AMBON, MALUKU (voa-islam.com) - Sebanyak 32 tokoh masyarakat Muallaf Maluku ‘dipesantrenkan’ selama 20 hari di bulan Ramadhan lalu, di Pondok Pesantren Al-Anshor, Kebon Cengkeh, Kota Ambon, Maluku.
Pendidikan kilat yang lumrah disebut daurah tersebut mengangkat tema “Tokoh Masyarakat Muallaf Penopang Dakwah dan Benteng Akidah”.
Kegiatan yang melibatkan tokoh lintas pulau dan kota di wilayah Maluku ini berlangsung dari hari Sabtu 20 Juni 2015 hingga 10 Juli 2015 lalu.
Seluruh transportasi dan akomodasi ditanggung Pondok Pesantren Islam Al Anshor atas dukungan dari para muhsinin.
Peserta daurah tinggal di asrama pesantren dengan fasilitas seadanya untuk mengikuti berbagai kegiatan pembinaan. Bukan hanya kuliah agama, para peserta dibekali dengan life skill seperti bercocok tanam dan beternak; serta pelatihan usaha untuk memperdayakan ekonomi masyarakat di daerahnya masing-masing.
Menurut Direktur Ma’had Al-Anshar yang juga sebagai pelaksana kegiatan ini mengatakan, pembinaan tokoh muallaf di bulan Ramadhan sudah berlangsung tiga tahun berturut-turut.
“Alhamdulillah, kegiatan ini telah kita lakukan bertutur-turut di tiga Ramadhan,” tuturnya.
Pada tahun 2013, peserta berjumlah 25 orang. Di tahun 2014 berjumlah 40 orang. Dan di tahun 2015 ini, jumlah peserta sebanyak 32 orang.
Kegiatan ini untuk menjawab kepentingan dakwah yang semakin tinggi. Jumlah muallaf semakin tahun semakin banyak. Jumlahnya sampai ribuan orang yang tersebar di beberapa pulau dan wilayah di Maluku.
Pasca menjadi muallaf bukan berarti masalah selesai dan misi dakwah sudah final. Sebaliknya, tanggung jawab dakwah semakin besar. Para muallaf harus dikuatkan akidahnya untuk menghadapi gerakan “Mencari Domba yang Hilang” para misionaris.
“Sudah ada 300 lebih yang murtad kembali ke agama semula,” tutur Ustadz Dr. Ahmad Annuri, Koordinator Pembinaan Tokoh Masyarakat Muallaf wilayah Maluku.
Menurut Ustadz Annuri, pembinaan memondokkan para tokoh Muallaf ini dinilai lebih efektif dan efisien. Pasca mengikuti pelatihan ini, Para tokoh akan menjadi juru dakwah paling depan di wilayahnya. Atau ketika datang utusan dai ke kampung mereka, para tokoh yang sudah memahami urgensi dakwah akan menjadi pendamping para dai melaksanakan tugasnya.
Data yang yang ke lembaga pembinaan masyarakat Muallaf, ada 800 muallaf yang belum terbina baik di Pulau Tual, Maluku Tenggara. Di pulau Seram, hampir 4000 muallaf yang sangat membutuhkan bimbingan dan pembinaan.
Pembinaan para mualaf di kepulauan Maluku telah dijalankan Ust. Dr. Ahmad Annuri, MA bersama tokoh ulama Ambon Ust. H. Abu Imam Rumbara SPd.I. Berkat dukungan para muhsinin dari berbagai pihak, kunjungan dakwah ke pelosok-pelosok kampung di Maluku dapat dilaksanakan.
Persoalan dan tantangan dakwah yang sangat kompleks membutuhkan dukungan dan kerjasama seluruh kaum muslimin. Karena dakwah merupakan tanggung jawab seluruh umat, sudah seharusnya seluruh komponen umat Islam ikut memikirkan dakwah para muallaf di Indonesia bagian Timur ini.
Simak tayangan lengkapnya di video “Pembinaan Tokoh Masyarakat Muallaf Maluku” di madnaitv.net [PurWD/voa-islam.com]