Oleh: Muhammad Mualimin
(Ketua Umum HMI Komisariat Universitas Al Azhar Indonesia, Ketua PERMAHI Jakarta Selatan)
Sahabat VOA-Islam...
Setiap negara pasti membutuhkan investasi untuk mensukseskan pembangunannya. Sebagai negara berkembang, Indonesia masih ‘’haus’’ dana segar sehingga butuh guyuran modal dari negara – negara maju.
Persahabatan dengan negara berduit tidak hanya dijalin oleh Presiden sebagai Kepala Negara. Upaya membangun komunikasi seringkali dilakukan pula oleh Legislator, salah satunya lewat kerjasama forum Parlemen tingkat dunia. Tapi apa jadinya jika yang ‘’dirayu’’ adalah Investor kapitalis raja kasino?
Hadirnya Ketua DPR, Setya Novanto dan sejumlah anggota DPR ke kampanye Donald Trump adalah tindakan yang sembrono. Sebagai pengusaha besar, Donald Trump banyak menyumbang devisa dan pajak bagi keuangan Amerika Serikat. Dan kita semua tahu penjajahan dan pembantaian Israel atas rakyat Palestina dibiayai oleh negeri Paman Sam.
Dengan pemikirannya yang cenderung anti – Islam, Donald Trump adalah sosok identik yang dalam Kitab Suci disebut ‘’setan’’. Sosok yang selalu mengajak pada kemaksiatan dan dalang bagi kebejatan moral. Kebesaran usahanya ditopang industri hiburan, miras, perjudian dan eksploitasi tubuh wanita demi kepentingan syahwat lelaki hidung belang.
Parahnya lagi, sikap Ketua DPR yang ‘’meng-iya-kan’’ pertanyaan Donald Trump bahwa apakah Rakyat Indonesia menyukai (Donald Trump disingkat DT). Sejak kapan Setya Novanto melakukan Survey sehingga tahu mayoritas Orang Indonesia menyukai DT? Seenaknya saja kalau bicara. Itu adalah jawaban ‘’terkonyol’ yang pernah diutarakan seorang ketua DPR RI.
Sebagai rakyat Indonesia. Jelas aku merasa tersinggung. Apa motif kehadiran anggota DPR ke kampanye calon Presiden AS? Apa pentingnya? Atau jangan – jangan ketua DPR mengharap DT berinvestasi dengan uang ‘’haramnya’’ di Indonesia? aku tak sudi memakai produk dari Investasi raja maksiat seperti DT!
Apa ketua DPR tidak ingat, bagaimana DT begitu menyalahkan umat Islam dunia pasca targedi WTC 11 September? Padahal teror itu dilakukan oleh oknum yang belum jelas apakah orang islam atau tidak. Tapi komentarnya DT main ‘’gebyah – uyah’’ sehingga umat Islam se - dunia dianggap teroris. Al – qur’an seolah mengajarkan ayat – ayat perang. Donald Trump tahu apa tentang Islam?
Donald Trump adalah tokoh garis keras. Pemikirannya selalu mendukung Israel atas pendudukan Paletina. Padahal Preambule UUD 1945 mengutuk penjajahan dimuka bumi bukan? Lha ini malah ketua DPR RI yang mendukung tokoh promotor penjajahan. Apalagi yang dijajah saudara se - agama. Sungguh keterlaluan kau pak Ketua.
Ketua DPR RI dan anggota Dewan lainnya harus diberi sanksi. Kesembronoannya menghianati Konstitusi Indonesia. jika Mahkamah Kehormatan DPR tidak menjatuhkan sanksi, maka lembaga legsilatif kita sudah mengalami ‘’pembusukan’’ moral. Orang – orang ini tidak pantas dipilih kembali pada pemilihan umum selanjutnya. Rakyat harus pasang mata lebar – lebar, hari ini terlalu banyak orang – orang ‘’berengsek’’yang mewakili kita (rakyat) atas nama ‘’jubah’’ kehormatan (DPR RI).
Seluruh rakyat Indonesia harus memberikan sanksi moral bagi ketua DPR RI dan wakil rakyat yang menyeret kita pada persahabatan dengan Kapitalis busuk pendukung Israel
Harusnya ketua DPR RI sadar kalau setiap tindakannya mewakili kehormatan bangsanya, bangsa terhormat tidak membangun persahabatan dengan sosok hina yang mendukung penjajahan. Dalam dunia demokrasi, penjudi - pemabok (pemilih) pasti memilih calon Presiden yang penjudi pula.
Perjudian dan alkohol memang budaya AS dan itu sah secara hukum mereka. maka Donald Trump cocok menjadi Presiden dinegara ‘’penjudi’’. Dan tentunya tidak mungkin malaikat memimpin negeri ‘’Iblis’’. Dan yang membangun persahabatan dengan Iblis tidak mungkin seorang malaikat. Maka sebelum Fadli Zon mensomasi Imam Shamsi Ali (orang Indonesia yang menjadi Imam Masjid di New York), Rakyat Indonesia harus menegur keras Wakil Ketua DPR RI tersebut.
Seluruh rakyat Indonesia harus memberikan sanksi moral bagi ketua DPR RI dan wakil rakyat yang menyeret kita pada persahabatan dengan Kapitalis busuk pendukung Israel. Dalam waktu 24 jam, Setya Novanyto dan rombongannya harus minta maaf pada rakyat Indonesia. Jika itu tidak dilakukan, mari bentuk Parlemen Jalanan, karena Palemen Senayan sudah ‘’membusuk’’ dalam ketidakpeduliannya mendengarkan kemauan rakyat. [syahid/voa-islam.com]