BANDUNG (voa-islam.com) - Muncul di intetnet alamatalamat gereja yang diterbitkan oleh Kementerian Agama Kantor Wilayah (Kanwil) Provinsi Jawa Barat (Jabar). Sayangnya, alamat-alamat tersebut palsu, ada yang alamat dan nama gerejanya ada tapi gerejanya tidak ada, seperti di Sanggar Indah Banjaran Kab. Bandung, tertulis ada 3 gereja yakni gereja Bethel Indonesia, Gereja Bethel Tabernakel dan Gereja Methodis Indonesia.
Fakta dilapangan ternyata tidak ada satupun gereja di sana, sehingga Ustadz Deni Pinto aktivis PERSIS jama'ah Sanggar Indah Banjaran protes, seenaknya aja Kemenag Kanwll Jabar menulis di Sanggar ada gereja. Protes tersebut disalurkan ke Ormas Islam Gerakan Pagar Aqidah (GARDAH) yang memang sering menangani pemurtadan dan aliran sesat.
GARDAH segera memeroses dan melakukan investigasi, baik ke wilayah Sanggar maupun ke alamat lain yang tertera disusunan alamat-alamat gereja yang di muat di laman www//jabar.kemenag.go.id, dari 3-17 September 2015. Hasilnya ternyata 50% di alamat tersebut tidak ada gereja, 40% justru yang ditemukan adalah gereja liar yang notabene gereja yang melanggar PBM (Peraturan Bersama Menteri) no 98 th 2006 atau disebut juga SPB 2 menteri.
Kabag Humas menyanggupi akan menghapusnya dan meminta maaf kesegenap tokoh masyarakat atas terbitan yang tidak akurat itu
Apa maksud Kemenag Kanwil Jabar menerbitkan daftar gereja yang liar dan alamat gereja yang palsu, serta gerejanya juga tidak ada.
“Kami sudah lelah mengawal PBM tapi justru Kemenag yang seolah melegalkan gereja liar tersebut dan menganggap ada gereja yang tidak ada menjadi ada,” begitu ungkap Ustadz Suryana Nurfatwa Ketua Umum GARDAH, pada Kamis (24/09) kepada kontributor voa-islam.com Bandung, via whatsapp.
Ustadz Herman Sekjen GARDAH menyampai surat ke Kemenag Kanwil Jabar yang isinya GARDAH pada Senin (28/09) akan mendatangi Kantor Kemenag Jabar untuk menanyakan hal tersebut di atas. Maka para petinggi GARDAH pada Senin (28/09) benar-benar mendatangi Kemenag Kanwil Jabar, karena Ustadz Suryana Nurfatwa selain ketua umum GARDAH juga koordinator FIS (Forum Islami) yang terdiri dari 11 Ormas Islam, maka 11 Ormas lainnya yang tergabung juga datang, tetapi diputuskan yang masuk hanya 3 orang perwakilan yaitu Ustadz Suryana Nurfatwa, Ustadz Herman dan Ustadz Zaenal Mutaqin Panglima Laskar Sabilillah, sementara sekitar 33 laskar dari perwakilan 11 Ormas Islam menunggu di luar dengan tertib dan menyebar.
Kedatangan GARDAH dan rombongan diterima oleh H. Abdurrahim Kabag Humas yang bertanggung jawab tentang terbita diinternet yang menjadi pokok permasalahan, karena Kakanwil Jabar sedang menunaikan ibadah haji. Dalam pertemuan itu Ustadz Suryana Nurfatwa meminta alasan tentang penerbitan gereja bodong dan meminta deretan nama dan alamat gereja bodong tersebut dihapus.
Minda Sirait (Bimas Kristen) juga ahirnya meminta maaf karena menyampaikan informasi yang salah dan setelah didesak oleh Ketua GARDAH dan Ustadz Zaenal dia mengakui fakta di lapangan deretan nama dan alamat gereja itu tidak ada
Kabag Humas menyanggupi akan menghapusnya dan meminta maaf kesegenap tokoh masyarakat atas terbitan yang tidak akurat itu. Alasannya deretan nama dan alamat gereja itu muncul karena atas laporan Surya Minda Sirait, Bimas Kristen yang juga dihadirkan pada saat itu. Minda Sirait juga ahirnya meminta maaf karena menyampaikan informasi yang salah dan setelah didesak oleh Ketua GARDAH dan Ustadz Zaenal dia mengakui fakta di lapangan deretan nama dan alamat gereja itu tidak ada dan dia mengakui itu diambil dari data lama yg juga belum pernah di cek di lapangan.
Ustadz Suryana Nurfatwa kembali mendesak agar gereja-gereja liar tersebut segera ditutup karena melanggar aturan, disusul pernyataan panglima Laskar Sabilillah Ustadz Zaenal bahwa laskar FIS akan merazia gereja-gereja liar jika dalam sebulan ini masih jalan melakukan kegiatan kegerejaan. Setelah selesai menyampaikan pertanyaan dan tuntutan serta pihak kemenag menjawab dan bersedia mengabulkan tuntutan, maka GARDAH dan rombongan yang lainya kembali ke markas FIS. [syahid/usn/voa-islam.com]