View Full Version
Jum'at, 13 Nov 2015

Pentingnya Peran Negara Dalam Perlindungan Konsumen

Sahabat VOA-Islam...

Reportasi investigasi TransTV lagi-lagi menemukan kecurangan yang dilakukan oleh oknum-oknum tidak bertanggungjawab yang membuat dan memperjualbelikan makanan berbahaya bahkan makanan dengan komposisi bahan yang haram.

Mulai dari bakpau isi daging anjing, bubur ayam (ayam sampah yang dipungut dari tempat sampah restoran cepat saji yang dicuci dengan pencuci piring untuk menghilangkan bau sampah dan bubur dengan menggunakan borax), nugget dan bakso ayam ( ayam tiren ), martabak dengan bahan pemutih keramik, gorengan dengan minyak yang ditambah plastik, kerupuk ikan (ikan sampah), susu bubuk (susu sampah yang kadaluarsa), ice cream curah (ice cream sampah yang kadaluarsa), donat dengan menggunakan bahan lilin untuk menggoreng, saus tomat dan cabai busuk ditambah zat kimia berbahaya, kue dengan pewarna textile, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Mirisnya penjual makanan berbahaya ini mayoritas berjualan di sekolah –sekolah dasar dimana konsumennya adalah anak-anak yang dalam masa pertumbuhan yang seharusnya mendapatkan makanan yang bergizi. Dari sisi konsumen yang dirugikan, memang tidak semua orangtua bisa membekali anaknya dengan makanan yang bergizi sehingga terhindar dari jajanan sekolah yang berbahaya, dan tidak semua orangtua jeli dan mewaspadai makanan-makanan yang tidak sehat sehingga anak-anak sangat tertarik untuk membeli jajanan sekolah yang murah dan dengan tampilan yang menarik.

Lalu siapa yang seharusnya bertanggungjawab untuk melindungi mereka termasuk kita orang dewasa? Sedangkan dari sisi oknum-oknum nakal ini melakukan kecurangan dengan alasan ingin mendapatkan keuntungan yang besar dengan mengurangi kebutuhan modal. Mereka beralasan cara ini mereka lakukan dengan terpaksa hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup yang semakin sulit. Yaa lagi-lagi masalah ekonomi yang menghimpit dimana segala kebutuhan meroket mulai dari kebutuhan pangan, listrik , transportasi dan lain-lain.

Dalam Islam makanan dan minuman dihukumi dengan standar halal dan haram, sehingga umat muslim mudah memilih makanan dan minuman yang halal untuk dikonsumsi, tidak hanya halal, akan tetapi harus thayyib (baik ) tidak menimbulkan bahaya atau menyebabkan sakit

Penerapan sistem ekonomi yang bercorak kapitalis telah menjadikan kemiskinan semakin membelenggu masyarakat. Akibatnya, mereka menghalalkan segala cara demi memenuhi kebutuhan perut di tengah kondisi ekonomi yang terus memprihatinkan. Lalu siapa yang seharusnya bertanggungjawab untuk memberikan solusi bagi mereka?

Perlindungan konsumen dan kesejahteraan masyarakat bukanlah masalah baru, hal ini muncul saling terkait satu sama lain karena adanya sebab akibat. Ini adalah PR besar sekaligus tanggungjawab bagi pemerintah. Walaupun telah ada lembaga yang menangani perlindungan konsumen, tetapi pada faktanya tidak sampai ke level terendah, sehingga peluang besar konsumen dicurangi masih sangat terbuka lebar. Sehingga pemerintah harus bekerja lebih lagi sehingga semua kalangan konsumen bisa terjamin keamanannya.

Dalam pandangan Islam ada aturan yang mengatur hubungan manusia dengan dirinya sendiri, dimana salah satunya di dalamnya mengenai makanan dan minuman. Dalam Islam makanan dan minuman dihukumi dengan standar halal dan haram, sehingga umat muslim mudah memilih makanan dan minuman yang halal untuk dikonsumsi, tidak hanya halal, akan tetapi harus thayyib (baik ) tidak menimbulkan bahaya atau menyebabkan sakit.

Akan tetapi yang dibutuhkan idak hanya dibutuhkan dalam memilih makanan yang halal dan thayyib tidak hanya bagusnya pemahaman individu saja, tetapi harus ada jaminan dan pengawasan langsung oleh Negara sebagai pelindung masyarakat. Begitupun kesejahteraan masyarakat adalah tanggungjawab Negara sebagai pelayan umat, sehingga kecurangan-kecurangan yang dilakukan atas dasar ketidaksejahteraan bisa dihindari.

Perlindungan dan jaminan oleh Negara ini menjadi mustahil ada saat ini di saat Negara berlepas tangan dari masalah individu, sehingga hanya akan terealisasi dengan baik Islam dijadikan aturan dalam kehidupan karena merupakan aturan yang berasal dari Allah.

 

Penulis: Aam Siti Fatimah, S.Kom

(Ibu Rumah Tangga, tinggal di Bandung)


latestnews

View Full Version