View Full Version
Rabu, 30 Sep 2015

Kebahagian Anak Bangsa Merupakan Tanggung Jawab Negara

Sahabat VOA-Islam...

Betapa mirisnya hati ini jika melihat berita di televisi. Banyak anak-anak bunuh diri karena tidak kuat dengan masalah yang mereka alami. Betapa kacaunya negeri kita, sampai-sampai banyak anak yang nekat mengakhiri hidupnya. Ini salah satu pertanda bahwa negara tidak mampu mensejahterakan rakyatnya.

Inilah akibat dari negara yang melanggengkan kebebasan dalam segala bidang. Sehingga masyarakat khususnya anak-anak muda selalu dicekoki dengan keinginan-keinginan yang mewah, salah satunya melalui siaran TV yang selalu menayangkan sinetron-sinetron yang kurang mendidik, dan selalu menggambarkan kehidupan modern dan mewah. Sehingga membuat anak-anak berangan-angan hidup mewah dan bersenang-senang. Bagi mereka yang tidak kuat iman, mereka meminta ke orangtuanya dengan cara memaksa. Bagi anak yang merasa terlahir dari keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah, hanya akan memendam keinginan tersebut. Sehingga di titik paling lemah cara berpikir anak-anak, mereka nekad bunuh diri karena putus asa.

Berbagai macam hal yang melatarbelakangi anak-anak muda nekad bunuh diri. Salah satu contohnya adalah mereka yang mengalami stress karena tuntutan belajar di sekolah dan tuntutan orangtua supaya anak mendapat nilai tinggi. Kebanyakan orangtua menuntut kesuksesan anak diukur dengan nilai tinggi di sekolah, lalu bisa kuliah di PT negeri ternama, mendapat gelar S1, s2, yang nantinya diharapkan bisa bekerja di pemerintahan atau perusahaan swasta/asing dengan gaji tinggi. Tidak salah memang bila ortu mempunyai angan-angan demikian. Tapi kadang mereka lupa bahwa setiap anak memiliki kekurangan dan kelebihan.

Pemerintah harus cerdas berpikir bagaimana cara mengurus rakyatnya. Mensejahterakan mereka dan membuat mereka bahagia. Karena mereka akan dimintai pertanggungjawaban atas hal itu. Termasuk kebahagiaan Anak merupakan tanggung jawab negara

Inilah fenomena yang terjadi di negeri kapitalis, banyak orangtua yang standar berfikirnya adalah kesuksesan materi. Tidak heran bila masyarakat Indonesia demikian karena memang negara kita menganut sistem yang rusak  yakni sistem demokrasi.

Rasulullah bersabda yang artinya:

“Imam/penguasa adalah pengurus rakyat dan dia bertanggungjawab atas rakyat yang diurus” (HR Bukhari Muslim)

Pemerintah harus cerdas berpikir bagaimana cara mengurus rakyatnya. Mensejahterakan mereka dan membuat mereka bahagia. Karena mereka akan dimintai pertanggungjawaban atas hal itu. Termasuk kebahagiaan Anak merupakan tanggung jawab negara.

Dan ini tidak akan terwujud jika negara kita masih memakai sistem yang salah (demokrasi). Dan solusi yang benar hanyalah, kembalikan semua masalah negara ini kepada aturan Islam. dan itu semua akan terwujud dengan Daulah Khilafah Islamiyah ‘ala minhajin nubuwwah yang sudah terbukti di era kejayaan Islam. inilah yang dinamakan berpikir cerdas. Kenapa demikian? Karena dengan khilafah, anak-anak kita akan dididik menjadi hamba-hamba yang bertakwa kepada Allah SWT.

Sehingga standar berpikir mereka adalah kebahagiaan dan keselamatan dunia akhirat. Mereka akan dididik menjadi generasi yang punya ilmu dan umur yang bermanfaat untuk kesejahteraan umat. Mereka menjadi generasi yang kuat dengan jiwa dan pikiran yang bersih yang penuh ketaqwaan kepada Allah. Segala sesuatu yang mereka lakukan hanya untuk menghaap ridho Allah.

Bila anak-anak kita jiwa dan pikirannya kuat, maka mereka akan bisa mengatasi masalah-masalah yang mereka hadapi dengan positif thinking dan jauh dari rasa ingin menuntaskan masalah dengan cara yang salah (bunuh diri). Allahu a’lam bish shawaab. [syahid/voa-islam.com]

Kiriman Asri Wahyuniati (Warga Kepatihan-Tulungagung)


latestnews

View Full Version