Pers Rilis: Muktamar Pemuda PUI KE-3 di Palembang

بسم الله الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

--------------------------------------------------------------------

“Mengokohkan peran strategis pemuda untuk perubahan bangsa dan negara”

Jika menghitung dengan angka, usia Pemuda PUI sudah 50 tahun (1964-2014). Usia yang sangat panjang dan matang. Tentu ukuran organisasi ini tidak bisa disama ratakan dengan usia kematangan seseorang yang telah dewasa. Sebuah organisasi terdiri dari kumpulan banyak individu dengan latar belakang yang berbeda. Belum lagi dinamika eksternal yang sering menjadi sandungan tatkala harus berhadapan dengan kekuasaan. Pemuda PUI diawal kelahirannya telah mengalami jalan panjang yang berliku saat Soekarno berkuasa. Pemenjaraan para aktivisnya hingga berdampak terhadap jalannya organisasi. Ia mengalami fluktuasi gerakan.

Muktamar ke-3 tahun 2014 ini, adalah pembuktian bahwa organisasi ini milik ummat dan bangsa. Kiprah 50 tahun dalam pengabdiannya terhadap negara ini, fakta Pemuda PUI telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Indonesia. Banyak kader-kader terbaiknya yang dipercaya menjadi pemimpin di negara ini. Salah satu contohnya, Ahmad Heryawan Gubernur Jawa Barat yang prestatif dan inovatif dalam pembangunan. Ia meneruskan cita-cita perjuangan KH. Abdul Halim dan KH. Ahmad Sanusi yang telah ikut serta sebagai anggota BPUPKI.

Transformasi gerakan pun ditegaskan melalui Muktamar ke-3 Pemuda PUI. Dengan tema “mengokohkan peran strategis pemuda untuk perubahan bangsa dan negara” organisasi yang banyak digawangi para mantan aktivis kampus ini ingin mengambil peran yang lebih strategis. Makna strategis adalah mampu menangkap skenario jaman yang terus berjalan cepat. Karena lahir dari ummat, maka peran-peran strategis juga dalam rangka memperjuangkan kemajuan ummat. Iman Budiman Ketua Umum PP Pemuda PUI menggarisbawahi “pemuda PUI harus terus siap menjadi abdi umat dan bangsa. Karenanya, pemuda PUI harus menjadi subjek dalam wilayah strategis. Dengan harapan umat terus meningkat kapasitasnya, kesejahteraan semakin maju dan lembaga-lembaga umat berdaya saing”

Dalam lingkup regional, MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) 2015 sudah didepan mata. Artinya pemuda Indonesia harus bisa mempersiapkan diri dalam menghadapi MEA. Hubungan antar bangsa diantara pemuda akan menjadi tantangan tersendiri. Sekaligus menjadi peluang terciptanya konektifitas pemuda yang berwawasan global. Tentunya harus berdaya saing dengan bangsa dunia. Jaringan internasional memungkinkan adanya pertukaran budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi dan meningkatnya aktifitas ekonomi. Peluang itu harus disiapkan dan didriver oleh pemuda sebagai regenerasi kepemimpinan.

“Pemuda PUI harus menjadi katalisator semua eksponen keummatan dan kebangsaan. Ia menjadi pemersatu semua kekuatan untuk perubahan Indonesia”, tegas Iman demikian sapaannya. Hal senada diungkapkan Raizal Arifin Sekjen PP Pemuda PUI, “Pemuda Indonesia harus bersatu menyongsong era global. Dimana peluang sangat terbuka. Pemuda akan banyak berinteraksi dengan pemuda lintas negara dan bahkan benua. Pemuda PUI harus menjadi garda terdepan dalam arah kemajuan bangsa. Memiliki imajinasi tentang ummat dan bangsa yang lebih komprehensif.”

Ketua Panitia Muktamar, Jejan Jaenal Akbar mengatakan bahwa muktamar ke-3 ini akan dibuka oleh Gubernur Sumsel Alex Nurdin, Jum’at 5 Desember 2014 di Gedung Asrama Haji Palembang. “insya Allah Muktamar ke-3 ini akan menjadi momentum Pemuda PUI sebagai organisasi kepemudaan yang modern.”

Jakarta, 27 Shafar 1436 H / 5 Desember 2014 M

Pengurus Pusat Pemuda Persatuan Ummat Islam

(PEMUDA PUI)

                                       

Pengurus Pusat

Pemuda Persatuan Ummat Islam

(PEMUDA PUI)

 

Iman Budiman                                                                    Raizal Arifin

Ketua Umum                                                                           Sekretaris Umum