View Full Version
Senin, 30 Mar 2015

Ketika Ramai-Ramai Memvonis ISIS Adalah Teroris

Sahabat VOA-Islam...

Bukan mau membela atau apa pun itu tentang ISIS (Islamic State Iraq and Sham) atau IS (Islamic State), tapi mari kita secara jernih melihat isu ini yang sedang dimainkan untuk menutupi sesuatu hal yang besar di republik ini. Kita juga harusnya fair mencari info.

Saya pribadi juga tidak setuju dengan cara-cara kekerasan, penganiayaan hingga pembunuhan yang dilakukan oleh - katanya ISIS ini. Siapa pun di muka bumi ini saya yakin sama dengan saya,pasti tidak setuju dengan cara2 seperti itu bahkan kita mengutuk keras!

Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) begitu fenomenal. Sepak terjangnya menjadi bahan perbincangan di seluruh dunia. Banyak yang takut. Banyak pula yang takjub. Banyak pula yang akhirnya memvonis bahwa ISIS adalah teroris.

 

Upaya Menghambat Pergerakan ISIS

Wajar saja dunia dibuat kalang kabut dan berusaha menghalau laju gerak Daulah Islamiyah yang dibidani ISIS dengan berbagai cara. Lewat counter opini, media massa, black campaign, dan lain sebagainya.

Termasuk pula di Indonesia. Berbagai statement yang menyebutkan ISIS adalah teroris, pendukung ISIS adalah pengkhianat bangsa, hampir setiap hari menghiasi pemberitaan media massa, baik online, cetak maupun televisi. Kebanyakan statement yang dimunculkan adalah sebagai sebuah bentuk kepanikan.

 

Keberpihakan Media

Ada satu hal yang jarang kita perhatikan terkait fenomena ISIS ini. Mayoritas media dalam memberitakan kondisi di lapangan hanya bersumber dari mengutip dari media tertentu saja, yang kebanyakan adalah media anti Islam.

Jika mereka mau fair, coba beritakan bagaimana kondisi sosial ekonomi masyarakat mereka yang wilayahnya telah tergabung dalam wilayah Daulah Islam. Bagaimana keamanan mereka dan kondisi-kondisi lainnya. Benarkah mereka membunuh wanita dan anak-anak? Benarkah mereka juga membunuh warga Kristen yang tidak mau masuk Islam?

Memang benar, bahwa media adalah alat propaganda yang paling efektif. Siapa yang menguasai media, maka ia akan menguasai dunia. Dengan media, semua bisa diputar balikkan faktanya. Yang benar bisa menjadi salah dan yang salah bisa menjadi benar.

Sekali lagi, bukankah media hari ini adalah banyak dipakai sebagai alat propaganda? Ingat peristiwa Pilpres kemarin?

Mari kita tunggu ending dari pemberitaan tentang ISIS di seluruh dunia yang nyaris sama polanya. Sadarkah kita jika merasa bahwa sumber berita terkait ISIS adalah bukan dari sumber yang bisa diverifikasi validitasnya?

Banyak pertanyaan-pertanyaan yang ganjil tentang isu ISIS ini hingga kita sudah terhanyut dan percaya bahwa kekejaman ISIS yang sedang diblow up media massa seluruh dunia, adalah ISIS-nya Abu Bakar Al Baghdadi dan kita juga percaya media massa yang memberitakan kekejaman ISIS pernah bertemu langsung dengan Abu Bakar Al Baghdadi.

Media mana coba? Saya ingin tau media yang sudah pernah mewawancarai Abu Bakar Al Baghdadi dan mengkonfirmasi bahwa benar ISIS yang selama ini ada di pemeberitaan adalah ISIS di bawah pimpinan dia.

Padahal jika kita perhatikan, media massa hanya saling kutip antar media massa saja tanpa bertemu langsung sumber ISIS.

Anehnya lagi kita percaya bahwa ada ISIS yang ingin mendirikan Negara Islam secara sengaja menggunakan pembunuhan, pemerkosaan, perampokan? ISIS yang seperti inlah ISIS palsu yang didirikan oleh USA sendiri untuk membenturkan kita umat islam.

Logika saja, jika ISIS yang benar-benar asli ingin mendirikan negara islam, maka mereka pasti akan menggunkan cara-cara yang berysariah, bukan cara-cara yang keji. Dan satu hal lagi yang lucu, ISIS yang diberitakan dimedia-media anti Amerika, tapi mengapa mereka makan dan minum bermerk Amerika seperti coca-cola hingga KFC?

Ada orang yang mengaku sebagai mantan penerjemah Al Baghdadi, lalu bercerita di dunia maya tentang kebengisan ISIS dan kita pun percaya? Padahal dari mana kita bisa percaya terhadap orang tersebut? Semua ini gampang dibuat jika intelenjen yang bermain.

Penulis Rio Baretaz


latestnews

View Full Version