SUARA PEMBACA:
Bak di dalam dongeng kartun anak-anak negeri yang diselimuti asap, terasa sejuk dan misterius. Akan tetapi Indonesia justru diselimuti asap racun yang menyebabkan penyakit ISPA. Tidak hanya sekadar menyerang negeri ini tetapi juga menularkanya ke negeri tetangganya seperti Malaysia, Singapura serta Phuket Thailand.
Asap racunnya telah mematikan aktivitas ekonomi, di samping itu juga telah menelan korban yang tidak sedikit. Hal ini terjadi akibat dari pembakaran hutan gambut yang telah rusak parah. Bencana kabut asap ini pun selalu terjadi berulang-ulang setiap tahunnya tanpa penanganan yang tuntas dari pemerintah.
Mengapa kabut asap ini senantiasa berulang? Tentu ini masalah sistemik. Kapitalisme yang bersumber pada aturan buatan manusia yang membuat ketamakan manusia dalam mengeruk kekayaan yang ada di Indonesia telah menyebabkan kekeringan yang berkepanjangan. Lalu pihak-pihak tidak bertanggung jawab memanfaatkannya untuk memperluasa lahan perkebunan mereka.
Para pelaku pembakaran merupakan kepanjangan tangan dari perusahaan-perusahaan yang ingin meraup untung lebih banyak dengan cara membakar hutan untuk memiliki lahan yang lebih luas. Sehingga layak dikatakan bahwa sistem kehidupan sekuler-kapitalis lah yang menyebabkan banyak kerusakan di muka bumi. Itu karena kesombongan manusia yang menjauhkan kehidupan dari aturan Allah SWT. Karena kehidupan akan terganggu apabila penggarapan hutan dilakukan tanpa pengawasan.
Dengan penanganan yang sesuai dengan etika dan yang berdasarkan syariat insyaallah pengelolaan hutan gambut berupa perkebunan akan terjaga. Aturan dan hukum Allah tersebut dilaksanakan oleh khalifah sebagai kepala negara Khilafah yang kelak harus dipertanggungjawabkan kepemimpinannya di hadapan Allah swt. Penerapan aturan Islam dalam kehidupan merupakan rahmatan lil alamin yang akan dirasakan oleh seluruh umat baik muslim maupun non muslim. Itulah sistem Khilafah Islamiyyah yang mengikuti manhaj kenabian.
Henny Meilisa
(Ibu Rumah Tangga, Lembang-Bandung)