmati Allah SWT...

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang dulu terkenal dengan Nusantara, adalah negeri elok indah nan permai. Berjuta mata menjadi saksi keindahan bumi persada yang terletak tepat di bawah garis khatulistiwa.

Dari kota Sabang hingga Merauke terdapat ribuan pulau yang tersebar, dengan wilayah 5.193.252 Km yang terdiri dari daratan seluas 1.904.569 Km dan lautan seluas 3.288.683Km. Aneka suku dan budaya serta aneka bahasa daerah mewarnai keragaman bumi Nusantara.Kekayaan alam dari hutan,lautan serta tambang intan permata menjadi simpanan kekayaan yang dianugerahkan oleh Allah SWT untuk masyarakat yang hidup di dalamnya.

Dengan jumlah penduduk mencapai 235 juta jiwa, dan luas tutorial hingga memiliki tiga waktu: Waktu Indonesia Barat, Timur, Tengah (WIB-WIT-WITA) menunjukan betapa besar bumi Nusantara ini. Bukan hanya itu saja, berbagai agama dan kepercayaan serta keyakinan pun hadir di Nusantara. Mulai dari Hindu, Budha, Kristen, Katolik, Konghucu dan berbagai kepercayaan keyakinan serta kepercayaan dinamisme dan animisme pun juga tak tertinggalkan. Akan tetapi, dari semua itu Islam adalah menjadi agama mayoritas penduduk di bumi Nusantara. Hampir 88% sendiri penduduknya seorang muslim, karena sebagaimana sejarah mencatat Islam telah di kenal oleh penduduk nusantara sejak abad ke 7 Masehi. Ditambah, ratusan kerajaan Islam juga telah menjadi bukti bahwa Islam dan Nusantara adalah hal yang tak terpisahkan.

Bukan hanya itu, Nuantara menjadi negara berpenduduk Muslim terbanyak di dunia, sehingga dakwah Islam pun begitu semarak dan terus berlomba. Di sisi lain, Nusantara yang konon memakai madzhab Imam Syafi’i dalam bermadzhab, nyatanya tidak menjadikan kewajiban secara hukum pemerintah dalam bermadzhab Syafi;i. Akan tetapi, justru di Nusantara ini membebaskan mayarakat Muslim untuk memilih setiap keyakinan madzhab yang di yakininya.

Akan tetapi, semua sepakat dari semua ormas Islam yang ada, bahwa Nusantara adalah negeri Muslim yang beraqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Sehingga salah, bila ada yang mengklaim bahwa Syi’ah adalah cikal bakal muslim di Nusantara ini. Sungguh itu adalah sebuah penyesatan opini secara sejarah dan fakta. Jadi, sangat jelas sekali Nusantara adalah negeri kaum Muslimin Ahlus Sunnah wal Jama’ah.

Dengan berkembangnya zaman, ormas Islam, Jama’ah Tarekat maupun Harokah pergerakan pun kian menjamur dan berlomba untuk mendapatkan jamaa’h dengan sebanyak-banyaknya. Maka pengajian, bedah buku, diskusi ilmiah serta penerbitan buku Islam kian tak terbendung karena begitu banyaknya.

Ruqyah Syar’iah Sebagai Sarana dalam Mendakwahkan Islam dan Tauhid

Di tengah berbagai cara, para Ustadz, Muballig dan Kiyai menyampaikan Islam, ada beberapa para aktivis dan ustadz yang mengambil Ruqyah Syar’iah sebagai saran untuk mendakwahkan Islam dan tauhid.

Pasalnya, mayoritas muslim di Nusantara masih sama percaya dan meyakini aqidah yang bertentangan dengan ajaran Islam. Selain itu, mayoritas Muslim masih banyak menjalankan hukum yang dijalankan oleh umat Hindu dan Budha.

Sehingga praktek perdukunan dengan segala macamnya, bagai jamur di musim penghujan. Seakan-akan prakten dukun yang telah bekerja sama dengan jin kafir itu seperti mendarah daging.

Di tahun 2000-an, Ruqyah Syar’iah mulai dikenalkan di Nusantara. Meski terasa asing, para aktivis pendakwah Ruqyah Syar’iyah terus istiqomah. Apalagi fenomena kesurupan massal kian sering terjadi di sekolahan, dan ini menjadi ajang untuk mendakwahkan tauhid yang benar.

Saat itu kita kenal para trainer ruqyah yang mem-booming, seperti Ustadz Fadhlan Adham Hasyim Lc, Ustadz Ahmad Junaedi Hasan Ali dan sebagainya. Sehingga secara cepat, masyarakatpun mengetahui tentang terapi ruqyah syar’iah.

Akan tetapi, perjalanan dakwah tauhid dengan ruqyah bukan aman-aman saja. Di tengah banyaknya bermunculan terapi ruqyah, muncul juga para dukun yang berubah wajah dengan memakai nama ruqyah pula. Dan kasus seperti inilah yang mengotori dunia dakwah ruqyah. Padahal, yang mereka lakukan adalah ruqyah saitoniyah. karena meskipun mulut mereka membaca ayat Al Quran, tetapi mereka telah bersekongkol dengan para jin (kafir).Hal itulah yang membuat dakwah ruqyah, banyak tak di minati umat sampai saat ini.

Kini dakwah tauhid Ruqyah Syar’iyah kembali mencuri perhatian umat. Diberbagai daerah dan kota sekarang menjamur pelatihan terapi Ruqyah Syar’iyah. Apalagi dengan munculnya Ustadz Perdana Ahmad, Ustadz Adam Amrullah dalam acara salah satu statsion swasta, membuat geliat dakwah kini kian memancar.

Apalagi kebanyakan umat Islam di Indonesia ini masih kental dengan yang namanya takhayul dan khurofat, maka dakwah dengan ruqyah ini merupakan salah satu sarana untuk menaklukan hati mereka dengan izin Allahkarena bagi orang umum, manakala seseorang sudah mampu mengalahkan kekuatan jin maka dia berarti hebat.

Tatakala itu terjadi, apa yang yang menjadi omongan kita akan diikuti. Memang inibukan tujuan,tapi kepercayaan umat pada kita bisa manfaatkan sebagai sarana memasukan ilmu pada mereka.

Kita ajarkan mana tauhid yang benar dan kita ajarkan mana pemahaman yang bertentangan dengan Islam, sehingga mereka tahu dan kita dorong untuk mengamalkansembari diajak belajar terus menerus hingga mereka kuat imanya.Ins’ya Allah. [syahid/Protonema/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version