View Full Version
Kamis, 17 Sep 2015

Menikmati Takdir Kita Sebagai Manusia

Tiada Tuhan selain Engkau yang Maha suci Engkau sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang dzalim (QS. Al-Anbiya : 87)

Saudaraku sekalian yang di rahmati oleh Alloh banyak sekali kenikmatan-kenikmatan yang telah kita ambil untuk diri kita yang di anugerahkan olehNya sang Maha pemberi, tiada sekalian Dia mengharap imbalan atas apa yang telah diberikan kepada kita para hambaNya ini, selain menginginkan sebuah bentuk kesyukuran kita terhadap apa yang telah diberikan, baik itu bersyukur dengan cara menjalankan apa yang menjadi perintahNya dan laranganNya maupun bersyukur dalam hal bermuamalah dengan sesama mahluk ciptaanNya.

Setiap cintaNya yang ia turunkan ke bumi tidak lain menjadi sebuah faktor pembelajaran bagi manusia dan mahluk lainnya agar senantiasa memetik apa yang telah terjadi dalam dirinya maupun yang terjadi pada mahluk lainya.

Bukan tidak mungkin sebagai manusia yang tempatnya lupa dan hina kita tidak pernah berfikir bahwa apapun yang kita raih adalah semata-mata sebuah ujian yang akan meniggikan derajat kita dihadapan Alloh atau sebaliknya yang membuat kita masuk dalam lubang kehinaan yang amat mendalam.

Karena itu tidak ada pencipta, pengatur dan pelindung selain zat yang di tanganNya terdapat rahasia langit dan bumi. Maka segala sesuatu tunduk dan patuh pada aturanNya

Mari kita bersama memutar memory kita mengingat sebuah kisah dari seorang Nabi Alloh yang mulia yang bernama Yunus as. Di kisahkan bahwa Nabi Yunus as. Dilemparkan ke laut lalu seketika datang ikan besar lalu ditelan. Malam yang gelap tiada penyinar dan bertambah lagi ketika Nabi Yunus berada dalam perut ikan yang besar, sebagai Manusia Nabi Yunus merasa takut akan hal itu.

Tiadalah semua harapan bergantung kepada Alloh, ketika itu juga sang Nabi berucap dan mengikhlaskan hatinya berdo’a kepadaNya  لا إِلَهَ إِلا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ lalu dengan do’a ini pula yang menjadi sarana keselamatan dan terbebasnya beliau dari sebuah penderitaan.

Lalu apa manfaat yang kita dapat petik dari kisah ini, bahwa kita adalah manusia yang lemah dan penuh dosa, tidak ada kemampuan manusia yang bisa menandingi kemampuan sang Pencipta, karena sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang kembali mengingat Alloh.

Saudaraku, bukankah kita telah banyak disajikan tentang orang-orang sebelum kita agar kita pandai memposisikan diri untuk mengingat dan memperbaharui iman dan amalan kita. Karena itu masa depan kian menanti dan dunia semakin berubah pada setiap masa, nafsu terhadap dunia dan isinya merupakan kelalaian kita sebagai manusia.

Karena itu tidak ada pencipta, pengatur dan pelindung selain zat yang di tanganNya terdapat rahasia langit dan bumi. Maka segala sesuatu tunduk dan patuh pada aturanNya. Wallutaala ‘alam. [syahid/voa-islam.com]

Kiriman Ade Arfa Putra Ramadan

(Aktivis Pelajar Islam Indonesia Nusa Tenggara Barat)

 


latestnews

View Full Version