View Full Version
Senin, 09 Feb 2015

Akan Ditimpa Fitnah Bila Menyelisihi Rasulullah

Bismillahirrahmanirrahim 

Imam asy-Syathibi rahimahullah dalam kitabnya yang masyhur – al-I’tisham 1/132 menceritakan kisah berikut ini:

Bahwasanya Zubair bin Bakkar berkata: Saya mendengar Imam Malik bin Anas1) ditanya oleh seseorang, “Wahai Abu Abdillah (kunyah (panggilan) Imam Malik), dari mana saya akan memulai ihram?”

Imam Malik menjawab: “Dari Dzul-Hulaifah, di mana dulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memulai ihram dari situ.”

Maka orang tadi berkata: “Saya ingin ihram mulai dari Masjid Nabawi.”

Imam Malik menjawab: “Jangan lakukan itu.”

Dia berkata: “Saya hanya ingin memulai ihram dari Masjid Nabawi dari sisi kuburan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

Imam Malik menjawab: “Jangan lakukan itu, saya takut engkau akan terkena fitnah.”

Dia mengatakan: “Fitnah apa itu? Saya hanya menambah beberapa mil saja.”

Maka Imam Malik berkata: “Fitnah apakah yang lebih besar daripada engkau mempunyai pendapat bahwa engkau bisa melakukan suatu amal perbuatan mulia yang tidak dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?” Allah berfirman,“Maka hendaklah orang-orang yang menyelisihi perintah Rasul takut akan ditimpa fitnah2) atau adzab yang pedih.” (QS. An-Nuur: 63).

Selesai perkataan Imam Malik.

Maka jikalau hanya menambah beberapa mil saja dikhawatirkan akan tertimpa fitnah karena menyelisihi apa yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu bagaimana dengan perbuatan yang dilakukan oleh sebagian kaum muslimin zaman sekarang yang sama sekali tidak ada contohnya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam? Semoga allah Ta ‘ala menyelamatkan diri kita dari fitnah dan adzab akhirat.

Catatan:

1) Imam Malik bin Anas adalah salah satu Imam besar dari Imam madhzab yang dikenal sebagai Madzhab Maliki. Beliau berkedudukan dan mempunyai Majelis di kota Medinah. Kitab karangannya yang termashyur adalah al-Muwaththa’. Beliau adalah salah satu guru dari Imam asy-Syafi’i rahimahullah. 

2) Fitnah dalam bahasa arab adalah sangat berbeda dengan pengertian fitnah dalam bahasa Indonesia. Fitnah dalam bahasa Indonesia berarti menyebarkan berita bohong atau mengadu domba. Namun fitnah dalam bahasa arab berarti ujian, cobaan, kekufuran, kemusyrikan, kemunafikan, dan lainnya. Oleh karena itu, sangatlah fatal kekeliruan orang yang apabila difitnah (dalam bahasa Indonesia) lalu dia berdalil dengan firman Allah Ta’ala yang artinya:

……”Fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan…” (QS. Al-Baqarah: 191).  Padahal arti dari ayat tersebut adalah“Kekufuran dan kesyirikan itu lebih dashsyat daripada pembunuhan di bulan haram.” (Lihat Tafsir Ibnu Katsir 1/282).

Sumber:

Matahari Mengelilingi Bumi: Sebuah Kepastian Al Qur’an dan As-Sunnah serta bantahan terhadap teori Bumi mengelilingi Matahari, oleh Ustad Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif, Pustaka Al Furqan, 1429H. wallahu'alam. 

by priyo  asmoro


latestnews

View Full Version